Masyarakat AS sendiri mungkin tidak pernah membayangkan, di tengah maraknya isu terorisme yang sering dihubungkan dengan Islam, tiba-tiba dipimpin Presiden Barack Hussein Obama (2009-2017), seorang warga kulit hitam dan mempunyai latar belakang keluarga muslim Afrika (Kenya). Obama lahir tgl 4 Agustus 1961 di Honolulu, Hawai, AS dari pasangan Barack Husain, ilmuan berketurunan muslim Kenya dan ibunya bernama Ann Dunham, perempuan berkulit putih kelahiran Kansas, AS.
Semenjak kecil ayahnya pisah dengan ibunya, kemudian ibunya kawin lagi dengan seorang warga Indonesia bernama Lolo Soetoro, seorang mahasiswa East-West Center asal Indonesia yang mengambil program S2 dalam bidang geografi di University of Hawaii. Mereka menikah di Molokai pada tanggal 15 Maret 1965. Ayah tirinya inilah yang membawa Obama pernah hidup di Jakarta selama beberapa tahun dan mengenyam pendidikan di bangku sekolah SD di Menteng. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di AS dan hidup di sana bersama neneknya.
Obama menyelesaikan Pendidikan terakhirnya di perguruan tinggi bergengsi dunia, Universitas Columbia dan Harvard Law School. Di tempat terakhir ini ia sempat dipilih menjadi presiden Harvard Law Review. Ia mantan seorang tokoh LSM di Chicago sebelum mendapat gelar hukumnya. Ia bekerja sebagai jaksa hak-hak sipil di Chicago dan pernah mengajar hukum konstitusi di University of Chicago Law School (1992-2004). Ia tiga kali mewakili Distrik ke-13 di Senat Illinois mulai tahun 1997 hingga 2004.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mulai terkenal luas di AS ketika berkampanye mewakili Illionis di Senat Amerika Serikat melalui kemenangannya pada pemilu pendahuluan Partai Demokrat bulan Maret, pidatonya di Konvensi Nasional Demokrat dan terpilih sebagai Senator. Ia memulai running sebagai calon Presiden mewakili Partai Demokrat setelah mengalahkan Hillary Rodham Clinton. Kariernya memuncak setelah mengalahkan John McCain dari Partai Republik. Periode berikutnya ia terpilih lagi sebagai Presiden untuk periode kedua mengalahkan Mitt Romney dari Partai Republik. Ia pernah meraih penghargaan terhormat sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2009.
Obama tidak pernah merasa gengsi memiliki background campuran etnik. Ia bangga dengan kenyataan hidup yang dialaminya. Ia pernah mengatakan: "Bahwa ayahku tidak seperti orang-orang di sekitarku, ia hitam bagaikan ter, ibuku putih bagaikan susu-nyaris tidak terpikirkan olehku." Obama juga memiliki pemahaman yang mendalam arti agama sebagai directions di dalam menjalani kehidupan. Ia bangga mempunyai ayah kandung dan ayah tiri seorang muslim dan keluarga ibunya seorang Kristen. Obama sendiri mengklaim diri dan keluarganya sebagai keluarga Kristiani, namun ia sadar bahwa semua agama memiliki tujuan yang sama: Memanusiakan manusia. Obama tahu substansi ajaran Islam, mungkin melalui self sudy-nya tentang Islam atau ada pengaruh dari lingkungan keluarganya yang beragama Islam.
Obama yakin Islam bukan agama teroris. Ia selalu percaya diri mengungkapkan di mana-mana bahwa Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan apalagi terorisme. Yang sangat menakjubkan dunia ketika ia berpidato di depan 1500 akademisi Cairo University, Kamis, 4 Juni 2009, ia dengan begitu cerdas dan lancar mengutip tiga ayat Al-Qur'an. Yang lebih khusus lagi ialah Obama empat kali menyebut secara khusus Indonesia di dalam pidato tersebut. Ia dengan mahir menjelaskan betapa peradaban dunia modern berjasa besar terhadap Islam. Ia menegaskan: "Sebagai pelajar sejarah, saya juga mengetahui peradaban berhutang besar terhadap Islam. Adalah Islam - di tempat-tempat seperti Universitas Al-Azhar - yang mengusung lentera ilmu selama berabad-abad, dan membuka jalan bagi era Kebangkitan Kembali dan era Pencerahan di Eropa".
Baca juga: Al-Qur'an di Tangan Thomas Jefferson |
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi