Faktor Obama dan Masa Depan Islam di AS

Trend Islam di AS (16)

Faktor Obama dan Masa Depan Islam di AS

Nasaruddin Umar - detikHikmah
Jumat, 03 Mar 2023 05:30 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Obama memandang Islam, khususnya yang tergambar di dalam Kitab Suci Al-Qur'an adalah compatible dengan peradaban luhur AS. Karena itu, Obama menilai komunitas muslim AS menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan warga AS lainnya dalam menentukan masa depan AS. Obama memandang penting arti Islam di dalam menyelesaikan berbagai persoalan kemanusiaan, tidak terkecuali ancaman dari kelompok garis keras yang berusaha memaksakan kehendaknya dengan cara apapun.

Namun Obama yakin bahwa sikap seperti itu bukan mencerminkan mainstream muslim dan ajaran Islam yang sebenarnya. Obama dengan tangkas memilih ayat secara spontanitas di dalam mendukung alasannya: "Kitab suci Al Qur'an mengajarkan bahwa siapa yang membunuh orang tak bersalah, maka ia seperti telah membunuh semua umat manusia; dan siapa yang menyelamatkan satu orang; maka ia telah menyelamatkan semua umat manusia. Iman indah yang diyakini oleh lebih semiliar orang sungguh lebih besar daripada kebencian sempit sekelompok orang. Islam bukanlah bagian dari masalah dalam memerangi ekstrimisme keras - Islam haruslah menjadi bagian penting dari penggalakkan perdamaian" (Q.S. al-Maidah/5:32).

Obama menyadari akan rasa takut dan marah rakyat Amerika sehubungan dengan serangan 9 September 2001, namun ia juga menyadari betapa perlunya pendekatan non-kekerasan di dalam menyelesaikan sebuah kekerasan. Ia mengutip pendapat Thomas Jefferson, yang mengatakan: "Saya berharap kebijakan kita akan bertambah sejalan dengan kekuatan kita, dan mengajarkan kita bahwa semakin sedikit kita menggunakan kekuatan, justru semakin besar kekuatan itu". Karena itu, Obama memilih mengambil langkah-langkah konkret untuk mengubah arah dengan melarang praktik penyiksaan oleh AS dan memerintahkan penutupan penjara di Teluk Guantanamo awal tahun depan. Dengan sendu ia mengatakan: "Sudah terlalu banyak air mata sudah diteteskan. Sudah terlalu banyak darah sudah ditumpahkan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk berjuang menciptakan sebuah masa dimana para ibu Israel dan Palestina bisa menyaksikan anak-anak mereka tumbuh tanpa ketakutan; masa dimana Tanah Suci dari ketiga agama besar merupakan tempat perdamaian yang diinginkan Allah; masa dimana Jerusalem merupakan tempat tinggal aman dan langgeng bagi orang Yahudi dan Kristen dan Muslim, dan merupakan sebuah tempat untuk semua keturunan Abraham hidup bersama secara damai sebagaimana dikisahkan dalam ISRA, ketika Musa, Yesus dan Muhammad (damai bersama mereka) bergabung dalam ibadah doa". Statmen ini kemudian menuai tepuk tangan yang mengharukan dari para undangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Indonesia disebutkan berkali-kali di dalam pidato Obama, selain karena negeri ini telah memberikan warna tersendiri di dalam memori kepribadiannya, dimana ia pernah hidup selama empat tahun di tengah perkampungan masyarakat muslim di Menteng Jakarta pusat, Indonesia juga Negara muslim terbesar dan terluas penduduknya dan merupakan negara demokrasi ketiga terbesar di dunia.

Ia mengagumi Indonesia karena pada satu sisi ia negara muslim terbesar tetapi pada sisi lain Indonesia juga menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi dengan segala keunikan-keunikannya. Obama juga memahami keberatan-keberatan kolehanya sebagai sesama negara muslim, khususnya yang sering kedengaran sebagai negara yang berstandar ganda, tetapi ia juga menegaskan bahwa: "Sistem pemerintahan apa pun tidak bisa dipaksakan kepada sebuah negara oleh negara lainnya". Ia juga menambahkan: "Dan kami menyambut gembira semua pemerintahan terpilih dan damai - asalkan mereka memerintah dengan menghormati rakyatnya.

ADVERTISEMENT

Di manapun kekuasaan itu berada, pemerintahan dari rakyat dan untuk rakyat merupakan standar tunggal untuk semua fihak yang memegang kekuasaan, Butir ini penting karena ada yang memperjuangkan demokrasi hanya pada saat mereka tidak berkuasa; setelah berkuasa, mereka secara keji memberangus hak-hak orang lain". Spirit pernyataan Obama ini sesungguhnya tidak berbeda dengan etika politik yang diajarkan di dalam Islam. Bukankah Islam juga sangat mencelah kemunafikan dan penghianatan?

Baca juga: Islamisme Obama



(lus/lus)

Hide Ads