Prabowo Akan Bangun 7.000 Sekolah Terintegrasi, Kemdikdasmen: Konsep Tengah Dikaji

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 30 Okt 2025 20:30 WIB
Staf Khusus Menteri Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, Arif Jamall Muis. Foto: Cicin Yulianti
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto mencanangkan sekolah terintegrasi di setiap kecamatan dengan total sebanyak 7.000 sekolah. Sekolah terintegrasi ini nantinya akan menggabungkan sekolah dari jenjang SD, SMP hingga SMA.

"Kita bangun sekolah terintegrasi di setiap kecamatan. Berarti kita mungkin mesti membangun 7.000 sekolah terintegrasi ini," kata Prabowo saat Sidang Kabinet Paripurna setahun pemerintahan dalam tayangan YouTube Sekretaris Presiden, dikutip Kamis (30/10/2025).

"Maksudnya sekarang SD-SMP-SM/SMK terpisah. Padahal ada fenomena, mungkin angka kelahiran menurun, banyak SD kita kosong," tambah Prabowo.

Terkait rencana itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah menyiapkan konsep sekolah terintegrasi yang akan dibangun di setiap kecamatan tersebut. Sekolah ini nantinya diharapkan menjadi model baru dalam penyelenggaraan pendidikan sekaligus menghadirkan fasilitas dan mutu unggul.

"Kalau pembahasannya sudah dimulai ya, sudah dimulai, kemarin kan Pak Menteri juga sudah ke Samarinda kan melihat ada satu contoh sekolah yang apa namanya terintegrasi di sana," ujar Staf Khusus Menteri Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, Arif Jamall Muis, saat ditemui di Gedung A Kemendikdasmen, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta pada Kamis (30/10/2025).

Menurut Arif, sekolah di Samarinda tersebut menjadi salah satu prototipe awal yang sedang dipelajari oleh kementerian. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dikdasmen kini tengah menyusun konsep yang akan menyesuaikan dengan arahan Presiden Prabowo.

"Nah nanti itu menjadi salah satu model akan kita pelajari dan sekarang di Dirjen PAUD Dikdasmen sedang mengkonsep tentang sekolah terintegrasi yang menurut Pak Presiden kan tiap kecamatan," sambungnya.

Menggabungkan SD, SMP, dan SMA dalam Satu Sistem

Hal yang sedang dikaji terkait sekolah terintegrasi ini adalah terkait sistem. Sekolah bisa berupa bangunan baru atau sekolah transformatif.

"Nah nanti kita lihat apakah nanti harus buat baru ataukah nanti akan ada model transformatif yang sudah ada dikembangkan," kata Arif.

Kementerian masih mempelajari model paling efektif untuk diterapkan di berbagai wilayah. Termasuk menyesuaikan dengan kondisi geografis dan jumlah peserta didik di tiap kecamatan.

"Kan Pak Presiden baru menyampaikan akan membuat sekolah terintegrasi per kecamatan itu aja kan. Dan sekarang kan tugas kami kan merancang, memberikan beberapa macam-macam alternatif untuk kemudian nanti dibahas bersama," ujarnya.

Fasilitas dan Standar Tetap Unggul

Meski masih dalam tahap perancangan, Arif memastikan bahwa sekolah terintegrasi akan memiliki standar fasilitas dan mutu yang unggul. Bagi sekolah yang belum memenuhi, akan dibuat menyesuaikan standar Kemendikdasmen.

"Jelas unggul lah ya. Nanti kalau misalnya sekolah biasa sudah diangkat ya harus unggul, yang standar lah. Kan Kementerian Pendidikan Dasar Indonesia kan punya standar, standar sekolah yang baik begitu," tegasnya.

Ia menambahkan, sekolah terintegrasi tetap termasuk sekolah reguler. Bukan seperti sekolah berasrama seperti Sekolah Garuda yang dikelola Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) maupun Sekolah Rakyat yang dikelola Kementerian Sosial (Kemensos).

"Kalau sekolah, kan beda kan, kalau Sekolah Unggul Garuda yang di Kemendikti itu kan sekolah yang berasrama. Gitu kan yang baru, sekolah Garuda itu. Nah sekolah, yang kalau Sekolah Rakyat yang di Kemensos itu kan untuk masyarakat desil 1, desil 2. Nah ini sekolah reguler biasa tetapi dia model terintegrasi," terang Arif.

Hingga kini, Kemendikdasmen masih mengkaji berbagai alternatif desain dan implementasi. Belum diputuskan apakah sekolah terintegrasi akan meniru model di Samarinda atau dikembangkan dengan pendekatan baru yang lebih sesuai konteks daerah lain.

"Terintegrasi, apakah terintegrasinya itu bisa jadikan terintegrasinya itu manajemennya. Bisa jadikan tempatnya, kalau tempatnya kan berarti kan bangun baru. Kalau misalnya nanti dia yang tidak bangun baru berarti kan bisa jadi manajemennya yang terintegrasi," ujar Arif.



Simak Video "Video: Mendikdasmen Mulai Kaji Rencana Pembangunan Sekolah Terintegrasi"

(cyu/nwk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork