Karakter sel Ca Karakter Siapa, Sembuhkanlah Rabb!

Kolom Hikmah

Karakter sel Ca Karakter Siapa, Sembuhkanlah Rabb!

Abdurachman - detikHikmah
Selasa, 11 Jun 2024 04:55 WIB
Abdurachman

 Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
Foto: Dokumentasi pribadi Abdurachman
Jakarta -

Karakter Altruist

Temmu, nama panggilan akrab seorang perempuan yang berprofesi sebagai tukang cuci pakaian. Ia mencucikan baju keluarga-keluarga yang mengenalnya. Di sekitaran dia bertinggal. Orangnya terbuka. Tidak mudah tersinggung. Bicaranya lantang apa adanya. Siapa pun yang menyapanya dibalasnya sambil tertawa. Pendidikannya pun apa adanya. Sebagaimana penghasilannya sesuai dengan kondisinya. Ia bukan orang berada.

Ketika bulan puasa menjelang akhir, dia bersama para tetangga menuju lokasi Sunan Ampel Surabaya. Dipilihnya kendaraan bemo untuk itu. Bemo membawa mereka dari Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayang, sampai di daerah perak Timur, ketika bemo yang mereka tumpangi membelok, tiba-tiba mereka tertabrak truk. Innaa lillaahi. Salah satu dari mereka yang meninggal adalah Temmu.

Enam tahun setelah Temmu dikuburkan, Ponaannya juga meninggal. Demi lokasi kuburan yang hampir penuh, ia harus dikubur di dekat Temmu. Tak sengaja para penggali kubur menggali dinding kuburan Temmu. Slash, slash, slash, bunyi cangkul mengoyak tanah dinding kuburan Temmu. Tiba-tiba saja mereka terhenyak kaget, demi menyibak dinding kuburan yang menyembulkan kafan putih bersih. Kafan Temmu yang masih utuh.

Serentak mereka sekejap lupa pada ponaan Temmu. Ramai mereka membincangkan siapa Temmu sesungguhnya.
Mereka bertanya-tanya heran. Temmu bukan ibu Nyai, bukan ningrat, apalagi golongan pejabat. Pendidikannya, 'derajatnya', ekonominya, lingkungannya, para kenalannya tak ada yang memungkinkannya diberi sebutan terhormat.

ADVERTISEMENT

Setelah bertanya ke sana-sini demi informasi akurat tentang Temmu, sepakat para tetangga menyebut satu keahlian unik Temmu. Ialah, setiap dibagikan kepadanya baju bekas dari ibu-ibu yang dibantunya mencuci baju, ia sisihkan yang masih bagus-bagus. Baju-baju yang masih bagus itu ia bagikan kepada teman-temannya. Sisa yang paling lusuh, baru untuk dirinya.

Ternyata Temmu bukanlah orang yang egois, tapi sangat altruist, menyayangi orang lain melebihi dirinya.

Karakter Egois

Berbeda dengan Temmu berbeda pula dengan karakter sel-sel Ca atau sel-sel kanker. Sel-sel itu bersifat maunya sendiri. Tak peduli yang lain. Dia semau-maunya berkembang, berproliferasi, beranak, bercucu dan berbuyut. Kecepatannya luar biasa.

Dia tidak mematuhi aturan sel secara umum. Peraturan untuk membatasi perkembangannya ketika sudah mencapai populasi seimbang tak dihiraukannya.
Bentuknya membesar, melebihi ukuran sesama sel di lingkungannya. Seluruh suplai nutrisi sebisa mungkin dia kuasai. Menjadikan saluran nutrisi yang berupa pembuluh darah melimpah menuju lokasinya.

Batas pagar (membran, kapsul) tak menjadikannya merasa nyaman. Aturan batas ia lampaui. Bahkan sel-sel itu bisa melewati batas 'dalam' negeri. Bermigrasi jauh ke negara tetangga, ekspansi. Para ahli medis menyebutnya Metastasis.


Lama para ahli medis berjuang melihatnya dari berbagai sisi. Belum satu pun jawabnya bisa diterima dunia.
Namun jika para awam melihatnya dari sisi pandang mereka. Boleh jadi mereka bertanya? Apa hubungan sifat sel-sel kanker dengan sifat individunya? Sebenarnya, sifat sel-sel kanker itu membawa sifat siapa?

Mungkin, karena para awam sekarang sudah lihai memantik informasi dari gadget. Boleh jadi mereka pun mengerti tentang kloning dan sedikit lika-likunya.
Bukankah sel apa pun dan di bagian mana pun yang dijadikan materi kloning akan menghasilkan individu yang tepat sama dengan individu aslinya. Tepat sama, bukan fotocopy.

Jangan-jangan sel-sel kanker itu mewakili sekian sisi dari sifat individunya?

Sulit membenarkan pandangan para awam ini jika belum berbukti ilmiah. Namun, jika melihat rumus Einstein, E = m. C2, E ekivalen m. Bahwa karakter (sifat-sifat dasar) individu ekivalen dengan karakter fisiknya. Maka pendapat awam itu sulit ditolak.

Apalagi, melihat begitu populernya sebuah buku yang mengungkap bukti tentang itu. Buku itu berjudul, "Love, Miracle, and Medicine". Sebuah buku best seller internasional. Karya Bernie Siegel, ahli bedah asli Amerika ini dicetak berulang setelah pertama terbit di tahun 1986. Buku ini mengungkap bukti adanya 57 kasus kanker ganas payudara di Amerika Serikat sana, sembuh total melalui jalan mengganti karakter egois dengan altruist. Para penderita itu mampu menghapus total jejak sel-sel kankernya setelah mereka merubah total karakter egoisnya.

Jika begitu, kisah nyata seorang Temmu di atas boleh jadi sangat menginspirasi.

Allahumma jadikan setiap kami berkarakter rahmatan lil 'aalamiin. Mampu menundukkan egois menuju altruist. Mohon ganti karakter setiap kami dengan karakter yang paling sesuai dengan karakter yang Engkau ridloi.

Sembuhkanlah Rabb, aamiin!

Abdurachman

Penulis adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Pemerhati spiritual medis dan penasihat sejumlah masjid di Surabaya.
Artikel ini adalah kiriman dari pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads