Jati Diri

Kolom Hikmah

Jati Diri

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 25 Nov 2022 07:58 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Ilustrasi: Zaki Alfaraby/detikcom
Jakarta -

Jika seseorang kehilangan nama, laksana tumbuhan air yang tidak mendapatkan tempat kokoh untuk berpijak dan tidak bisa menghasilkan buah. Umat yang kehilangan kemuliannya adalah umat yang kehilangan identitasnya. Kehidupan mereka hanya untuk sekedar hidup tanpa kesadaran akan makna dan tujuan hidup.

Umat ini sudah sekian lama terbelakang. Terlalu lama terlelap tidur nyenyak yang sangat panjang, dengan berselimutkan kelam, sehingga lupa bahwa pagi sebentar lagi menjelang. Bangun merupakan upaya yang sangat berat karena lamanya tertidur. Ayo bangun, tidak beralasan bagi kita untuk terus terpenjara dalam ketertinggalan dan keterbelakangan, sementara dunia sekitar kita terus bergerak maju. Kita mempunyai prinsip dan dorongan agama, akhlak dan ilmu pengetahuan serta teknologi ( tentu terus dikembangkan ) sebagai modal bergerak untuk maju tidak diam alias tidur. Jadilah pemberi kontribusi bagi kemuliaan sesuai fungsi penguasa bumi.

Hilangnya identitas ini menyebabkan kita miskin "pemimpin." Pemimpin diperlukan untuk menyatukan semua kemampuan dan sumber daya dalam upaya menuju tujuan. Saat ini kita hidup dalam krisis, ditunjukkan dengan kehilangan tujuan. Kehilangan langkah-langkah taktis dan kehilangan akal sehat untuk menuju kedepan. Bersatunya umat dalam bingkai Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan) merupakan keniscayaan. Hal ini tidaklah mudah dan sudah terbukti, namun demikian upaya tanpa menyerah dan terus menerus. Persaudaraan ini akan cepat terjadi jika ada seorang pemimpin sejati yang tampil dalam menyatukan visi dan langkah-langkah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun cita-cita dalam Islam adalah umat yang hidup dalam kerukunan (sudah dicontohkan saat Rasulullah mendirikan Negara Kota di Madinah), sejahtera dan damai, kompak laksana sebatang pohon kayu yang kokoh. Persaudaraan ini akan bersandarkan pada kebersamaan, bermusyawarah yang berasaskan persamaan, keadilan dan kebenaran, saling tolong menolong dan saling memberi nasihat. Bagaimana peran individu seorang muslim?. Setiap individu hendaknya terus melengkapi keilmuannya, sehingga bisa memberi jawaban atau solusi atas persoalan dunia yang terus berkembang. Dengan demikian setiap individu akan menjadi bunga yang mengharumkan umat dan agama.

Ada kesalahan dalam persepsi umat saat ini, " Menunggu datangnya seorang pemimpin yang akan memberikan solusi tanpa usaha apapun." Namun kita lupa bahwa, mungkin di antara umat bisa tampil sebagai pemimpin. Kita adalah bibit-bibit kebaikan dalam kehidupan, bahkan mungkin kita yang melakukan perbaikan kala manusia lain membuat kerusakan. Dengan potensi yang ada dan selalu meningkatkan kemampuan, maka cetaklah pemimpin dan jangan membuang waktu. Ingatlah bahwa hidup dengan akhlak mulia dan mati dengan meninggalkan jasa.

ADVERTISEMENT

Mari kita simak firman-Nya pada surah al-Baqarah ayat 30," Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dalam ayat ini menjelaskan dipilihnya manusia sebagai penguasa bumi, merupakan bentuk amanah. Maka dengan segeralah bermusyawarah dalam wadah persaudaraan untuk mencetak banyak pemimpin sesuai bidang kebutuhan.

Menemukan jati diri umat sebagai sosok yang beriman menjadi prioritas. Mulai generasi muda dijadikan faham tentang ajaran Islam ( rukun iman dan rukun Islam ) dan dibekali kemampuan berilmu pengetahuan serta menguasai teknologi sesuai tingkatannya. Inilah sumber daya dasar dalam menuju menemukan kembali jati diri ( identitas ). Semoga anak cucu kita tidak tercerabut pengetahuan agamanya dan taat dalam menjalankan dan menjauhi larangan-Nya serta bersikapridha atas ketetapan-Nya.

Aunur Rofiq

Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads