Khutbah shalat gerhana dapat dibaca pada rangkaian pelaksanaan shalat Khusuf (shalat gerhana) secara berjamaah. Disyariatkannya shalat gerhana sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW dalam hadits berikut,
"Apabila kalian melihat gerhana maka shalatlah sebagaimana shalat fardhu yang biasa kalian kerjakan." (HR Ahmad dan Nasa'i)
Dalam hadits lainnya dari Aisyah RA dijelaskan pula terkait sholat gerhana bulan. Dia berkata,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah sholat, dan bersedekahlah." (HR Bukhari).
Hukum dari shalat Khusuf ialah sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan, baik bagi pria maupun wanita. Shalat ini paling utama dilaksanakan secara berjamaah, sebagaimana dikatakan dalam buku Al Wajiz Fiqh As-sunnah Sayyid Sabiq oleh Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi terjemahan Tirmidzi, Futuhal Arifin dan Farhan Kurniawan.
Contoh Khutbah Shalat Gerhana
Berikut ini beberapa contoh teks khutbah Shalat Gerhana yang dapat dibawakan pada pelaksanaan salat gerhana berjamaah.
1. Khutbah Shalat Gerhana: Gerhana Bulan, Tanda Kebesaran Allah
Disusun oleh Tim Hisab Ruyat dan Syariah Bimas Islam Kementerian Agama RI (Sumber: Kemenag.go.id)
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْــمَلِكِ الْحَقِّ الْــمُبِيْنِ، اَلَّذِي أَرْسَلَ آيَاتِهِ عِبْرَةً لِلْمُعْتَبِرِيْن أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه إِلَهُ اْلأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِينَ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمّداً عَبْدُهُ ورَسُولُهُ الْــمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَــــمِيْنَ, اللَّهُمَّ صلِّى وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . أمَّا بَعْدُ
يَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ , فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنْفُسِكُمْ ۗ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ .وَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Jamaah Salat Gerhana Bulan yang Berbahagia,
Hari ini, kita melihat fenomena alam berupa Gerhana Bulan. Gerhana adalah bukti kebesaran Allah. Gerhana bukan sebagaimana diyakini sebagian masyarakat dulu, bahwa itu peristiwa ditelannya bulan, atau penanda bencana bagi petani, peternak, dan lainnya. Keyakinan seperti itu tidak benar. Gerhana adalah salah satu bukti akan Kemahakuasaan Allah Swt.
Jamaah Salat Gerhana Bulan yang Berbahagia,
Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yâsîn ayat 40:
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (orbit).
Ayat ini menjelaskan bahwa terjadinya gerhana adalah ketika matahari, bulan, dan bumi berada di satu garis lurus. Jika bulan menghalangi cahaya matahari ke bumi, maka itu adalah gerhana matahari. Jika bumi menghalangi cahaya matahari sampai ke bulan maka disebut dengan gerhana bulan. Itulah fenomena alam yang kadang terjadi.
Allah menciptakan bulan sebagai cahaya, matahari sebagai sumber cahaya, dan Allah menciptakan orbit atau garis edar segala benda langit untuk kehidupan manusia di bumi, dan sebagai tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berfikir. Oleh karena itu, marilah kita tinggalkan mitos-mitos ketika terjadi gerhana bulan atau gerhana matahari, tetapi kita banyak beristighfar banyak mohon ampun dan selalu bertaqarrub kepada Allah SWT.
Jamaah Salat Gerhana Bulan yang Berbahagia,
Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada kita bila terjadi gerhana untuk berdoa kepada Allah, mendirikan salat sunnah gerhana, bertakbir dan bersedekah, sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, yang berbunyi:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah."
Selain itu, Nabi Muhammad juga mengajarkan bahwa ketika gerhana terjadi, hendaknya kita menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT. Sebab, peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.
Juga mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam Salat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam Salat Kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah, surga dan neraka. Bahkan, beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai salat gerhana, beliau bersabda, "Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (H.R. Muttafaq alaih).
Maka dari itu, marilah kita persiapkan hal-hal yang diperintahkan oleh Nabi, dan marilah kita usahakan untuk dapat mengamalkan apa yang diperintah oleh Nabi Muhammad SAW.
Hadirin yang Berbahagia
Betapa kecilnya manusia jika dilihat dari kajian ilmu pengetahuan modern. Bulan yang sedang mengalami gerhana kali ini, hanyalah komponen sangat kecil dari materi alam semesta ini. Sedangkan segala hal yang membentuk isi alam semesta hanyalah berkontribusi pada secuil materi yang telah diketahui ilmu pengetahuan saat ini, sementara sisanya, sama sekali belum kita ketahui.
Keagungan Allah SWT seharusnya mengarahkan kita pada kesadaran akan ketakberdayaan diri kita. Sehingga memunculkan sikap merasa bersalah, memperbanyak istighfar dan selalu mohon ampunan kepada Allah SWT.
Peristiwa gerhana bulan semestinya menyadarkan kita akan kebesaran Allah. Momen gerhana bulan menjadi media untuk memperbanyak permohonan ampun, taubat, untuk kembali kepada Allah.
Semoga fenomena gerhana kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada Allah Swt, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta menjaga kita untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita.
Jamaah Salat Gerhana Bulan yang Berbahagia
Pada saat gerhana bulan ini, marilah kita tingkatkan motivasi kita untuk belajar memahami alam semesta ini.
Semoga Allah memudahkan segala urusan kita untuk meningkatkan ibadah kepada-Nya dan memikirkan segala keindahan ciptaan-Nya. Sebagaimana surat Ali Imran ayat 190 sd 191 Allah berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۞الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ۞
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ, وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ , وَ تَقَبَّلَ مِنّي وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ , أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَ أَسْتَغْفِرُ اللهُ لِي وَ لَكُمْ وَ لِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. . رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
2. Khutbah Shalat Gerhana Bulan: Membantah Mitos dengan Mengagungkan Kekuasaan Allah
KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَاخْتِلَافَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلۡفُلۡكِ ٱلَّتِي تَجۡرِي فِي ٱلۡبَحۡرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٖ فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٖ وَتَصۡرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلۡمُسَخَّرِ بَيۡنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ ١٦٤
Hadirin wal hadirat, kaum muslimin jamaah shalat khusuf rahimakumullah
Marilah kita bersyukur kehadirat Allah SWT Zat yang telah menciptakan alam semesta dengan segenap benda-benda langit beredar mengikuti kehendak-Nya. Atas berkat rahmat Allah lah manusia dapat merasakan nikmatnya hidup di muka bumi ini. Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. Manusia pilihan Tuhan yang diutus kepada bani Adam agar menjadi rahmat bagi seluruh alam. Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Ma'asyiral muslimin yang berbahagia,
Gerhana bulan bagi kita adalah peristiwa biasa. Di zaman dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, gerhana bulan tidak dianggap sebagai suatu peristiwa aneh atau ajaib. Bahkan waktu kejadiannya pun dapat diperkirakan secara akurat melalui perhitungan astronomis yang tepat.
Akal manusia sanggup memberikan penjelasan secara ilmiah bahwa peristiwa ini terjadi pada saat matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis ekliptika di jagat raya. Posisi bulan yang terhalang oleh bumi mengakibatkan sinar matahari tidak dapat diterima oleh bulan sehingga permukaan bumi yang menghadap ke arah bulan tidak memperoleh pantulan sinar matahari oleh bulan. Peristiwa inilah yang dinamakan gerhana bulan. Pada saat itu manusia merasakan gelapnya malam pada malam pertengahan bulan yang biasanya cahaya bulan menerangi permukaan bumi.
Inilah kekuasaan Allah Swt. Peristiwa gerhana bulan tidak terkait dengan kejadian-kejadian yang dipercayai secara ghaib. Tidak pula terkait dengan mati atau hidupnya seseorang. Rasulullah Saw telah menjelaskan di dalam sabdanya.
Dari al-Mughirah bin Syu'bah, ia berkata:
"Matahari mengalami gerhana (kusuf) di zaman Rasulullah saw pada hari meninggalnya Ibrahim. Orang-orang berkata: 'Matahari mengalami gerhana karena meninggalnya Ibrahim'. Maka Rasulullah saw bersabda: 'Sesungguhnya matahari dan bulan itu tidak mengalami gerhana karena mati atau hidupnya seseorang, jika kalian melihat gerhana maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah'." (HR. Bukhari, Ahmad, al-Baihaqi, Ibnu Khuzaimah dan al-Bazzar)
Dari Abu Bakrah ra ia berkata:
"Matahari mengalami gerhana di masa Rasulullah saw, lalu beliau saw keluar sambil menarik kainnya hingga berhenti di masjid, sementara orang-orang berkumpul di sekitarnya. Kemudian beliau shalat dua rakaat mengimami mereka, lalu matahari itu terang kembali. Maka beliau saw berkata: 'Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan dua tanda dari tanda-tanda kekauasaan Allah Swt, dan keduanya itu tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang. Jika terjadi (peristiwa) seperti itu maka shalatlah kalian dan berdoalah, hingga apa yang ada pada kalian ditampakkan kembali'. Hal ini terjadi bertepatan dengan meninggalnya salah seorang putra beliau saw, namanya Ibrahim, dan orang-orang memperbincangkan hal tersebut." (HR. Bukhari, Ibnu Hibban, Ahmad dan an-Nasai)
Kedua hadits tersebut mengajarkan kepada kita bagaimana umat Islam mesti menyikapi peristiwa gerhana matahari dan bulan. Pertama, bahwa peristiwa alam ini terjadi atas kehendak Allah Swt. Bukan peristiwa mistik, tahayul, dan khurafat. Allah Swt Maha Berkehendak terhadap mahluk-Nya. Artinya meyakini adanya cerita-cerita bohong seputar gerhana merupakan perbuatan syirik yang diharamkan dalam Islam.
Kedua, sebaliknya terjadinya gerhana menunjukkan kekuasaan Allah Swt sebagai Sang Khalik Al Mudabbir, Sang Pencipta yang Maha Pengatur. Tidak ada sesuatupun terjadi melainkan Allah yang menghendakinya. Oleh karena itu, yang ketiga, Islam menyuruh kita untuk mengerjakan shalat sunnah khusuf pada saat terjadinya gerhana, memperbanyak zikir, doa, dan saling menasihati dalam kebaikan. Semua ini adalah dalam rangka memuji kebesaran-Nya seraya memperbaiki kualitas perbuatan kita.
Jamaah shalat khusuf rahimakumullah
Malam ini Allah perlihatkan kepatuhan makhluk-Nya. Allah tunjukkan bagaimana makhluk Allah yang bernama bulan berjalan pada orbitnya, tak pernah mengingkari ketetapan Allah SWT, tunduk dan patuh kepada-Nya.
Allah Swt berfirman:
لَا ٱلشَّمۡسُ يَنۢبَغِي لَهَآ أَن تُدۡرِكَ ٱلۡقَمَرَ وَلَا ٱلَّيۡلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِۚ وَكُلّٞ فِي فَلَكٖ يَسۡبَحُونَ ٤٠
"Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai tandan yang tua. Tidaklah mugkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS.Yaa-Siin: 37-40).
Sebagaimana bulan berputar mengikuti orbitnya, benda-benda dan hewan-hewan di alam semesta lainnya pun memiliki sifat sebagaimana ditentukan oleh Allah Swt. Ketentuan yang berlaku pada benda-benda dan hewan-hewan inilah yang disebut dengan sunnatullah atau hukum Allah itu. Perhatikanlah Firman Allah ini:
إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلۡفُلۡكِ ٱلَّتِي تَجۡرِي فِي ٱلۡبَحۡرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٖ فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٖ وَتَصۡرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلۡمُسَخَّرِ بَيۡنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ ١٦٤
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS.al-Baqarah: 164)
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Allah SWT telah menentukan arah perjalanan bagi semua makhluk-Nya, termasuk kita manusia. Kepada manusia, Allah memberikan tuntunan agar selamat dalam mengarungi kehidupan dunia ini, hingga nanti ke akhirat. Allah SWT memilih utusan-Nya, manusia terbaik di muka bumi, sebagai pembawa risalah dan suri teladan. Dialah Rasulullah Muhammad SAW. Maka hanya orang-orang yang menggunakan akalnya sajalah yang mengikuti petunjuk Allah SWT dan mengikuti jejak Rasulullah SAW.
قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ١٠٨
Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik" (QS. Yusuf: 108)
Di samping jalan Allah, sesungguhnya terbentang jalan-jalan setan. Inilah jalan kemaksiatan. Mungkin tampak indah di depan mata, tapi celaka pada akhirnya. Jalan ini siap membelokkan manusia dari orbit yang seharusnya yakni ketaatan kepada Allah saja menuju murka Allah SWT. Allah SWT berfirman:
ٱللَّهُ وَلِيُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَوۡلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّٰغُوتُ يُخۡرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِۗ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ٢٥٧
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al Baqarah: 257)
Jamaah shalat gerhana yang berbahagia
Jalan kebenaran itu adalah jalannya Allah, jalannya para Nabi Allah, jalannya para sahabat Muhammad Rasulullah, dan jalannya orang-orang sesudahnya yang mengikuti petunjuk al Qur'an dan as sunnah. Sungguh pun orang-orang ini sedikit akan tetapi marilah kita tetap berpegang teguh di jalan kebenaran dan jangan mengikuti jalannya kebanyakan orang yang berada di jalan kesesatan, sebagaimana disebutkan di dalam Firman-Nya:
وَإِن تُطِعۡ أَكۡثَرَ مَن فِي ٱلۡأَرۡضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنۡ هُمۡ إِلَّا يَخۡرُصُونَ ١١٦ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ مَن يَضِلُّ عَن سَبِيلِهِۦۖ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١١٧
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al An'am: 116-117)
Mengakhiri khutbah ini, khatib mengajak kepada jamaah seluruhnya, sebagaimana bumi, matahari, dan bulan tunduk dan patuh pada ketentuan Allah, tidak sedikitpun makhluk Allah ini bergeser dari garis edarnya, marilah kita semua tunduk dan patuh kepada Allah Yang Maha Pengatur. Ketundukan dan kepatuhan ini kita wujudkan dalam bentuk tetap beriman kepada-Nya dan melaksanakan hukum-hukum Allah. Jangan sekali-kali kita melenceng dari hukum-hukum-Nya karena melenceng dari hukum-Nya sama saja bumi, matahari, dan bulan melenceng dari garis edarnya. Dan kita mengetahui apa yang akan terjadi apabila benda-benda ini keluar dari garis edarnya.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ،
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
3. Khutbah Shalat Gerhana: Fenomena Alam yang Jadi Bukti Kekuasaan Allah
الْحَمْدُ لله الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ، لِتَعْلَمُواْ عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ، مَا خَلَقَ اللّهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ، يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى نبيّنا مُحَمّدٍ، وَعَلَى اَلِهِ وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،... أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ،. قَالَ اللهُ تَعاَلَى فِي اْلقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ: " وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَر، لَا تَسْجُدُواْ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُواْ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ "
Jamaah shalat gerhana rahimakumullah......
Segala puji hanya untuk Allah tabaaroka wa Ta'ala, shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada uswah hasanah kita Nabi agung Rasulullah Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, sahabatnya dan seluruh pengikut sunnahnya yang setia hingga akhir jaman.
Jamaah shalat gerhana rahimakumullah......
Sebagai suatu peristiwa alam yg sangat menakjubkan, maka gerhana bulan telah terjadi berulangkali dalam pentas kehidupan manusia. Bahkan siklus terjadinya gerhana bulan pada masa yg akan datang dengan menggunakan ilmu Hisab & falak (astronomi) atas seizin Allah SWT sudah dapat diprediksi secara akurat, & nyaris tidak pernah meleset dg peristiwa yg sesungguhnya. Demikian juga peristiwa gerhana matahari total yg terjadi pada hari ini persis seperti perhitungan yg dilakukan oleh para ahli ilmu hisab & astronomi dengan seizin Allah.
Banyak masyarakat awam di tanah air kita terutama pada masa lampau banyak yg tidak paham bagaimana menyikapi fenomena alam ini. Diantara mereka ada yg memiliki mitos, dimana mereka meyakini bahwa gerhana bisa terjadi karena ada sosok makhluq raksasa yg disebut Batara Kala yg marah kemudian menelan matahari atau rembulan. Lalu masyarakat menyuruh seluruh wanita yg sedang hamil untuk bersembunyi di bawah kolong tempat tidur & masyarakat menumbuk lesung dengan alu dan menabuh kentongan untuk menakut-nakuti & mengusir raksasa jahat tersebut agar pergi & mengeluarkan matahari atau rembulan yg ditelannya.
Sementara itu di negeri Cina, dahulu orang percaya bahwa gerhana terjadi disebabkan karena seekor naga langit membanjiri sungai dg darah lalu menelannya. Itulah sebabnya, kenapa bangsa Cina menyebut gerhana sebagai "chih" yang artinya "memakan".... Di Jepang, dahulu orang percaya bahwa gerhana terjadi karena ada racun yang disebarkan ke bumi. Untuk menghindari air di bumi terkontaminasi oleh racun tersebut, maka masyarakat kemudian menutupi sumur-sumur mereka.
Ada juga masyarakat yang meyakini bahwa bulan & matahari adalah sepasang kekasih, sehingga apabila mereka berdekatan maka akan saling memadu kasih sehingga timbullah gerhana sebagai bentuk percintaan mereka.
Sedangkan orang-orang Quraisy di Jazirah Arab pada masa lalu, ada yang beranggapan bahwa gerhana bulan bisa terjadi karena sebab-sebab tertentu, diantaranya disebabkan oleh adanya kematian atau kelahiran seseorang. Kepercayaan ini dipegang secara turun temurun sehingga menjadi keyakinan umum masyarakat Quraisy di zaman itu.
Di zaman Rasulullah SAW pun, ketika terjadi gerhana matahari yg secara kebetulan bersamaan dengan meninggalnya putra Rasulullah SAW yg bernama Ibrahim (pada usia 18 bulan), Ibrahim adalah putera beliau yang terlahir dari Rahim salah satu isteri beliau yang bernama Mariyah Al Qibthiyyah Al Mishriyyah (berasal dari Mesir). Tatkala Ibrahim meninggal, Nabi SAW meneteskan air mata & begitu sedih. Saat itu, sebagian orang menganggap bahwa terjadinya gerhana saat itu semata-mata disebabkan oleh meninggalnya Ibrahim Bin Muhammad SAW.
Jamaah shalat gerhana yang dimuliakan Allah...
Maka pertanyaan yang perlu dimunculkan berkaitan dengan hal tersebut. Manakah yang benar diantara keyakinan-keyakinan masyarakat di atas? Menurut pandangan Islam, ternyata setelah dicrosscek-kan dengan dalil-dalil yang ada di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits ternyata tak satu ayat atau Haditspun yang membenarkan dan mendukung keyakinan-keyakinan tersebut.
Justru Islam berpandangan bahwa Semua kepercayaan tersebut itu tak lain hanyalah mitos atau takhayul dan khurofat yg lahir karena pengetahuan masyarakat yg sangat terbatas dan sangat tidak memadai tentang alam, khusunya bumi, matahari dan rembulan dan tidak dibimbing oleh wahyu Allah SWT. Maka kemudian potensi untuk mengabdi kepada sang Maha pencipta & tanpa mendapat Bimbingan Wahyu Allah SWT maka lahirlah kepercayaan semisal animisme & dinamisme yang sesungguhnya di dalam Islam termasuk kesyirikan yg wajib dihindari & dijauhi karena perbuatan syirik akan menyebabkan pelakunya menjadi orang yg bangkrut total di akhirat karena semua pahala ibadah yang pernah ia peroleh akan hilang bagaikan debu tersapu air hujan yg deras.
Maka kemudian keyakinan & anggapan yang batil & menyimpang tersebut kemudian dikoreksi oleh Rasulullah SAW sec. gamblang & tegas. Dlm sebuah Hadits yg diriwayatkan Al-Bukhari:
" إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا وَادْعُوا اللَّهَ "
"Sesungguhnya gerhana matahari & bulan tdk terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalat dan berdo'alah.'" (HR. Bukhari)
Demikian juga dalam sabda Nabi SAW yang lain yang berbunyi:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا (رواه البخاري)
"Sesungguhnya matahari & bulan adalah dua tanda di antara tanda-2 kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo'alah kpd Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat & bersedekahlah." (HR. Bukhari)
Jamaah shalat gerhana yang rahimakumullah......
Dari 2 Hadits Nabi SAW yg diriwayatkan oleh Al-Bukhari tersebut dapat ditarik 3 kesimpulan:
Kesimpulan Pertama, Peristiwa terjadinya gerhana matahari atau rembulan sama sekali tidak ada hubungannya sama sekali dengan meninggal atau lahirnya seseorang, baik seseorang itu dari kalangan orang-orang biasa maupun orang-orang terhormat.
Kesimpulan kedua, fenomena gerhana matahari & rembulan adalah salah satu dari tanda-2 kekuasaan Allah SWT. Sebagai bukti utama bahwa Allah Maha Kuasa adalah Adanya keteraturan alam raya ini mustahil alam ini dapat berjalan dengan sangat teratur jika tidak ada yang Kuasa mengatur dan yang Kuasa Mengatur itulah Allah Rabb sekalian alam yang Maha Mulia, yang tiada sekutu bagi-Nya.
Jamaah shalat gerhana yang rahimakumullah......
Dalam Al-Qur'an ada 10 ayat lebih yg menerangk. tentang matahari & rembulan diantaranya QS. Fushilat: 37:
وَمِنۡ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيۡلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُۚ لَا تَسۡجُدُواْ لِلشَّمۡسِ وَلَا لِلۡقَمَرِ وَٱسۡجُدُواْۤ لِلَّهِۤ ٱلَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ
"Dan di antara tanda-2 kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah." (QS. Al Fushilat:37)
Jamaah shalat gerhana yang rahimakumullah......
Diturunkannya QS. Fushilat:37 diatas Sesungguhnya menunjukkan Betapa sayangnya Allah terhadap manusia: Matahari & rembulan yang selalu bergerak pada porosnya dan berkeliling pada orbitnya mengajarkan kepada manusia bahwa makhluk harus selalu taat kepada perintah Tuhan-Nya, Fenomena pergantian siang & malam adalah cara bersujudnya bumi, mk manusia pun seharusnya ikut bersujud dengan cara menjalankan sholat 5 waktu, serta qiyamul lail Kemudian Allah mengingatkan manusia dengan kalimat:
"لَا تَسۡجُدُواْ لِلشَّمۡسِ وَلَا لِلۡقَمَرِ".
(Jangan bersujud kepada matahari dan tidak juga (sujud) kepada bulan), dilanjutkan dengan
"وَٱسۡجُدُواْۤ لِلَّهِۤ ٱلَّذِي خَلَقَهُنَّ"
(tapi bersujud-lah kepada Allah yang menciptakannya).
"إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ"
(begitulah hendaknya kamu beribadah/mengabdi).
Kesimpulan ketiga,
Jika terjadi gerhana maka kita diperintahkan untuk mengerjakan 4 hal: yaitu berdoa, bertakbir, sholat dan bersedekah. Hal itu didasarkan kepada sebuah riwayat Dari Aisyah Ra., beliau bercerita bahwa pada masa Rasulullah SAW terjadi gerhana matahari, lalu beliau mengerjakan shalat bersama orang-orang (para sahabat) . Maka beliau berdiri dan memanjangkan waktu berdiri, lalu beliau ruku dan memanjangkannya.
Kemudian beliau berdiri dan memanjangkannya --berdiri yang kedua ini tidak selama berdiri pertama-. Setelah itu, beliau ruku & memanjangkan ruku, ruku-nya ini lebih pendek dari ruku pertama.
Selanjutnya, beliau sujud & memanjangkan-nya. Kemudian beliau mengerjakan pada rakaat kedua seperti apa yang beliau kerjakan pada rakaat pertama. Setelah itu, beliau berbalik sedang matahari telah muncul. Lalu beliau memberikan khutbah kepada orang-orang. Beliau memanjatkan pujian & sanjungan kpd Allah. & setelah itu, beliau bersabda:
"Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan dua (tanda) dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak juga karena kehidupan seseorang. Oleh karena itu, jika kalian melihat hal tersebut maka hendaklah kalian berdo'a kepada Allah, bertakbir, shalat dan bersedekah". Setelah itu, beliau bersabda : "Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang yg lebih cemburu dari Allah jika hambaNya, laki-2 atau perempuan berzina. Wahai umat Muhammad, seandainya kalian mengetahui apa yg aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa & banyak menangis" (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagaimana isi hadis nabi SAW diatas ada 4 ibadah yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh seorang muslim jika terjadi gerhana, baik matahari maupun bulkan, yaitu:
Pertama, Memperbanyak berdoa.
Sebagian manusia ada yang rajin berdoa saat miskin, saat ditimpa penyakit yg parah, banyak hutang, banyak masalah, sulit mencari nafkah, saat menginginkan jabatan, saat rumah tangga-nya kacau, akan tetapi ketika telah melimpah hartanya, sehat kembali tubuhnya banyak duitnya, terpecahkan masalahnya, telah sukses meraih jabatan yang diinginkan, maka mereka mulai malas bahkan sama sekali tidak mau berdoa kepada Allah SWT, pada hal Allah SWT telah memerintahkan Hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya, sebaliknya Allah SWT amat murka kepada hamba yang enggan berdoa, QS. Al-Mukmin (Ghafir): 50
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Dan Rabbmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesung-guhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." (QS. Al Mukmin: 60).
Kedua, banyak bertakbir
Takbir, adalah seruan yang dikumandangkan untuk memuliakan nama Allah Ta'ala. Takbir seringkali kita dengar dan diucapkan, seperti dalam azan dan ketika sholat....Ketika kita bertakbir, pada hakikatnya, kita mengakui betapa kecil dan tak berdayanya diri kita ini dibandingkan dengan Allah SWT yang Maha Besar. Hamba yang bertakbir adalah hamba yang memprioritaskan urusan dengan Allah di atas urusan yang lain....
- Belum dikatakan bertakbir jika ada orang yang mendengar adzan tapi tidak segera bergegas menuju masjid dan tempat sholat lainnya untuk mengerjakan sholat dengan berjamaah....
- Belum dikatakan bertakbir jika ada orang yang duitnya banyak akan tetapi enggan membayar zakat, infaq dan sedekah serta menunaikan haji.
Ketiga, Mengerjakan Sholat gerhana
Keempat, Memperbanyak Bersedekah
Sedekah memiliki sejumlah keutamaan dan keistimewaan sebagaimana dijelaskan . Di Dalam beberapa ayat di dalam Alqur'an serta beberapa Hadits Nabi SAW diantaranya:
- Sedekah bertujuan utk menyucikan harta & diri muzaki agar menjadi penenteram batin mereka
- Orang bersedekah berhak mendapat rahmat Allah,
- Sedekah itu memadamkan panasnya kubur dan orang yang bersedekah dengan ikhlas akan mendapatkan naungan pada hari kiamat.
- Sedekah memadamkan murka Ilahi
- Sedekah menjadi sebab disembuhkannya penyakit
- Sedekah itu akan mendapatkan keberkahan dalam hidup dan tambahan rezeki,
Jamaah Sholat gerhana rahimakumullah..........
Demikian khutbah singkat yg dapat kami sampaikan, mengakhiri khutbah ini marilah kita berdoa: Kita memohon kpd Allah SWT agar kita, keluarga kita & bangsa kita senantiasa diberi limpahan nikmat, hidayah, taufiq& inayah serta dijauhkan dari berbagai kejelekan & musibah,
اللهم صلِّ وسلم وبارِكْ على عبدِكَ ورسولِكَ محمدٍ وعلى آله وصحبه السابقين أجمعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدّين برحمتك يا أرحم الراحمين...اللهم اغفِرْ لِلْمُسْلِمينَ وَالمْسُلْماتِ، والمؤمنينَ والمؤمناتِ، الأحياء منهم والأموات إنك سميعٌ قريبٌ مجيبُ الدعواتِ يا قاضيَ الحاجاتِ، ،... اللّهم أرنا الحقّ حقّا وارزقنا اتّباعه, وأرنا الباطلا باطلا وارزقنا اجتنابه.رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
...رَبّنا لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَلاَ عَيْبًا إِلاَّ سَتَرْتَهُ، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا، وَلاَ ضَالاًّ إِلاَّ هَدَيْتَهُ، وَلاَ مَرِيْضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَلاَ مَيْتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ... اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، سبحان ربك رب العزّة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين
Baca juga: Niat dan Waktu Sholat Gerhana Bulan |
(inf/erd)
Komentar Terbanyak
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Hukum Merayakan Maulid Nabi Menurut Pandangan Ulama
4 Sifat Nabi Muhammad SAW yang Patut Diteladani