3 Khutbah Jumat tentang Sedekah dan Berbagi Rezeki

3 Khutbah Jumat tentang Sedekah dan Berbagi Rezeki

Yusuf Alfiansyah Kasdini - detikHikmah
Jumat, 13 Des 2024 09:30 WIB
Suitable to use as Social Media Content, Greeting Cards, UI, Landing Page, Mobile Apps, Cover Illustration, Poster and Website. Vector Illustration
Ilustrasi khutbah Jumat. Foto: Getty Images/whisnu anggoro
Jakarta -

Khutbah Jumat adalah salah satu bagian penting dari rangkaian ibadah sholat Jumat yang wajib diikuti oleh setiap Muslim laki-laki. Melalui khutbah, khatib menyampaikan nasihat dan pesan-pesan keagamaan yang tidak hanya menguatkan iman, tetapi juga memberi panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Seperti apa isi khutbah yang dapat menginspirasi jamaah untuk lebih peduli terhadap sesama? Artikel ini akan membahas 3 khutbah Jumat yang penuh hikmah tentang berbagi sedekah dan rezeki. Simak selengkapnya berikut ini.

Contoh Khutbah Jumat tentang Sedekah

Khutbah Jumat menjadi momen istimewa untuk mengingatkan jamaah tentang pentingnya memperbaiki diri, termasuk dalam hal berbagi sedekah dan memahami konsep rezeki dalam Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam Islam, berbagi sedekah dan menjaga hubungan baik dengan sesama adalah wujud nyata dari keimanan. Khutbah Jumat tentang sedekah dan rezeki sering kali menjadi pengingat bagi jamaah akan keberkahan yang datang dari berbagi kepada sesama. Berikut ini beberapa contohnya.

1. Sedekah yang Bermakna

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُه

ADVERTISEMENT

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.

Mengawali khutbah kali ini khatib akan menyampaikan sebuah hadits yang memiliki makna dalam bagi kehidupan manusia. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal:

كُلُّ نَفْسٍ كُتِبَ عَلَيْهَا الصَّدَقَةُ كُلُّ يَوْمِ طَلَعَتْ فِيْهِ الشَّمْسُ فَمِنْ ذلِكَ أَنْ يَعْدِلَ بَيْنَ الْإِثْنَيْنِ صَدَقَةٌ وَأَنْ يُعَيِّنَ الرَّجُلُ عَلَى دَابَتِهِ فَيَحْمِلُهُ عَلَيْهَا صَدَقَةٌ وَيَرْفَعُ مَتَاعَهُ عَلَيْهَا صَدَقَةٌ وَيُمِيْطَ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ وَكُلُّ خُطْوَةٍ يَمْشِي إِلَى الصَّلاةَ صَدَقَةٌ

"Setiap jiwa diwajibkan bersedekah setiap hari setiap matahari terbit. maka berbuat adil di antara dua orang adalah sedekah. Dan memilihkan sekor binatang untuk dipilih maka itu adalah sedekah. Menghiasinya adalah sedekah. Dan menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah. Mengucapkan perkataan yang baik adalah sedekah. Dan setiap langkah menuju shalat juga adalah sedekah." (HR. Ahmad).

Hadits di atas berbicara urgensi shodaqoh dalam kehidupan seorang muslim. Bahwa sedekah adalah bagian tak terpisahkan dari keberhasilan manusia, baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah.

Sedekah memiliki makna yang sangat luas. Setiap orang dalam keadaan apa saja dapat melakukannya. Sedekah tidak dibatasi dalam bentuk materi yang hanya orang-orang mampu yang bisa melakukannya. Orang-orang yang tak mampu pun bisa bersedekah dengan perbuatan baik kepada sesama. Hadits di atas menjelaskan bahwa ucapan yang menyejukkan hati atau memberi senyum simpatik pada orang lain juga adalah sedekah. Tidak dipersoalkan sedekah itu banyak atau sedikit, berupa materi atau pun bukan, tapi yang penting ialah hasrat dan niat yang suci untuk mengukir jasa baik dalam hidup ini. Begitulah Islam mendidik manusia dengan nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal.

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.

Ajaran tentang sedekah dalam Islam mengisyaratkan betapa luasnya lapangan amal kebajikan, di mana setiap orang dapat berpartisipasi di dalamnya. Sedekah adalah sumber kebajikan yang berfungsi menjalin hubungan sesama manusia berlandaskan rasa empati, kasih sayang, dan persaudaraan.

Memberi adalah sumber kebahagiaan, dan seorang muslim akan merasa bahagia jika dapat membahagiakan orang lain dengan apa yang ada pada dirinya. Di situlah nilai hidup yang sejati bagi seorang muslim.

Diriwayatkan oleh Thabrani, Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَتْقَاهُمْ وَآمِرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَأَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأَوْصِلْهُمْ لِلرَّحْمِ

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bertakwa dan mengajak kepada kebaikkan serta melarang kepada kemungkaran dan menyambung silaturrahim. "(HR. Thabrani)

Dalam Al-Qur'an dinyatakan, balasan kebajikan tiada lain ialah kebajikan pula. Kebajikan yang dilakukan manusia dalam hidup ini sering kali "dibayar kontan" oleh Allah SWT sesuai dengan keikhlasannya. Kalaupun tidak semuanya diperoleh balasan di dunia, Allah SWT menjanjikan balasan yang sempurna di akhirat, sebagaimana dalam firman-Nya:

سلے مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَن جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا تُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ )

"Barang siapa yang datang dengan (membawa) satu kebajikan, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat. Barang siapa datang dengan (membawa) satu kejahatan, maka tiada ia dibalasi lebih dari kejahatan (yang sama). Dan ia takkan dizalimi sedikitpun". (QS. Al An'am: 160).

Seorang muslim yang baik adalah yang mampu dan bisa menjadi pembuka kebajikan, di manapun ia berada. Karena kebajikan adalah pintu menuju surge. Hal ini telah diingatkan Rasulullah SAW dalam haditsnya;

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصَّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّة .. (رواه مسلم) "Hendaklah kalian berlaku jujur karena kejujuran akan mengantarkan kepada kebajikan dan kebajikan akan mengantarkan kepada surga." (HR. Muslim).

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.

Ada sebuah ilustrasi yang sangat indah yang digambarkan Nabi SAW terkait dengan urgensi kebajikan sebagai penjaga dari panasnya api neraka. Beliau SAW bersabda:

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

"Takutlah kalian dengan (siksa) neraka walaupun dengan (bersedekah) sepotong kurma. Maka apabila kalian tidak menemukannya cukuplah dengan perkataan yang baik." (HR. Muslim).

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW mengungkapkan kelebihan "amal jariyah" di antara seluruh jenis kebajikan dalam Islam, yaitu pahalanya tetap mengalir walaupun orang yang melakukannya telah meninggal dunia. Sabda Rasulullah SAW:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ (رواه البخاري ومسلم)

"Apabila meninggal anak Adam, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan (kedua orang tua)-nya." (HR. Bukhari-Muslim).

Suatu hal yang penting untuk direnungkan bahwa Islam memberi prioritas terhadap amal jariyah, yaitu amal kebajikan yang memberi manfaat lebih lama dan lebih luas dalam konteks kehidupan duniawi. Semua amal jariyah memang berkaitan dengan kehidupan sosial dan kemanusiaan.

Akan tetapi kenapa sebagian besar umat Islam saat ini tertinggal dibanding umat lain di bidang kemajuan sosial, ekonomi dan teknologi? Penyebabnya antara lain karena umat Islam kurang memberi perhatian pada amal jariyah. Umat Islam di abad kejayaan masa lalu bisa tampil memimpin peradaban dunia karena ditopang oleh akidah yang kokoh dan amal jariyah yang luas.

Bagi seorang muslim, setiap saat dari hidupnya adalah kesempatan untuk beribadah dan berbuat baik. Hidup yang bermakna adalah hidup yang memberi manfaat kepada orang lain. Setiap muslim harus sadar bahwa seluruh perbuatan dan kerja kita di dunia ini, tidak akan hilang begitu saja ditelan masa, tapi semuanya ditulis dalam buku catatan amal yang akan diterima secara terbuka ketika seluruh manusia dikumpulkan di Padang Masyhar.

"Seorang mukmin harus dapat mengelola dunia untuk kepentingan akhirat," kata Imam Al-Qurtubi.

Sungguh tepat kita renungkan ungkapan Ali Syariati, pemikir muslim asal Iran dalam bukunya Humanisme, Antara Islam dan Mazhab Barat, "Seorang yang saleh tak akan dibiarkan sendiri oleh kehidupan. Kehidupan akan menggerakkannya dan zaman akan mencatat amal baiknya".

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهُ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

2. Manfaat Sedekah

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيهِ. وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورٍ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَنَبِيُّهُ وَصَفِيُّهُ وَحَبِيبُهُ. بَلَغَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّى الْأَمَانَةَ وَنَصَّحَ لِلْأُمَّةِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى أَتَاهُ الْيَقِينُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي الْأَوَّلِينَ، وَصَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي الْآخِرِينَ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي الْعَالَمِينَ، وَصَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي كُلِّ وَقْتِ وَحِيْنِ، وَصَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي الْمَلَأُ الْأَعْلَى إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. فَقَدْ قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan oleh Allah.

Melalui mimbar ini, saya berwasiat kepada diri saya dan kepada jamaah sekalian marilah bersama-sama kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Takwa dalam arti yang sebenarnya, yaitu dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Bahwasanya tidak ada perbedaan antara seseorang dengan yang lainnya, maka alangkah beruntung dan bahagianya orang yang termasuk golongan orang muttaqin. Karena kelak akan mendapat tempat dan maqom yang mulia di sisi Allah Swt.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan oleh Allah.

Allah Swt. dalam Surah Al-An'am ayat 160 berfirman:

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

"Barang siapa yang membawa amal baik, maka baginya pahala amal baik sepuluh kali lipat."

Dikisahkan pada suatu hari, Sayyidah Fatimah azZahra sangat menginginkan buah delima. Sayyidina Ali bin Abi Thalib segera berangkat ke pasar untuk mencari delima yang dimaksud. Mengingat uang yang dimilikinya (waktu itu) sangat terbatas, Sayyidina Ali hanya membelikan satu buah delima untuk Sayyidah Fatimah.

Di tengah jalan, datang seorang yang sangat miskin menginginkan buah delima. Oleh sayyidina Ali diberikan setengahnya. Sesampai di rumah, Sayyidina Ali menceritakan kepada Sayyidah Fatimah mengapa buah delima yang dibawakannya tinggal setengah. Selang beberapa lama, terdengar seseorang mengetuk pintu. Begitu dibuka, ternyata Salman al-Farisi.

Ia berdiri di depan pintu dengan membawa sembilan buah delima. Rasulullah Saw. mengutus Salman al-Farisi untuk memberikan sepuluh buah delima kepada Sayyidah Fatimah, hanya saja Salman menyembunyikan satu buah delima. Sehingga yang dibawanya hanya sembilan buah delima.

Salman lalu berkata, "Ini ada buah delima dari Rasulullah untuk Sayyidah Fatimah."

Sayyidina Ali lalu berkata, "Kalau benar ini dari Rasulullah SAW, pasti jumlahnya sepuluh. Bukan sembilan."

Mendengar hal itu, Salman al-Farisi kaget. Lalu bertanya, "Bagaimana engkau tahu, wahai Sayyidina Ali?"

Sayyidina Ali menjawab, "Karena saya ingat firman Allah SWT yang berbunyi 'man ja a bi al-hasanati fa lahu 'asyru amtsaliha'. Barang siapa yang membawa amal baik, maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya."

Jamaah shalat Jumat hafidzakumullah.

Bukan hanya dilipatgandakan balasannya. Orang yang rajin sedekah akan dihindarkan dari beragam bencana dan malapetaka. Rasululllah SAW bersabda:

دَوُوُا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ

"Obatilah, orang-orang sakit kalian dengan sedekah."

Al-'Allamah al-Yafi' dalam kitabnya At-Targhib wa Tarhib menuturkan sebuah kisah. Pada masa Nabi Sholeh a.s., hiduplah seorang tukang tato yang suka merusak pakaian orang-orang. Sekelompok orang lalu menemui Nabi Sholeh a.s. dan berkata, "Wahai Nabiyallah, doakan orang (tukang) tato itu agar ditimpa musibah karena dia suka merusak pakaian-pakaian kami."

Nabi Sholeh a.s. lalu berdoa agar tukang tato tersebut pulang dalam keadaan tidak selamat. Namun, sore harinya Nabi Sholeh a.s. kaget melihat tukang tato tersebut pulang dengan membawa bundelan dan selamat. Di dalam bundelan itu ada seekor ular yang ganas dan berbisa.

Lalu Nabi Sholeh bertanya, "Wahai tukang tato, apa yang kamu lakukan tadi pagi sebelum berangkat?"

Tukang tato menjawab, "Saya berangkat dengan membawa dua buah roti. Satu roti saya sedekahkan kepada orang dan satu roti saya makan."

Lalu Nabi Sholeh berkata, "Benar, Allah telah menyelamatkan kamu dari bahaya malapetaka ular yang bersembunyi di dalam bundelan yang kamu bawa lantaran sedekah yang kamu lakukan. Pergi, dan bertobatlah."

Tukang tato itu pun bertaobat dan tidak melakukan kejahatan yang dia lakukan lagi.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan oleh Allah.

Sungguh luar biasa keajaiban sedekah. Saking luar biasanya, Ibn Qayyim dalam kitabnya Zaadul Ma'ad mengatakan: "Dalam bersedekah banyak hal luar biasa, termasuk menolak beragam bencana dan penyakit. Sekalipun yang melakukan sedekah adalah orang yang durhaka ataupun orang yang banyak menganiaya."

Mengingat banyaknya manfaat sedekah, pengarang kitab Tanbihul Ghofilin, Imam Samarqandi mengatakan:

"Biasakanlah kamu untuk terus bersedekah, baik dalam jumlah kecil maupun jumlah yang besar karena dalam sedekah ada sepuluh manfaat. Lima manfaat yang akan kamu peroleh ketika di dunia dan lima manfaat ketika di akhirat kelak."

Lima manfaat yang akan diperoleh di dunia adalah menyucikan harta, menyucikan badan dari perbuatan dosa, dapat menolak beragam bencana dan penyakit, membahagiakan orang miskin, dan menjadikan harta kekayaan berkah, serta rizki akan menjadi melimpah.

Ada pun manfaat yang diperoleh di akhirat adalah sedekah menjadi pelindung dari sengatan panasnya matahari kelak, mendapat ridha Allah, membantu melewati shirath (jembatan), dan mengangkat ketinggian derajat di surga kelak.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan oleh Allah.

Marilah kita budayakan gemar sedekah dalam kondisi apa pun. Karena di antara ciri orang yang bertakwa adalah orang yang tetap bersedekah ketika sempit atau lapang, ketika suka ataupun duka, sebagaimana firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 133-134:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (۱۳۳) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤)

Jangan sampai datang penyesalan di belakang.

Sebagaimana firman Allah:

وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ

"Dan berinfaklah kalian dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian sebelum kematian datang kepada salah satu di antara kalian, lalu ia berkata, wahai Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat yang menyebabkan saya bisa bersedekah dan saya termasuk golongan orang-orang yang saleh."

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْآيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللَّهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَاسْتَغْفِرُوا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

3. Kemuliaan Ahli Sedekah

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَا بَعْدُ

قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

Jamaah salat Jumat yang dimuliakan Allah.

Hadirin Jamaah salat Jumat yang insya Allah selalu berada dalam naungan rahmat dan hidayah Allah Swt., kita tak henti-hentinya memuji dan bersyukur kepada Allah Swt., yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam, karunia yang sangat besar yang Dia berikan kepada hamba-Nya. Tentu saja, kita bersyukur atas nikmat ini. Semua pujian hanya milik Allah, Alhamdulillah. Tidak pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian dan merasa berjasa.

Pada kesempatan yang mulia ini, selaku khatib mengajak semua orang yang hadir untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Keimanan berarti kita senantiasa selalu berusaha untuk menghadirkan Allah dalam setiap situasi dan keadaan dengan berzikir dan melakukan segala perintahNya. Takwa berarti kita senantiasa melibatkan Allah dalam setiap masalah yang kita hadapi dengan berdoa, memohon pertolongan, dan meminta bantuan dari-Nya.

يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقْتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekalikali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran: 102)

Selanjutnya, salawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti hentinya kepada Nabi Muhammad saw., beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Pada kesempatan yang mulia ini, mari kita bersama-sama membaca hadits riwayat Muslim, dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad saw., bersabda, "Sedekah tidak akan mengurangi harta manusia. Sedekah tidak akan mengurangi harta."

Selain itu, Syaikh Kulaini dalam kitabnya, Al-Kafi meriwayatkan hadits dari Imam Ja'far Shadiq, Rasulullah saw. bersabda, "Obati penyakitmu dengan sedekah, dan hilangkan kesulitan-kesulitan dan musibah dengan sedekah. Sedekah membuang tujuh puluh syetan dari apa yang ada dalam janggut seseorang, dan sedekah akan lebih dulu sampai ke tangan Allah Swt., sebelum sampai ke tangan orang yang membutuhkan."

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Dalam buku Kisah-kisah Ajaib Pembeli Surga karya Ahmed Al-Ali, dikisahkan dari Mullah Fatih Ali bahwa seorang kawan dekatnya, laki-laki mengaku memiliki sejumlah lahan pertanian. Namun, selama setahun perekonomian di daerahnya memburuk sehingga banyak orang menderita akibat kelaparan. Akhirnya, lakilaki itu memutuskan untuk mensedekahkan hasil panen dari salah satu ladang pertaniannya untuk orang-orang miskin. Ia pun pergi ke masjid dan mengumumkan kepada semua orang bahwa mereka boleh memanfaatkan tanah ladangnya, dan mengambil semua hasil panennya sesuai kebutuhan.

Orang-orang pun berbondong-bondong pergi ke ladang milik sang Laki-laki dan menggarap dalam jumlah besar. Pemilik lahan tersebut cukup sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak pernah memerhatikan ladang pertaniannya.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Setelah ia memanen semua lahan pertaniannya, ia teringat akan ladang yang diberikan untuk sedekah itu. Segera ia memerintah orang untuk mengumpulkan semua batang kering, tumbuhan, dan bulir-bulir yang masih tersisa.

Menakjubkannya, para pegawai sang Lelaki melihat bahwa masih ada banyak hasil panen yang tersisa. Mereka juga mendapati hasil panen melebihi hasil panen tanah pertanian yang lain. Terlebih lagi, umumnya tanah pertanian yang telah dipanen harusnya dibiarkan terlebih dahulu tanpa ditanami apapun selama setahun agar tanah kembali normal. Selain itu, tanah bisa memiliki mineralmineral yang hilang. Namun, bedanya, tanah pertanian yang diberikan untuk sedekah justru tidak kehilangan kesuburannya sehingga bisa ditanami kembali. Perumpamaan kisah ini kiranya sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 261.

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَثْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضْعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui."

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Dari khutbah di atas dapat kita ambil pelajaran penting bahwa kisah tersebut mengajarakan kepada kita untuk memperbanyak sedekah, apa lagi dibulan yang penuh berkah yakni bulan suci Ramadan. Hikmah lainnya adalah bahwa perintah untuk terus bersedekah adalah kita tidak tahu sedekah yang mana yang akan diterima oleh Allah.

Demikian khutbah singkat ini. Semoga Allah senantiasa menjadikan kita sebagai hamba-hamba ahli sedekah dan setiap sedekah yang kita keluarkan diterima sebagai catatan amal yang membawa kepada surganya Allah. Amin.

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَ عَمِلُوا الصَّلِحَتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

بارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ

وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ

وَتَقَبَّلَ مِنَى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتِهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads