Satuan Pendidikan Inklusif Naik 23%, Ini Kata Dirjen Vokasi dan PKPLK

ADVERTISEMENT

Satuan Pendidikan Inklusif Naik 23%, Ini Kata Dirjen Vokasi dan PKPLK

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Jumat, 28 Nov 2025 19:30 WIB
Sejumlah guru menyaksikan penampilan siswa penyandang disabilitas saat Peringatan Hari Guru Nasional di SLB Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Jakarta, Selasa (25/11/2025). Kegiatan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional 2025 tersebut diisi dengan upacara,  penampilan musik, dan pembacaan puisi dari murid untuk guru. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/bar
Foto: ANTARA FOTO/SULTHONY HASANUDDIN
Jakarta -

Jumlah satuan pendidikan yang menerima murid penyandang disabilitas meningkat hingga 23% menurut data terbaru Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) per September 2025. Apa tantangannya?

Data tersebut disampaikan oleh Direktur Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Kemendikdasmen Tatang Muttaqin dalam pemaparan di acara Morning Coffee Hari Disabilitas Internasional di Sunyi Coffee Barito, Jakarta, Jumat (28/11/2025).

Menurutnya, peningkatan ini sejalan dengan semakin banyaknya sekolah yang membuka akses pendidikan inklusif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akses Pendidikan Inklusif Semakin Meluas

Per September 2025, sudah tercatat lebih dari 60.910 satuan pendidikan yang melayani murid penyandang disabilitas di berbagai jalur pendidikan, termasuk pendidikan umum, kejuruan, serta program non-formal.

ADVERTISEMENT

Tatang mengatakan peningkatan penerimaan murid penyandang disabilitas di sekolah inklusif terlihat cukup signifikan dalam setahun terakhir.

"Di pendidikan inklusi ini peningkatannya cukup tinggi. Satuan pendidikan yang memiliki murid penyandang disabilitas naik 17 persen pada Februari 2025, dan kemudian naik lagi pada penerimaan siswa baru di September menjadi 23 persen," ujarnya.

Menurutnya, peningkatan ini menunjukkan semakin banyak sekolah yang membuka akses pendidikan untuk anak disabilitas.

"Penerimaannya semakin tinggi dan satuan pendidikannya juga makin banyak, sekarang sudah sampai sekitar 60 ribu sekolah," kata Tatang.

la menjelaskan bahwa kenaikan tersebut juga diikuti bertambahnya jumlah murid penyandang disabilitas di berbagai jalur pendidikan.

"Jumlahnya terdistribusi, ada di pendidikan umum, kejuruan, dan yang menarik pendidikan non-formal juga naik sekitar 20 persen," jelasnya.

la menambahkan bahwa semakin banyak pilihan layanan pendidikan turut mendorong orang tua mendaftarkan anak mereka ke sekolah.

"Jadi pendidikan nonformal juga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), kita sekarang kan dengan adanya PKBM bisa jadi aplikasi sekolah rumah (homeschooling), dan mungkin untuk anak-anak yang jauh kita juga ada pendidikan jarak jauh," ujarnya.

Per September 2025, pemerintah mencatat layanan pendidikan baru menjangkau 199.000 anak di 60.910 satuan pendidikan.

"Ya mudah-mudahan kalau saat ini baru melayani per September 2025, baru melayani 199.000 anak, 60.910 Satuan Pendidikan, ke depan akan makin bertambah," kata Tatang.

Tantangan Pemerataan Kualitas Pendidikan

Meski meningkat, Tatang mengakui pemerataan akses masih menjadi tantangan besar.

"Memang distribusinya belum ideal. Jawa Barat, Jawa Timur, DKI, hingga Sumatra Barat ini cukup tinggi. Tapi untuk daerah seperti Papua atau wilayah konflik, ini masih tantangan," katanya.

Menurutnya, hambatan tidak hanya soal ketersediaan sekolah, tetapi juga soal informasi dan penerimaan di masyarakat. la menilai bahwa tantangan terbesar masih terjadi di wilayah-wilayah yang akses informasinya terbatas.

"Kalau untuk daerah-daerah, ekspos terkait disabilitas masih terbatas. Kondisi seperti ini masih banyak ditemui," kata Tatang.

"Ini tantangan, dan itulah kenapa kita menekankan pentingnya kampanye kepada masyarakat," jelasnya.

la menegaskan bahwa langkah penting ke depan adalah meningkatkan identifikasi anak penyandang disabilitas di seluruh daerah.

"Kalau kita bisa mengidentifikasi lebih baik, data akan lebih besar dari angka yang ada sekarang," tuturnya.

la menegaskan bahwa target akhirnya adalah memastikan akses dan kesempatan pendidikan yang lebih merata bagi seluruh anak, termasuk penyandang disabilitas.

"Tujuannya itu memastikan mereka mendapatkan akses dan kesempatan yang lebih baik," tutupnya.




(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads