Kisah SD Venezuela di Menteng dan Jejak Diplomasi yang Mulai Pudar

ADVERTISEMENT

Jejak Amerika Latin di Sekolah Indonesia

Kisah SD Venezuela di Menteng dan Jejak Diplomasi yang Mulai Pudar

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 30 Okt 2025 18:00 WIB
SD Venezuela SDN Menteng 03 Jakarta
Foto: (Cicin Yulianti/detikcom)
Jakarta -

Di kawasan elit Menteng, Jakarta Pusat, berdiri sebuah sekolah dasar negeri yang menyimpan kisah diplomasi lintas benua. Dari luar, sekolah ini tampak seperti SD negeri pada umumnya.

Namun, siapa sangka, SDN Menteng 03 Jakarta tersebut ternyata menyematkan nama lain yakni SD Venezuela. Nama itu merupakan hasil dari jalinan hubungan baik antara Indonesia dan Venezuela.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari Negara Minyak ke Sudut Menteng

Venezuela memang dikenal orang-orang sebagai negeri penghasil minyak terbesar di Amerika Selatan. Tak perlu jauh menyebrang benua, jejak negara tersebut kini sudah bisa ditemukan di tengah Jakarta tepatnya di Jalan Cilacap, Menteng, Jakarta Pusat.

Sejak kapan SDN Menteng 03 Jakarta kemudian dijuluki SD Venezuela? Cerita itu bermula pada 6 Januari 1988, ketika Indonesia resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Venezuela.

ADVERTISEMENT

Sebagai simbol kerja sama di bidang pendidikan, pemerintah kemudian menetapkan SDN Menteng 03 Jakarta sebagai 'SD Republik Bolivariana Venezuela'. Hal ini dituturkan oleh seorang Guru Pendidikan Agama Kristen sekolah tersebut, Lisda Butarbutar yang sudah mengabdi selama 25 tahun.

"Tanggal 6 Januari 1988 itu melakukan kerja sama dengan SD Republik Venezuela. Makanya disebut sekolah ini sekolah Venezuela," kata Lisda ketika bertemu detikEdu di sekolah, Rabu (29/10/2025).

Penamaan tersebut membuat Kedutaan Besar Venezuela aktif menjalin hubungan dengan sekolah ini. Mereka rutin mengirim bantuan fasilitas pendidikan, buku, hingga peralatan belajar.

"Ada beberapa bantuan juga ya, bantuan dari sana. Dulu itu sebenarnya mereka rajin ke sini. Dateng. Bahkan kedutaannya, kalau nggak asistennya, atau siapapun yang mewakili gitu ya," ungkap Lisda.

Tak hanya bantuan, Venezuela juga ikut meninggalkan jejak fisik di sekolah ini. Pada Juni 2006, sebuah prasasti didirikan di halaman sekolah bertuliskan 'Sekolah Republik Bolivariana Venezuela.'

Dua tiang bendera pun masih berdiri berdampingan di halaman. Keduanya tersebut menjadi simbol kecil dari hubungan dua negara.

Jejak Diplomasi di Dinding Sekolah-Perpustakaan

Jejak persahabatan Indonesia-Venezuela tak hanya tersimpan dalam arsip dan prasasti. Sekitar tahun 2015, halaman sekolah pernah dipenuhi warna-warna cerah dari mural bergambar Simon Bolivar, pahlawan nasional Venezuela.

"Bahkan dulu ada pembuatan mural di belakang situ ya. Jadi ketika ulang tahunnya mereka, ada momen-momennya gitu ya," kata Lisda.

Lukisan itu dibuat langsung oleh pihak Kedutaan Besar Venezuela dalam rangka memperingati hari kemerdekaan negara mereka. Pahlawan tersebut juga hingga kini mejeng di perpustakaan sebagai koleksi buku cerita dan buku bergambar.

"Jadi caranya mereka sama pahlawannya itu yang dikenalkan sama mereka. Bercerita tentang pahlawan Venezuela itu. Kayak kita dikasih buku," katanya.

Ia menambahkan, pihak kedutaan juga sering menggelar kegiatan budaya di sekolah. Ada pengenalan tarian Venezuela, edukasi, dan cek kesehatan gratis oleh pihak Venezuela.

Selain itu, guru dan murid SDN Menteng 03 juga pernah diundang menghadiri perayaan hari kemerdekaan Venezuela di Kedutaan Besar yang berlokasi di kawasan Kuningan. Siswa pun diajak untuk menampilkan pertunjukkan menyanyi.

"Kebetulan kalau tidak salah, tahun 2007, saya itu mewakili kepala sekolah datang ke kedutaan yang di daerah Kuningan. Itu saya menghadiri acara, hari kemerdekaannya," kata Guru Kelas 6 di SD Venezuela, Imam.

Meski tak mengadakan kunjungan atau acara khusus di sekolah, pada masanya selalu ada perwakilan dari Kedubes Venezuela yang sering berkunjung untuk sekadar menyapa dan memantau keadaan sekolah.

Dulu Hangat, Kini Sepi Kabar

Namun, kehangatan hubungan itu kini tinggal kenangan. Sejak pandemi Covid-19, tak ada lagi kunjungan dari Kedubes Venezuela ke SDN Menteng 03.

Lisda menduga, krisis ekonomi yang melanda negara Amerika Selatan itu menjadi salah satu alasannya. Padahal, dulu negara tersebut rajin memberikan bantuan dalam bentuk sarana dan prasarana untuk sekolah.

"Ya sepertinya memang semua kena krisis ekonomi ya. Semua kena krisis ekonomi. Jadi, ya memang mulanya juga mereka bukan negara maju ya. Amerika yang bergabung dengan kita ini kan ya. Jadi memang, ya semakin buruk lagi, sejak krisis itu lho. Apalagi, dengan Covid-19 itu kan, sama sekali kita nggak dikunjungin," kata Lisda.

Sementara menurut Imam, hubungan menjadi tak intens sejak perginya seorang guru bahasa Inggris di SDN Menteng 03 yang dimutasi. Sosoknya adalah penyambung lidah komunikasi antara Kedubes Venezuela dengan sekolah.

"Ya mungkin sih kenapa saat ini kita kurang lebih intens lagi dalam perhubungan. Karena dulu yang saya ingat menyambung untuk perhubungan ini adalah guru bahasa Inggris," kata Imam.

Rindu yang Tertinggal di Menteng

Lisda mengaku, penyematan nama SD Venezuela membuat guru, siswa bahkan orang tua bangga dengan hal itu. Maka dari itu, ia berharap jika nama tersebut benar-benar terasa hidup kembali lewat hubungan aktif dengan Venezuela.

Adapun bukti hubungan keduanya berupa mural di dinding, kini telah hilang. Menurut Lisda, kunjungan sudah tidak terjadi lagi sejak tahun 2019, sehingga membuat sekolah menutup polesan mural dengan cat lain untuk kebutuhan pemugaran sekolah.

"Cuman kita kan, kita juga butuh tempat untuk membuat sesuatu, kalau sesuai dengan kebutuhan kan ya. Misalkan Adiwiyata kemarin, kita butuh penghijauan, akhirnya kita tutuplah semuanya itu. Sesuai dengan kebutuhan," kata Lisda.

Seingat Lisda, momen perayaan dan kehangatan sekolah dan Venezuela terakhir terjadi tahun 2015. Saat itu, banyak staf Kedubes beserta duta besar yang datang berkunjung.

"Terakhirlah kita yang rame-rame itu kan. Yang rame-rame itu pas jaman Pak Solihin, sekitar tahun 2015 saja," kata Lisda.

Baik Lisda maupun Imam masih berharap hubungan itu bisa hidup kembali. Tak hanya mereka, menurut Lisda siswa dan orang tua pasti sumringah jika pihak Venezuela datang menyapa kembali.

"Kita mengajak, kerjasama, ayo datang lagi ke sekolah," seru Lisda.

Meski demikian, Imam menegaskan hubungan antara Indonesia dan Venezuela masih baik-baik saja. Namun, dalam hal hubungan dengan SD Venezuela, kini tengah vakum sejak Covid-19.

"Tapi sebenarnya hubungan kita tuh baik," katanya.




(cyu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads