Menag Imbau Khatib Jumat 9 Februari Gaungkan Pemilu Damai

Menag Imbau Khatib Jumat 9 Februari Gaungkan Pemilu Damai

Rahma Harbani - detikHikmah
Jumat, 09 Feb 2024 09:36 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas
Menag Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: Dok. Kemenag)
Jakarta -

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengimbau khatib Jumat pada 9 Februari menyiarkan pesan pemilu damai. Selain itu, khatib diminta untuk mengajak masyarakat menghargai perbedaan pilihan politik.

"Pelaksanaan pemilu semakin dekat. Kami mengimbau Khatib Jumat untuk menyampaikan pesan pentingnya menyukseskan pemilu yang damai, menguatkan persaudaraan dan kerukukan, serta mendorong umat untuk menggunakan hak suara secara bertanggung jawab, dan menghargai perbedaan pilihan politik," kata Gus Men di dalam keterangan yang diterima detikHikmah, Jumat (9/2/2024).

Berkenaan dengan imbauan ini, pria yang disapa Gus Men ini mengatakan, sudah tertuang dalam surat Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag kepada para Kepala Kanwil Kemenag Provinsi yang juga Kepala Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) tingkat provinsi dan Kepala Kankemenag Kabupaten/Kota yang juga Kepala BKM Kabupaten/Kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surat itu juga ditujukan kepada Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan yang juga Ketua BKM Kecamatan, serta para Ketua BKM kelurahan/desa dan Ketua Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM).

Hal ini sebagai upaya menjaga kondusivitas umat dan masjid di wilayahnya melalui pencegahan aktivitas politik praktis di masjid.

ADVERTISEMENT

"Pengurus BKM dari pusat hingga desa juga diimbau agar masjid tidak digunakan sebagai tempat kampanye politik praktis dengan mendukung partai atau paslon tertentu," ujar Gus Men.

Dalam penyelenggaraan Khutbah Jumat, para pengurus dan pengelola masjid serta penceramah diminta untuk memedomani dan menyosialisasikan Surat Edaran Menteri Agama Nomor: SE.09 Tahun 2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.

"Demikian juga kepada para tokoh berbagai agama, saya imbau agar bisa menyampaikan pesan yang sama kepada umat masing-masing dalam setiap kesempatan peribadatan dan perjumpaan," kata dia.

Menurut Gus Men, pemilu adalah pesta demokrasi yang sepatutnya dijalankan dengan riang gembira. "Perbedaan dalam pilihan politik adalah hal wajar dan setiap orang harus menghargainya. Terlalu mahal jika beda pilihan politik sampai merusak persaudaraan," tutur Gus Men.

"Beda pilihan politik tidak harus sampai menciderai persaudaraan dan persahabatan. Rumah ibadah kami harap mengambil peran dalam penguatan kohesi dan kerukunan di tengah keragaman umat, termasuk keragaman pilihan politik," sambung dia lagi.

Gus Men berharap, suasana bermasyarakat kembali normal setelah warga menggunakan hak suaranya sembari memantau proses penghitungan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Kami yakin KPU akan bekerja secara profesional dan bertanggung jawab. Bawaslu sebagai lembaga pengawas juga akan melaksanakan tugasnya dengan baik," pungkasnya.

Simak juga Video 'Budi Arie: Pemilu Damai itu Harus Siap Menang, Siap Kalah':

[Gambas:Video 20detik]



(rah/erd)

Hide Ads