Pemerintah memberikan sejumlah bantuan dana kepada Guru ASN Daerah dan PPPK seperti tunjangan profesi guru, tunjangan khusus guru dan tambahan penghasilan atau Tamsil. Untuk Tamsil, guru mendapatkan dana Rp 250 ribu per bulan.
Salah satu guru SDN Banyuagung 2, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Angga Natalia menceritakan tentang bantuan Tamsil yang sudah didapatkan. Ia yang sudah mengajar selama 9 tahun, mengaku terbantu setelah mendapat Tamsil sejak 2024 lalu.
"(Tamsil) itu sangat berguna bagi kami, terkhusus untuk anak-anak didik kami. Kalau saya untuk kelas satu itu, saya gunakan untuk pembelian bahan ajar, alat peraga untuk anak-anak, misalnya papan penjumlahan-pengurangan. Sebagian juga saya gunakan untuk biaya transportasi (seperti), membeli bensin," ucapnya saat ditemui di Surakarta, Jumat (21/11/2025), ditulis Selasa (25/11/2025).
Guru lain dari SDN Banyuagung 1, Amalia Rizki menyampaikan hal yang serupa. Menurutnya Tamsil berguna karena pada akhirnya digunakan untuk pembelajaran anak-anak di kelas.
Ia mengatakan, meski media pembelajaran banyak yang sudah disiapkan oleh sekolah, tetapi tambahan media untuk pembelajaran tetap diperlukan. Terutama penghargaan kecil untuk memicu semangat belajar anak.
"Walaupun print dan media itu sudah disiapkan oleh sekolah, tapi ada satu dua hal kecil, pasti kita perlu beli lagi. Misalnya seperti hiasan kelas (sekaligus untuk pembelajaran) atau media-media yang perlu kita tambahkan (dalam pembelajaran), ataupun reward-reward kecil untuk anak-anak, seperti membeli pensil, penghapus, itu reward untuk anak bisa dari Tamsil tersebut," terang Amalia, yang termasuk sebagai guru berstatus PNS.
Jadi Guru Malah Tombok Uang
Guru olahraga di SDN Banyuagung 2, Ardi Pratama mengaku sebelum mendapatkan Tamsil, lebih sering tombok atau menutup kekurangan dalam pembelajaran dengan uang pribadi. Dengan adanya Tamsil yang ia dapatkan sejak 2023, ia merasa lebih terbantu.
"Kalau dari saya selaku guru olahraga, sebelum (dapat Tamsil) dan sesudah itu, sangat berbeda. Contoh ketika belum dapat Tamsil itu, mungkin dari pribadi saya itu tombok," ungkapnya.
Sebagai guru olahraga, ia juga menemui tantangan lain yaitu fasilitas yang belum memadai. Hal ini membuat dirinya harus putar otak agar siswa-siswanya bisa bermain atau berolahraga dengan maksimal.
Dengan keterbatasan dana, ia memanfaatkan barang-barang di sekitar yang bisa menjadi media pembelajaran di luar kelas. Misalnya seperti kaleng susu.
"Saya mau ngasih materi dengan alat yang kurang memadai dan fasilitas halaman yang kurang luas. (Kemudian) saya buat alternatif, seperti pembuatan alat sederhana , modifikasi alat (pembelajaran), dan alat (atau benda) di sekitar kita. Contoh kayak kaleng susu, kita pakai," ujar guru yang diangkat jadi PPPK sejak 2023 tersebut.
"Setelah kita (guru-guru) mendapatkan Tamsil, sedikit membantu untuk pembelian alat dan reward untuk anak. Jadi untuk alat yang belum standar, kita coba beli dengan hasil (bantuan) tadi. Bagi saya, sangat membantu (Tamsil itu)," imbuhnya.
Harapan Guru: Nominal Bantuan Bisa Lebih Besar
Selama ini, Ardi mengakui bahwa penyaluran Tamsil berjalan lancar. Namun, ke depan, ia berharap agar bantuan bisa lebih besar nominalnya agar pembelajaran ke anak-anak semakin maksimal.
"(Harapannya) lebih dibesarin lagi. Karena itu kan juga kembali ke anak. Semakin besar (bantuannya), kita juga ngasih ke anak (lebih maksimal), otomatis (dampaknya) anak bisa suka. Senang, juga antusias (dalam pembelajaran), 'wah pelajaran olahraga pasti nanti ada reward'. Mungkin (siswa-siswa) sudah menebak (itu)," ungkapnya.
Meski begitu, Ardi tidak menyebut harus sebesar apa nominal yang ditambahkan. Sebab, selama ini ia mengaku sudah bersyukur telah mendapatkan bantuan.
"Kalau nominal (tambahannya berapa) saya nggak bisa nyebut, penginnya kan lebih. Lebih dari gaji. Pengennya," ucapnya disusul tawa ringan.
"Tapi kan kita juga belum punya hak menuntut seperti itu. Kita dikasih (Tamsil), kita sudah bersyukur, sudah dibantu selama perjalanan beli bensin, itu sudah sangat membantu. Untuk kebutuhan kalau jam makan siang, semua kembali untuk sekolah, terutama juga anak-anak dan bapak ibu guru," tuturnya.
Guru Angga dan Amalia juga berharap, program bantuan Tamsil akan terus berlanjut. Ini karena dampaknya tak hanya untuk guru, tapi juga anak-anak dan sekolah.
"Harapannya Tamsil terus dilanjutkan, kalau bisa ditambah nominalnya. Ya karena (bakal) kembali ke siswa juga, untuk guru juga. Karena jika kebutuhan guru itu terpenuhi, mengajar juga lebih senang, semangat, hati juga lebih lapang, seperti itu. Lebih fokus juga," tutup Amalia.
Simak Video "Video Seputar Tunjangan Profesi Guru: Besaran hingga Proses Penyaluran"
(faz/pal)