Sebelumnya pada SBMPTN 2022, TKA dilaksanakan untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman keilmuan yang diajarkan di sekolah dan diperlukan untuk seseorang dapat berhasil dalam penempuh pendidikan tinggi, seperti dikutip dari laman Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
TKA juga mengukur kemampuan kognitif yang terkait langsung dengan konten mata pelajaran yang dipelajari di sekolah dengan penekanan High Order Thinking Skills.
Tes ini terbagi atas TKA Saintek dengan materi Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi, serta TKA Soshum dengan materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. TKA Saintek diterapkan untuk peserta SBMPTN yang hendak masuk prodi rumpun saintek, sementara TKA soshum diterapkan untuk pemilih prodi rumpun soshum
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof. Jamal Wiwoho menuturkan, dengan tidak adanya ketentuan soshum dan saintek, ada passing grade (nilai ambang batas) yang dapat diterapkan di tiap prodi.
"Karena nanti di jalur tes ini tidak lagi ada soshum dan saintek, adanya tes potensi skolastik yang mengukur potensi kognitif, penalaran, dan literasi bahasa Inggris serta bahasa Indonesia," kata Jamal pada detikEdu.
"Artinya, kalau melihat seperti ini, dulu itu boleh dikatakan (penekanannya) pada hafalan, kini pada penalaran. Namun, tentu akan menjadi agak masalah, misalnya saja, untuk membedakan prodi tertentu, jadi perlu ada passing grade tertentu," sambungnya.
Jamal menuturkan, penentuan passing grade ini dapat dilakukan PTN bersama Badan Pengelola Pengujian Pendidikan (BP3), badan yang kini mengoordinasi seleksi nasional masuk PTN.
Seleksi Masuk PTN 2023, Begini Pertimbangan di UNS
Ujian untuk Siswa dengan dan tanpa Penjurusan
Jamal menuturkan, di masa transisi menuju tidak adanya penjurusan di SLTA, pihaknya mengusulkan agar siswa dapat diakomodasi dengan tes sesuai sistem penjurusan di sekolahnya.
"Kalau kita melihat, dengan sistem baru sudah tidak ada IPA-IPS, tetapi kalau sistem lama, ini sebetulnya transisi menuju ke seluruhnya akan running di 2024. Saya mengusulkan, yang lama tetap dengan sistem yang lama. Kalau yang lama dengan sistem yang baru, akan mengalami kesulitan," tuturnya.
Ia menambahkan, opsi varian ujian juga dapat dibuat untuk siswa dengan penjurusan di sekolah dan yang tidak. Sebab, peserta seleksi nasional berdasarkan tes lulusan 2022 dan 2021 menurutnya masih belajar dalam sistem penjurusan, sementara lulusan 2023 bisa jadi sudah mengenal sistem tanpa penjurusan.
"Sebetulnya besok harus ada dua model, minimal. Minimal itu untuk yang tidak mengenal jurusan IPA-IPS, dan yang mengenal jurusan IPS. Yang diperbolehkan di SBMPTN itu yang tiga tahun terakhir, tetapi yang bisa on the right track dengan ini (mekanisme tanpa saintek-soshum) yaitu yang terakhir (siswa lulusan 2023). Sementara itu yang dua sebelumnya (lulusan 2022 dan 2021) mengenal (penjurusan) IPA-IPS. Jadi mestinya variannya agak berbeda ya," kata Jamal.
Syarat Tes Praktik
Jamal mengatakan, pihaknya juga meminta agar ada tes praktik langsung di lokasi bagi peminat prodi tertentu di UNS yang berencana masuk lewat seleksi nasional berdasarkan tes.
"Di jalur tes tahun depan itu, kami minta agar di prodi-prodi tertentu itu ada tes praktik. Misalnya olahraga, kesenian, jadi kalau olahraga itu, ada tes olahraga, jangan hanya kirimkan video," tuturnya.
"Mata kuliah atau prodi yang dimungkinkan, dan mensyaratkan tambahan praktik, harus praktik. Seperti prodi S1 seni rupa, S1 seni tari, S1 olahraga, praktik dulu. Jadi mata pelajaran praktik disyaratkan diajukan di tes itu, tetapi yang Hukum, FISIP, Kedokteran, tidak perlu praktik," sambungnya.
Passing Grade di Seleksi Mandiri UNS
Di seleksi mandiri UNS, Jamal menuturkan, passing grade dapat diterapkan dan diatur kampus.
"Tetapi jalur mandiri, semuanya menggunakan pertimbangan akademik, bukan komersil. Itu perlu digarisbawahi, bahwa, kriteria jalur mandiri juga menggunakan penilaian akademik," kata Jamal.
Ia menuturkan, mekanisme seleksi mandiri UNS hendaknya mengakomodasi siswa dari sekolah dengan sistem penjurusan dan yang tidak.
"Saya belum mengadakan pertemuan dengan teman-teman, khususnya terkait model soal mandiri besok. Tetapi, dalam pemahaman saya, harus mengakomodasi dua sistem tadi (dengan penjurusan IPA-IPS atau tidak). Kalau perlu, ditanya, you mau pilih yang mana? Supaya dia pas," kata Jamal.
Ia mengatakan, seleksi mandiri UNS ke depan rencananya masih akan melanjutkan jalur-jalur yang dibuka sebelumnya.
"Mandiri itu kami melanjutkan tradisi lama, yaitu dari enam jalur: jalur prestasi akademik dan nonakademik, itu bagi yang memiliki certificate nasional dan internasional. Kemudian jalur UTBK, berarti nilainya kita ambil dari UTBK yang (dulu) dilakukan LTMPT" terang Jamal.
"Lalu jalur UTUL (ujian tulis), itu jalur yang dikhususkan dari soal dan pelaksanaan dan penilaian dari UNS, jalur kerja sama, jalur disabilitas. Juga kami masukkan jalur kepemimpinan muda, misalnya teman-teman atau adik kita yang ketua OSIS kita masukkan ke jalur kepemimpinan muda. Jadi di jalur itulah yang kita sajikan dalam maksimal 50 persen kuota," tuturnya.
Afirmasi 20 Persen
Jamal menuturkan, penjaringan siswa berpotensi akademik cemerlang tetapi kurang mampu secara ekonomi dan asal daerah 3T masih akan diterapkan UNS di jalur seleksi nasional berdasarkan prestasi, tes, dan seleksi mandiri.
"Tahun depan gambarannya sama, sejak pendaftaran sudah ada formulir, mau ambil jalur KIP Kuliah apa ndak. Kalau mau mengambil dan diterima, dia otomatis mendapat beasiswa dan living cost selama studi S1 di UNS atau di perguruan tinggi yang minimal 20 persen. Di UNS ada sekitar 23 persen," tuturnya.
"Peluangnya sama, karena KIP Kuliah mengakomodir ketiga jalur itu dulu: SNMPTN, SBMPTN, dan mandiri," sambung Jamal.
Transparansi Seleksi Mandiri UNS
Jamal mengatakan, para peserta mandiri akan dapat mengakses kuota per prodi, hasil seleksi mandiri, dan melakukan sanggah atas hasil kelulusan.
"Semua mahasiswa nanti diberi tahu jumlah nilainya, seperti di SBMPTN, diberi nomor dan nilai. Tetapi misalnya nilaimu 800, nilai saya 790, itu bisa mengajukan di masa sanggah. Pengumumannya per orang, tinggal akses, nilainya keluar. Mekanisme (mandiri) itu dijelaskan kuotanya, tiap prodi ada," katanya.
(twu/nwy)