Salah satu wali lokal yang makamnya terdapat di Bayat, Klaten, Jawa Tengah adalah Sunan Bayat. Beliau adalah salah satu wali yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa pada sekitar abad ke-16.
Sunan Bayat adalah salah satu sunan yang sempat memiliki posisi sebagai bupati di Semarang. Setelah menjadi bupati, beliau menghabiskan waktunya untuk berdakwah dan mengislamkan para petapa dan Pendeta Hindu.
Dikenal Sebagai Pangeran Mangkubumi
Dijelaskan oleh Yusak Burhanudin dan Ahmad Fida dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Ibtidaiyah, bahwa Sunan Bayat dikenal juga dengan sebutan Sunan Pandanaran, Susuhunan Tembayat, Pangeran Mangkubumi dan Wahyu Hidayat. Beliau hidup di masa Kerajaan Demak dan merupakan putra dari bupati pertama Semarang yakni Ki Ageng Pandan Arang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada awalnya, Sunan Bayat merupakan seorang bupati yang baik dan menjalankan ajaran Islam. Namun, beberapa lama kemudian beliau sempat melalaikan ajaran Islam dan menjadi penguasa yang angkuh dan semena-mena.
Mendengar kabar tersebut, Sultan Demak Bintara mengutus Sunan Kalijaga untuk kembali menyadarkan Pangeran Mangkubumi atau Sunan Bayat. Akhirnya, Sunan Bayat kembali patuh pada ajaran Islam dan menyerahkan kekuasaannya kepada sang adik.
Sunan Bayat bersama keluarganya kemudian pindah ke Tembayat (Bayat). Di tempat barunya tersebut, ia menyebarkan agama Islam.
Perjalanan Dakwah
Mengutip buku Wisata Ziarah : 90 Destinasi Wisata Ziarah dan Sejarah di Jogja, Solo, Magelang, Semarang, Cirebon karya Gagas Ulung, dituturkan bahwa perjalanan dakwah Sunan Bayat sangat didukung oleh keluarganya. Bahkan, ia rela menghabiskan waktu dan hartanya untuk melakukan syiar di daerah Bayat, Klaten.
Pada saat itu, tantangan yang dihadapi Sunan Bayat dalam menyebarkan Islam cukup berat karena masih banyak masyarakat yang beragama Hindu. Dalam membuat para pertapa dan Pendeta Hindu masuk Islam, Sunan Bayat menggunakan cara diskusi kebatinan dan kepercayaan, sehingga mereka dengan sukarela masuk Islam tanpa adanya paksaan.
Selain menyebarkan ajaran Islam, Sunan Bayat pun mengajarkan masyarakat membatik. Tujuannya adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan pakaian bagi Sunan dan keluarganya. Hal tersebut pun menjadi cikal bakal adanya usaha batik di Bayat hingga sekarang.
Makam Sunan Bayat
Salah satu wali lokal yang makamnya terdapat di bayat klaten adalah Sunan Bayat. Makam Sunan Bayat saat ini menjadi objek wisata ziarah Wali Songo. Banyak warga muslim yang secara sengaja melakukan ziarah ke makam Sunan Bayat untuk mendoakannya.
Masyarakat meyakini bahwa makam Sunan Bayat memiliki berkah keselamatan, derajat juga kebatinan. Oleh karena itu, juru makam Sunan Bayat selalu menegaskan bahwa tempat ziarah tersebut hanya diperuntukkan kepada pengunjung yang ingin mendoakan Sunan Bayat bukan meminta keselamatan darinya.
Untuk melakukan ziarah di makam Sunan Bayat, peziarah diberikan beberapa peraturan agar ziarah berlangsung secara khidmat. Sebelum memasuki area makam, peziarah diharuskan untuk berwudhu terlebih dahulu. Setelah melakukan ziarah dan berdoa di makam Sunan Bayat, peziarah boleh mengambil air bertuah di gentong naga yang tersedia di Regol Naga.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi