Mengapa Januari Terasa Sangat Lama? Ini Penjelasan Sains

ADVERTISEMENT

Mengapa Januari Terasa Sangat Lama? Ini Penjelasan Sains

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 14 Jan 2024 17:00 WIB
Kalender Januari 2023
Mengapa Bulan Januari Terasa Lama? (Foto: Getty Images/iStockphoto/Jerome Maurice)
Jakarta -

Januari merupakan awal baru dari sebagian besar orang. Bulan pertama di tahun baru ini menjadi waktu yang tepat untuk memulai resolusi.

Namun, tak sedikit yang merasa jika Januari terasa lebih lama dari bulan-bulan lainnya. Apa alasannya?

Zhenguang Cai, seorang mahasiswa PhD di University College London (UCL) yang mempelajari persepsi waktu menjelaskan mengapa banyak orang merasa bulan Januari terasa begitu lama. Salah satu alasannya berasal dari kembali ke rutinitas setelah libur Natal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada kemungkinan bahwa memulai kembali pekerjaan setelah liburan Natal menyebabkan banyak kebosanan (dibandingkan dengan kesenangan selama liburan Natal), yang pada gilirannya menyebabkan kebosanan. kesan bahwa waktu melambat di bulan Januari," jelasnya dalam The New Statesman dikutip Sabtu (13/1/2024).

Januari dinilai sebagai bulan untuk bekerja. Itulah salah satu alasan mengapa bulan Januari terasa sangat lambat. Fenomena ini paling mudah dijelaskan oleh hipotesis jam dopamin.

ADVERTISEMENT

Tentang Hipotesis Jam Dopamin

Hipotesis jam dopamin menyatakan bahwa tingkat dopamin yang lebih tinggi, suatu neurotransmitter di otak yang terkait dengan motivasi dan penghargaan, mempercepat jam internal manusia dan membuat waktu terasa berjalan lebih cepat. Penelitian pada tikus telah menunjukkan bahwa hal ini sebagian besar benar.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 memberikan 37 mahasiswa sebuah teks panjang dan meminta mereka menggarisbawahi semua kata yang memiliki kombinasi huruf ganda di dalamnya. Satu kelompok siswa menghabiskan waktu 20 menit untuk mengerjakan tugas tersebut, sedangkan kelompok lainnya menghabiskan waktu lima menit. Namun kedua kelompok diberitahu bahwa tugas tersebut memakan waktu 10 menit.

Para siswa kemudian diminta untuk membuat penilaian waktu retrospektif. Ini adalah jenis penilaian yang sering kali membuat orang mengatakan bulan Januari terlalu lama. Individu akan melihat kembali suatu peristiwa atau periode dan membuat penilaian tentang berapa lama ia memikirkan atau merasakannya.

Individu tidak menghitung selama jangka waktu tersebut. Jadi, alih-alih mengandalkan jam internal, penilaian ini lebih bergantung pada ingatan.

Para peserta yang merasa telah menghabiskan waktu lima menit untuk mengerjakan tugas tersebut, merasa waktu berjalan begitu cepat dan menikmati tugas tersebut. Sementara mereka yang merasa telah menghabiskan 20 menit untuk mengerjakan tugas tersebut, menganggap tugas tersebut membosankan dan percaya bahwa waktu telah berlalu.

Kurangnya Sinar Matahari

Kurangnya sinar matahari juga menjadi penyebab mengapa kebanyakan orang semua merasa seperti ini.

"Meskipun hari-hari sedikit lebih panjang, hari-hari masih terasa seolah-olah semakin pendek. Hal ini mengarah pada perasaan bahwa hari berakhir lebih awal. Rasanya lebih lambat dari sebelumnya," jelas Profesor UCL, David Whitmore.

Pada tahun 1992, Profesor Dan Zakay, mengemukakan bahwa waktu terasa lebih lama di mana waktu sangat relevan, sedangkan interval waktunya tidak pasti. Atau dengan kata lain, kita tidak tahu kapan sesuatu akan berakhir. Contohnya seperti terjebak kemacetan.

Faktanya, pengakuan bahwa Januari itu panjang, justru membuat Januari terasa lebih panjang, karena kita lebih sadar akan waktu. Cara kita memandang waktu, setidaknya dalam jangka waktu yang lama, mencerminkan perasaan kita.




(nir/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads