Hamba yang Tahu Diri

Kolom Hikmah

Hamba yang Tahu Diri

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 17 Nov 2023 08:01 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Ilustrasi: Zaki Alfaraby/detikcom
Jakarta -

Menurut Imam Ghazali, manusia di golongkan dalam dua kelompok yaitu :

Pertama, orang yang selalu memikirkan keindahan dunia dan berangan-angan untuk dapat hidup selamanya.
Kedua, orang yang berpikiran sehat. Golongan ini selalu mengarahkan pandangannya menuju negeri akhirat. Mereka memikirkan dan bertanya, kemana ia akan kembali dan bagaimana mereka dapat berpulang ke rahmatullah dengan membawa bekal keimanan yang sempurna. Mereka juga memikirkan bekal apa yang dapat di bawah dari dunia untuk menjadi pendampingnya kelak di alam kubur. Khusus kepada pencinta dunia dan penguasa, wajib mempunyai jalan pemikiran seperti di atas. Kenapa ? Karena umumnya, mereka seringkali membuat orang lain menjadi lain dengan maksud buruk. Mereka ( pencinta dunia dan penguasa ) sering membuat panik orang banyak dan menjadikan hatinya was-was dan takut.

Dalam kehidupan sehari-hari kita telah mengenal kata "petugas" apakah itu petugas sebagai aparat keamanan, aparat sipil dan lain sebagainya. Saat ini penulis akan mengelompokkan petugas dalam dua kategori :

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


1. Petugas Allah SWT. yang bernama Izrail. Petugas ini mempunyai sifat, seorangpun tidak dapat berlari dan berpaling darinya. Selalu patuh atas perintah-Nya sehingga tidak pernah menyimpang. Tidak meminta bantuan atau sogokan maupun pertolongan. Tidak mengenal kompromi, jika waktunya tiba saat itu ia mengejsekusi.
3. Petugas kerajaan. Mempunyai sifat, senang meminta bantuan atau sogokan. Bisa diajak bernegosiasi, sehingga kadangkala menyimpang dari tugasnya. Petugas ini fleksibel, waktu pelaksanaan bisa dimajukan maupun diundur sesuai dengan kebutuhan.

Dikisahkan oleh seorang pemuka agama Yahudi yang telah memeluk Islam. Ia bercerita, " Ada seorang raja yang agung dan mempunyai kekuasaan yang besar. Konon ia hendak berkeliling ke seluruh daerah kekuasaannya. Ia bersama para budak dengan pakaian kebesarannya yang mewah menaiki kuda pilihan yang bisa berlari cepat. Sang Raja begitu bangga dan besar kepala dengan kedudukan kekuasaannya. Kemudian raja terpengaruh atas bisikan iblis yang meniupkan angin kesombongan dan kecongkakan. Maka berkatalah sang raja dalam hati, "Siapakah di dunia ini yang sebesar diriku." Inilah bentuk ketakaburan sang raja, hingga dia merasa tidak ada orang lain sebesar dirinya.

ADVERTISEMENT

Dalam perjalanannya sang raja dihentikan oleh seseorang lelaki berpakaian lusuh dan compang camping. Lelaki itu mengucapkan salam, namun tidak dijawab sang raja. Lalu lelaki itu memegang kendali kuda sang raja. Raja berkata, "Lepaskan kedua tanganmu, kamu tidak tahu kendali siapa yang kamu pegang ini?"
"Aku ada perlu denganmu." Tegas lelaki itu.
"Tunggu, aku turun dulu." Sahut raja.
Lelaki itu pun berkata, "Aku memerlukanmu sekarang juga. Bukan setelah turun dari kuda."
"Apa perlumu? Tanya raja.
Jawabnya, "Ini rahasia. Tidak dapat aku cerita kecuali aku bisikkan lewat telingamu." Kemudian sang raja memasang telinga baik-baik untuk dapat mendengarkan keperluannya.
Orang itu berkata, "Aku adalah malaikat maut pencabut nyawa. Aku datang untuk mencabut nyawamu."
"Tunggu!"Pinta sang raja, "Sampai aku kembali ke rumahku dan menitipkan anak-anak dan istriku."
"Tidak. Kau tidak akan dapat kembali ke rumahmu dan tidak akan dapat melihat keluargamu untuk selama-lamanya. Karena usiamu sudah berakhir sampai disini." Malaikat pencabut nyawa menarik sang raja yang sedang menunggang kuda itu, maka matilah dia.

Dalam kisah ini mengandung makna bahwa sang raja ini sombong karena mempunyai kekuasaan yang besar dan disebut agung. Ingatlah bahwa kekuasaan sering membuat seseorang tergelincir dan jatuh. Kekuasaan yang besar membuat dia ( sang raja ) merasa bisa melakukan apa saja, termasuk menjadikan sesuatu dan hidup mewah. Disini menjadi bahaya karena bisa ikut mengatur "Pengaturan-Nya." Ini yang menjadikan Allah SWT. murka padanya.

Dalam surah al-Baqarah ayat 255 yang artinya, "Allah, tidak ada Tuhan ( yang berhak disembah ) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus ( makhluk-Nya )."
Allah SWT. lah yang telah mengurus dunia dan akhirat, mengurus dunia dengan rezeki dan pemberian, mengurus akhirat dengan pahala dan pembalasan.

Jika seorang hamba mengetahui dirinya telah diurus secara total oleh-Nya, niscaya dia akan mempersembahkan kepatuhan dan kepasrahan kepada-Nya. Bukan ikut campur dalam pengurusan yang menjadi domain Sang Pencipta. Dia melepaskan dirinya di hadapan Allah SWT. seraya berserah diri dan ridha atas keputusan yang telah ditetapkan untuknya. Ingatlah perkataan sang raja meski dalam hatinya, "Siapakah di dunia ini yang sebesar diriku." Pernyataan ini menunjukkan kesombongan yang luar biasa, seakan dia yang paling besar di dunia ini. Sombong itu seorang hamba tiadalah punya karena kesombongan itu pakaian Sang Pencipta.

Saat-saat ini, negeri tercinta ini mulai riuh rendah terjadi klaim tentang kehebatan diri, mengatur dan membuat kondisi seperti yang diharapkan, beradu strategi untuk memperoleh simpati masyarakat. Kadang segala upaya dilakukan meski kurang sepatutnya, hingga menimbulkan polarisasi di masyarakat. Ingatlah bahwa kuasa mengatur dan menjadikan seseorang mulia maupun hina hanya oleh-Nya bukan oleh makhluk. Maka hati-hatilah wahai orang-orang yang merasa jagoan berstrategi jika pada saatnya didatangi petugas Tuhan yang tidak mau diajak negosiasi, engkau pasti tidak berkutik seperti saat sang raja dicabut nyawanya.

Ya Allah, teguhkanlah iman kami dari godaan dunia agar kami tidak termasuk dalam golongan pertama, yaitu orang-orang yang mencintai keindahan dunia dan berangan ingin hidup selamanya. Mantapkan hati kami untuk bersandar pada-Mu bukan pada makhluk sebagaimana saat ini sebagian orang sesama makhluk saling bergantung dan saling mengunci.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)




(erd/erd)

Hide Ads