Studi Ungkap Alasan Orang Berselingkuh, Benarkah karena Diabaikan?

ADVERTISEMENT

Studi Ungkap Alasan Orang Berselingkuh, Benarkah karena Diabaikan?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Kamis, 11 Jan 2024 20:00 WIB
Ilustrasi selingkuh
Foto: Shutterstock/Ilustrasi selingkuh
Jakarta -

Sebuah studi dilakukan di Amerika Serikat untuk meneliti apa saja alasan orang berselingkuh dari pasangannya. Studi ini melibatkan hampir 500 responden, yang menjawab tentang kenapa mereka melakukan perselingkuhan.

Profesor psikologi di Monmouth University, AS, Gary W Lewandowski Jr, mengatakan dari 495 orang yang ikut, sebanyak 87,9 persen di antaranya diidentifikasi sebagai heteroseksual atau memiliki orientasi seksual atau ketertarikan terhadap lawan jenis.

Peserta ini direkrut melalui kelompok peserta di sebuah universitas besar di AS dan melalui papan pesan Reddit dengan tema hubungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


8 Alasan Orang Berselingkuh

Para peserta mengaku selingkuh dalam hubungan mereka dan mengungkapkan alasannya. Kemudian peneliti melakukan analisis dan menemukan delapan alasan utama orang selingkuh, yakni kemarahan, harga diri, kurangnya cinta, rendahnya komitmen, kebutuhan akan variasi, pengabaian, hasrat seksual, dan situasi atau keadaan.

Alasan-alasan tersebut tidak hanya memengaruhi alasan orang berselingkuh, tetapi juga berapa lama mereka melakukannya.

ADVERTISEMENT

Hal ini juga berkaitan dengan kenikmatan seksual mereka, investasi emosional mereka dalam perselingkuhan, dan apakah hubungan utama mereka berakhir sebagai akibat dari perselingkuhan tersebut.

"Meskipun sebagian besar perselingkuhan melibatkan seks, tetapi survei menemukan bahwa jarang sekali perselingkuhan hanya karena alasan seks semata," ujar Lewandowski Jr. dalam Scientific American, dikutip Rabu (10/1/2024).

Sebagian besar peserta, merasakan suatu bentuk keterikatan emosional dengan pasangan selingkuh mereka. Di sisi lain, banyak peserta yang melaporkan bahwa mereka menderita karena pengabaian atau kurangnya cinta dalam hubungan utama mereka.

Banyak Orang Mengungkapkan Rasa Sayang ke Selingkuhan

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga peserta (62,8 persen) mengaku mengungkapkan rasa sayang terhadap pasangan barunya atau selingkuhannya.

Kemudian dengan proporsi yang hampir sama yakni 61,2 persen, mengaku terlibat dalam dialog seksual eksplisit dengan mereka, seperti saling menggoda, mengirim foto atau video, dan sebagainya.

Di sisi lain, hanya ada sekitar empat dari 10 (37,6 persen) yang melakukan percakapan intim, sedangkan satu dari 10 (11,1 persen) berkata, "Aku sayang kamu."

Peserta yang melaporkan merasa kurang terhubung dengan pasangan utamanya, justru mengalami keintiman emosional yang lebih besar dalam perselingkuhannya.

Sementara itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa dalam beberapa kasus, hubungan perselingkuhan para peserta hanya sekedar kencan singkat, sedangkan yang lain merupakan ikatan yang lebih lama dan lebih dalam.

"Mereka yang berselingkuh karena marah (seperti keinginan untuk membalas dendam), kurangnya cinta atau kebutuhan akan variasi memiliki hubungan yang lebih lama. Sementara mereka yang termotivasi oleh situasi (seperti mereka yang mabuk atau kewalahan dan tidak berpikir jernih) mengakhirinya lebih awal. Wanita juga rata-rata memiliki waktu berselingkuh yang lebih lama dibandingkan pria," ungkap Lewandowski Jr..

Banyak Hubungan yang Berlanjut Meski Pasangannya Selingkuh

Menurut peneliti, pada akhirnya nasib hubungan utama para partisipan tidak bergantung pada tindakan perselingkuhannya, melainkan lebih pada apa yang memotivasi tindakan tersebut.

Selingkuh lebih mungkin mengakhiri suatu hubungan jika hal itu muncul karena kemarahan, kurangnya cinta, rendahnya komitmen, atau pengabaian.

Kecil kemungkinannya untuk melakukan hal tersebut jika perselingkuhan terjadi secara tidak langsung. Berdasarkan data, hanya satu dari lima (20,4 persen) hubungan yang berakhir karena perselingkuhan.

Sementara 21,8 persen dari hubungan peserta yang berselingkuh tetap bersama meski pasangan utama mereka mengetahuinya. Kemudian 28,3 persen lagi, tetap bersama tanpa pasangannya mengetahui perselingkuhan mereka.

Menurut studi ini, jarang sekali perselingkuhan menghasilkan hubungan yang nyata. Hanya satu dari 10 kasus atau sekitar 11,1 persen hubungan perselingkuhan yang akhirnya berubah menjadi komitmen penuh.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads