Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menjelaskan secara mendetail pada wudhu, terutama bagian-bagian tubuh mana yang harus dicuci dan dibasuh. Sedangkan shalat, meskipun wajib dan menjadi rukun Islam tidak dijelaskan secara detail. Hanya Nabi pernah menyatakan: Shallu kama raitumuni ushalli (Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat). Penjelasan wudhu diuraikan dalam ayat: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. (Q.S. al-Maidah/5:6).
Mengapa bagian-bagian anggota badan itu yang harus dibasuh dalam berwudhu? Inilah yang menjadi pembahasan para ahli. Kalangan neurologi dan psikiater bisa memberikan pembenaran ilmiah terhadap penyucian organ-organ tubuh tersebut. Demikian pula dalam kitab-kitab Fikih punya bab tersendiri tentang wudhu dan tayamum sebagai bagian dari bab Thaharah.
Baca juga: Epidemi Typhus Exanthematicus |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Von Omar Rolf Ehrenfels, dalam artikelnya berjudul: "Die Symbolik im Islam" dikutip di dalam MOLEMISCE REFUE, Zul Hijjah 1351 H/April 1933, h. 9) menyatakan:
"Pada peristiwa ini daya tubuh itu dipengaruhi oleh beberapa gerak, sikap, dan perlakuan tertentu pada muka, tangan, dan kaki. Penyucian anggota badan itu akan menghentikan pusat saraf dari kelelahan dan kegelisahan. Hal ini penting bagi setiap orang yang ingin mencapai pemusatan pikiran atau yang ingin dengan khusyuk memusatkan pikirannya. Pusat-pusat saraf di sebelah dahi, tangan, dan kaki sangat peka. Kebenaran ini telah dibuktikan oleh ilmu kedokteran modern. Kita harus membersihkan bagian-bagian badan tersebut dengan mencucinya menurut cara yang yang disyaratkan oleh Islam. Dengan demikian, hal itu dapat menenteramkan kepekaan dan membuat selaras dengan pusat kesadaran kita. Apabila yang demikian itu dilakukan maka pengaruh kesadaran dari luar jadi meresap ke dalam, sehingga terganggulah keheningan konsentrasi kita di dalam shalat".
Para ulama Fikih memandang organ tubuh yang dibasuh dalam berwudhu memang paling berpotensi untuk tercemari kotoran, seperti kedua tangan, daerah muka terutama mulut dan kaki. Rasa percaya diri akan muncul manakala kita telah membersihkan dengan air segar anggota badan tersebut, sebagaimana diatur di dalam konsep wudhu.
Kalangan ulama tasawuf melihat dari sudut lain, yaitu organ tubuh yang dibasuh di dalam berwudhu ternyata organ paling berpotensi berbuat dosa, seperti daerah muka yang menghimpun panca indera. Mulut bisa menjadi titik masuk untuk sejumlah dosa, seperti makan dan minum sesuatu yang haram atau syubhat, membicarakan aib orang lain, menghardik, memfitnah, dan memaki-maki. Mata dan telinga juga sangat sensitif. Perbuatan zinanya mata melihat sesuatu yang haram, kata Rasulullah. Tangan sulit kita kontrol apa saja yang pernah dipegang, ditanda-tangani, ditunjuk, dan mungkin dipukul. Demikian pula kaki, kita tidak bisa mengontrol sepenuhnya ke mana saja kaki gentayangan setiap hari. Seberapa sering kita gunakan melangkahkan ke jalan yang benar atau ke jalan yang sesat.
Jika kita menjalankan wudhu secara konsisten, yaitu membasuh air sejuk kepada organ tubuh yang dianggap simpul-simpul saraf paling sensitif, maka akan memberikan efek shock therapy berupa peningkatan kesadaran (thuma'ninah), penurunan gelombang otak dari suasana beta ke suasana alfa, suasana yang diperlukan untuk menciptakan suasana batin yang hening, tenang, dan khusyuk.
Baca juga: Singkat Kata Padat Makna |
Prof. Nasaruddin Umar
Menteri Agama Republik Indonesia
Imam Besar Masjid Istiqlal
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel