×
Ad

TKA Gunakan Metode IRT untuk Olah Nilai, Apa Itu?

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 23 Des 2025 11:00 WIB
Kepala BSKAP Kemendikdasmen, Toni Toharudin jelaskan pengolahan nilai TKA. Ini metodenya. Foto: Dok Kemendikdasmen
Jakarta -

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) beberkan cara pengolahan nilai Tes Kemampuan Akademik (TKA) murid di jenjang SMA/SMK/sederajat. Pengolahan nilai TKA dijabarkan menggunakan metode IRT, apa itu?

Metode IRT atau Item Response Theory secara singkat dijelaskan sebagai salah satu metode penilaian yang fokus pada karakteristik setiap soal. Lebih tepatnya, metode IRT yang digunakan adalah Model 2 Parameter Logistics.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin menjelaskan metode IRT mampu memberikan hasil penilaian yang lebih adil dan informatif. IRT memungkinkan penghitungan nilai tidak hanya tentang variabel jumlah jawaban benar, tapi juga tingkat kesulitan di setiap soal TKA.

"Dalam hal metode pengolahan TKA, kami analisis scoring TKA ini menggunakan pendekatan item respon theory, dengan menggunakan model dua logistik parameter, sehingga kemampuan murid ini bisa dibedakan secara lebih adil dan juga sangat informatif," tuturnya dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (23/12/2025).

Penilaian TKA dengan Metode IRT

Kemendikdasmen melibatkan guru dari berbagai daerah untuk menentukan penilaian terhadap karakteristik dan tingkat kesulitan soal. Hal ini diharapkan agar penilaian bersifat transparan dan terstandar.

Metode IRT memungkinkan setiap murid mendapatkan skor yang berbeda meski mereka memiliki jumlah jawaban benar sama. Alasannya, karena proses penghitungan nilai akhir setiap murid melibatkan variabel tingkat kesulitan yang berbeda di tiap soalnya.

"Dengan pendekatan ini murid dengan jumlah jawaban benar yang sama itu dapat memperoleh skor yang berbeda karena tadi, melihat tingkat kesulitan dan juga karakteristik setiap soal," jelas Toni.

Sebagai contoh dalam paparan Kemendikdasmen, ada dua murid yang memiliki jumlah jawaban benar sama, misalnya 20 soal. Namun, mereka bisa mendapatkan nilai yang berbeda, misalnya, salah satunya 85 dan satu murid lainnya 90.

Hal ini bisa terjadi karena setiap butir soal memiliki skor yang berbeda antar murid. Kemendikdasmen menyakini, metode IRT mampu membedakan kemampuan murid secara adil dan informatif.

Skala Nilai TKA 0-100

Setelah dihitung dengan seksama, Kemendikdasmen mentransformasikan skor setiap butir ke dalam skala nilai 0-100 secara bertahap. Proses bertahap ini dilakukan agar hasil nilai TKA bisa adil, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Toni menyebut setiap nilai batas capaian TKA ini tidak ditentukan secara sepihak. Nilai ini ditentukan melalui standar setting melalui metode Extended Angoff.

Penentuan nilai batas melibatkan 125 orang guru dari berbagai bidang studi dan wilayah di Indonesia. Proses penentuan setiap kategori/capaian TKA dilakukan dengan prosedur yang baku, terdokumentasi, dan iteratif (proses dilakukan secara berulang-ulang) dalam tiga putaran.

"Dan skor ini kami transformasikan ke skala 0-100 Dan nilai batas capaian TKA ini tidak ditentukan sepihak, tapi penentuannya menggunakan metode tertentu, dengan melibatkan 125 guru dari berbagai provinsi, dan dilakukan bertahap agar hasilnya bisa adil, transparan dan bisa dipertanggungjawabkan," pungkas Toni.



Simak Video "Video: Respons Kemendikdasmen soal Ramai Petisi Batalkan TKA "

(det/nah)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork