Khutbah Jum'at memegang peranan penting sebagai media dakwah dan pembinaan umat. Melalui khutbah, nilai-nilai keimanan sekaligus tanggung jawab sosial dapat disampaikan secara efektif untuk memperkuat karakter dan semangat kebangsaan yang berlandaskan tauhid.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Jumu'ah ayat 9,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan salat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
Dalam momentum kemerdekaan, khutbah dapat menjadi sarana strategis untuk membangun jiwa kepahlawanan dan menumbuhkan rasa syukur atas anugerah kemerdekaan. Berikut ini adalah contoh teks khutbah kemerdekaan yang dirangkum dari buku Khutbah Jum'at Masjid Istiqlal yang disusun oleh Prof. Dr. KH. M. Asrorun Ni'am Sholeh, M.A. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa.
Contoh Teks Khutbah Jumat tentang Kemerdekaan
Khutbah Pertama
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً صَفَا مَوْرِدُهَا وَرَاقَ، نَرْجُوْ بِهَا النَّجَاَةَ مِنْ نَارٍ شَدِيْدَةِ الْإِحْرَاقِ، وَأَنْ يَهُوْنَ بِهَا عَلَيْنَا كُرْبُ السِّيَاقِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفُ الْخَلْقِ عَلَى الْاِطْلَاقِ، اَلَّذِيْ أُسْرِيَ بِهِ عَلَى الْبُرَاقِ، حَتَّى جَاوَزَ السَّبْعَ الطِبَاقَ
أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ أَيْضًا: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hadirin Jamaah Jumu'ah rahimakumullah,
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, serta seluruh kaum muslimin dan muslimat hingga akhir zaman.
Hadirin Jamaah Jumu'ah rahimakumullah
Mengawali khutbah di siang yang penuh barakah ini, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Salah satu inti dari keimanan adalah kemampuan membebaskan diri dari penghambaan kepada sesama makhluk menuju kepasrahan total kepada Al-Khaliq.
Spirit keimanan inilah yang mendorong setiap umat Islam untuk memerdekakan diri, lepas dari segala belenggu perbudakan kepada sesama makhluk, menuju penghambaan hakiki hanya kepada Sang Ilahi Rabbi. Dalam kesadaran tauhid ini, demi mewujudkan kebangsaan yang bebas, kita menyatakan kemerdekaan dari penjajahan dan perbudakan. Kemerdekaan yang kita peringati setiap bulan Agustus merupakan panggilan keimanan dan buah kesadaran ketuhanan.
Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945:
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."
Hadirin Jamaah Jumu'ah rahimakumullah
Bagi bangsa Indonesia, bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan. Nikmat kemerdekaan yang kita rasakan adalah buah rahmat Allah SWT, sekaligus panggilan tauhid. Setiap awal Agustus, Presiden RI memulai bulan kemerdekaan dengan Dzikir Akbar di Istana Negara, sebagai bentuk syukur dan kesadaran bahwa kemerdekaan ini adalah karunia dari Allah SWT.
Kesadaran keimanan ini melahirkan komitmen untuk melepaskan diri dari perbudakan modern, seperti menghamba kepada harta, kekuasaan, atau sesama makhluk-Nya. Dzikir Akbar sebagai pembuka rangkaian bulan kemerdekaan merupakan sunnah hasanah yang perlu dilestarikan oleh siapa pun pemimpinnya, dan oleh kita semua sebagai umat beragama.
Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim ayat 7:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Arab latin: Wa iż ta'ażżana rabbukum la'in syakartum la'azīdannakum wa la'in kafartum inna 'ażābī lasyadīd(un).
Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras."
Syukur ini semakin penting ketika pasca proklamasi kemerdekaan hingga hari ini kita dikaruniai kepemimpinan negara yang menjamin rasa aman, kebebasan beribadah, serta terpenuhinya kebutuhan hidup. Imam al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sulthaniyyah menyebutkan:
"Kepemimpinan (Imamah) itu dibangun sebagai pengganti fungsi kenabian dalam menjaga agama serta mengurus urusan dunia."
Kehadiran NKRI sebagai buah proklamasi adalah nikmat yang harus kita syukuri. Cara pandang positif akan memudahkan kita bersyukur, sedangkan pandangan negatif hanya melahirkan keluh kesah dan keputusasaan. Banyak umat Islam di berbagai belahan dunia yang karena kurang bersyukur, justru melalaikan persatuan, sehingga terjebak dalam pertikaian dan peperangan yang tidak berkesudahan.
Hadirin Jamaah Jumu'ah rahimakumullah
Syukur secara verbal melalui dzikir harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Para syuhada dan pendiri bangsa telah mengorbankan jiwa demi kemerdekaan. Kepahlawanan mereka tercatat dalam sejarah dan tetap hidup di hati kita. Kini, kita dituntut untuk mencatat kepahlawanan kita sendiri dengan menanam kebaikan yang buahnya akan dinikmati generasi mendatang.
Allah SWT mengingatkan dalam surah Al-Hasyr ayat 18:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Arab latin: Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad(in), wattaqullāh(a), innallāha khabīrum bimā ta'malūn(a).
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Mengisi kemerdekaan dapat dilakukan dengan melaksanakan jihad digital, menjaga kesepakatan nasional, dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Jihad digital berarti memanfaatkan teknologi untuk membangun peradaban, menghindari penyebaran hoaks, ujaran kebencian, fitnah, dan kebohongan.
Dalam hal ini Allah SWT memerintahkan tabayyun dalam surah Al-Hujurat ayat 6,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Arab latin: Yā ayyuhal-lażīna āmanū in jā'akum fāsiqum binaba'in fa tabayyanū an tuṣībū qaumam bijahālatin fa tuṣbiḥū 'alā mā fa'altum nādimīn(a).
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.
Serta memperingatkan dalam ayat 12 untuk menjauhi prasangka, ghibah, dan fitnah.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Arab latin: Yā ayyuhal-lażīna āmanujtanibū kaṡīram minaẓ-ẓann(i), inna ba'daẓ-ẓanni iṡmuw wa lā tajassasū wa lā yagtab ba'ḍukum ba'ḍā(n), ayuḥibbu aḥadukum ay ya'kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumūh(u), wattaqullāh(a), innallāha tawwābur raḥīm(un).
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
Nabi SAW bersabda:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR Bukhari dan Muslim)
Menjaga kesepakatan nasional berarti menaati aturan yang tidak bertentangan dengan syariat. Ancaman bagi negara kini datang dalam bentuk ideologi, ekonomi, moral, dan budaya. Jihad konstitusi diperlukan demi menjaga NKRI, Pancasila, dan UUD 1945. Nabi SAW bersabda:
"Setiap Muslim terikat atas syarat-syarat yang telah disepakati." (HR Abu Dawud dan Al-Hakim)
Kita juga wajib taat kepada ulil amri selama tidak diperintah untuk maksiat. Nabi SAW bersabda:
"Seorang muslim akan mendengar dan patuh terhadap perintah yang ia sukai atau benci, selama ia tidak diperintah untuk maksiat. Jika diperintah maksiat, maka tidak wajib mendengar dan menaati." (HR Bukhari)
Dalam urusan perkawinan, undang-undang telah jelas melarang perkawinan sesama jenis dan beda agama, sejalan dengan Surat Edaran MA No. 2/2023.
Berpartisipasi dalam pembangunan termasuk ikut serta dalam pemilu untuk memilih pemimpin yang memenuhi kriteria iman, takwa, jujur (siddiq), amanah, tabligh, fathonah, dan memperjuangkan kemaslahatan umum. Allah SWT berfirman dalam An-Nisa ayat 58 agar amanah disampaikan kepada yang berhak.
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
Arab latin: Innallāha ya'murukum an tu'addul-amānāti ilā ahlihā, wa iżā ḥakamtum bainan-nāsi an taḥkumū bil-'adl(i), innallāha ni'immā ya'iẓukum bih(ī), innallāha kāna samī'am baṣīrā(n).
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Nabi SAW mengingatkan:
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia." (HR Thabrani)
Hadirin Jamaah Jumu'ah rahimakumullah
Semoga khutbah ini menjadi pengingat agar kita mengisi kemerdekaan dengan semangat kepahlawanan, kontribusi positif, dan syukur yang nyata. Aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
Rekening Isi Uang Yayasan Diblokir PPATK, Ketua MUI: Kebijakan yang Tak Bijak
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Ayu Aulia Sempat Murtad, Kembali Syahadat karena Alasan Ini