Apakah detikers pernah mendengar 'SD Republik Argentina' atau 'SD Argentina'? Meski memuat nama 'Argentina' tetapi julukan tersebut disematkan untuk sekolah lokal yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat.
SD Argentina adalah sebutan untuk SD Negeri Gondangdia 01. Keunikan ini tidak muncul begitu saja tetapi erat kaitannya dengan sejarah diplomasi antara Indonesia dan Argentina.
Latar Sejarah SD Republik Argentina di Indonesia
Kepala SDN Gondangdia 01, Ma'mun Fauzi, bercerita bahwa bangunan sekolah ini sudah berdiri sejak tahun 1930. Mulanya, gedung sekolah dipakai untuk SD Menjahit era Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian sekolah berganti setelah terjadi kemerdekaan Indonesia. Sekolah ini beberapa kali berganti nama dari SD Jalan Jawa, SD Cokro, hingga akhirnya menjadi SD Gondangdia pada tahun 1950-an.
Pada akhir 1950-an, hubungan Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin sedang hangat. Presiden Sukarno gencar menjalin persahabatan dalam semangat Gerakan Non-Blok.
Kunjungan penting terjadi pada tahun 1959, ketika Sukarno berkunjung ke Republik Argentina dan Republik Meksiko. Begitu juga pemimpin dari Argentina dan Meksiko berkunjung ke Indonesia.
"Mengenai penamaan menjadi SD Republik Argentina itu karena di tahun 59, Bung Karno sedang giat melaksanakan hubungan dengan negara-negara Amerika Latin dalam rangka gerakan Non-Blok ya. Sehingga waktu itu terjadi kunjungan ya, saling kunjung. Presiden Sukarno ke SD, ke negara-negara Amerika Latin, salah satunya Republik Argentina," kata Ma'mun saat ditemui di SDN Gondangdia 01, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (28/10/2025).
Sebagai tanda kunjungan Presiden Republik Argentina saat itu yakni Arturo Frondizi, Sukarno menyematkan SDN Gondangdia 01 sebagai SD Republik Argentina atau SD Argentina. Penamaan ini menjadi simbol hubungan budaya dan pendidikan antara Indonesia dan negara tersebut.
2 Tiang Bendera dan Hubungan Diplomatik yang Terus Hidup
Ciri khas lain dari SD Republik Argentina adalah dua tiang bendera di halaman sekolah. Tiang pertama untuk Merah Putih, dan tiang kedua untuk bendera Argentina.
Ma'mun mengatakan, tiang itu dibangun pada awal tahun 2000-an setelah adanya kunjungan staf kedutaan. Atas prakarsa Kedutaan Besar Argentina dan PT Krakatau Steel, dibangunlah dua tiang tersebut.
"PT Krakatau Steel diminta membangun dua tiang bendera yang masih berdiri sampai hari ini," ucap Ma'mun.
Sejak adanya dua tiang bendera tersebut, kunjungan terus berdatangan dari Kedutaan Besar Argentina. Setiap Hari Kemerdekaan Argentina, para staf kedubes berkunjung ke sekolah untuk menyapa guru dan siswa.
Tak cuma perwakilan dari Argentina, beberapa pihak dari negara Amerika Latin pernah berkumpul di SD Argentina. Sehingga sekolah ini telah menjadi penyambung diplomasi Indonesia dengan cukup banyak negara.
"Pernah di tahun 2000-an juga, beberapa negara Amerika Latin berkumpul di sini untuk merayakan kemerdekaan beberapa anak negara Amerika Latin di sini. Berkumpullah waktu itu negara Peru, Venezuela, dan beberapa negara Amerika Latin lainnya di sini," beber Ma'mun.
Kegiatan Diplomatik Argentina-RI di SDN Gondangdia 01
Hubungan Indonesia dan Argentina tak berhenti pada nama saja SD saja. Ma'mun mengatakan sempat terjadi pertukaran guru antara Indonesia dan Argentina.
Selain itu, Indonesia pernah mengirim satu set Angklung Mang Udjo dari Bandung ke sekolah di Argentina. Hingga kini angklung tersebut masih dimainkan dalam acara-acara tertentu.
"Dan dari Indonesia, kita mengirimkan guru angklung. Dan kita sempat mengirimkan lewat Kementerian Luar Negeri, satu set Angklung Mang Ujo dari Bandung ke sana. Dan sampai saat ini, di momen-momen tertentu di SD Argentina itu, angklung itu masih terpelihara dan masih dimainkan," katanya.
Pada awal 2000-an, staf Kedutaan Besar Argentina bahkan membantu membangun dua tiang bendera di halaman sekolah. Satu untuk Merah Putih, satu lagi untuk bendera Argentina.
Sejak itu, setiap Hari Kemerdekaan Argentina, perwakilan kedutaan rutin berkunjung. Mereka merayakan hari kemerdekaan bersama guru dan siswa.
"Langsung beliau mengamanatkan PT Krakatau Steel, membangun dua tiang bendera yang masih berdiri sampai hari ini. Di samping kegiatan bilateral lainnya, kita para guru sering kedatangan staf kedutaan yang ketika ulang tahun Republik Argentina, itu mereka ingin berbagi kebahagiaan, berkunjung ke sini staf-staf kedutaan, berkunjung untuk merayakan Hari Kemerdekaan Argentina yang di bulan Juli," jelasnya.
Tak Cuma Mendidik, SD Argentina Juga Emban Tugas Diplomasi
Hubungan SDN Gondangdia 01 dengan Kedutaan Argentina sempat "merenggang". Tepatnya selama pandemi Covid-19 melanda dan mengakibatkan keterbatasan kegiatan sekolah.
"Hubungan itu sempat terputus ketika Covid-19. Ketika saya datang ke sini 2022, ternyata dari pihak Argentina mengirimkan email kepada kami dan langsung menawarkan ingin berkunjung ke sini. Dan kami sambut dengan baik pada saat itu," jelasnya.
Hubungan SD ini dan Argentina kemudian semakin intens setelah Duta Besar Indonesia untuk Argentina masa pemerintahan Presiden Jokowi ditetapkan. Sulaiman Syarif pun ditunjuk dan pada masa dua minggu menjabat ia langsung berkunjung ke SD Argentina.
Menurut Ma'mun, sekolahnya tersebut tidak hanya bertugas membimbing peserta duduk. Dengan penyematan dan kerja sama yang dijalin dengan Argentina, SDN Gondangdia 01 menjadi punya tugas untuk menjaga hubungan kedua negara.
"Tertanam secara otomatis bahwa sekolah ini di samping statusnya sebagai SD negeri milik Pemda DKI, ada punya tugas khusus. Apa itu tugasnya? Itu tugas menjaga nama baik Indonesia dan meneruskan hubungan baik dua negara. Walaupun kita dalam sakala kecil ya," ungkap Ma'mun.
Baru-baru ini, SD Argentina baru saja menerima kunjungan dari Kedutaan Besar Argentina. Pihak kedubes mengajak seorang profesor asal Argentina berkeliling ke sekolah.
"Terakhir kemarin, dua minggu yang lalu terjadi kunjungan. Seorang profesor dari Argentina, Profesor Hezekiel, itu berkunjung ke sini diantar oleh Pak Wakil Dubes, Mr Ignacio, ternyata beliau datang ke sini ingin nengok sekolah Argentina dan beliau mau menulis buku tentang 70 tahun kerja sama Indonesia dengan Kedutaan Argentina," kata Ma'mun.
SD Argentina juga sempat diundang ke acara negara Amerika Latin di Indonesia. Ma'mun mengaku pernah diundang ke acara pameran foto negara-negara Amerika Latin di Galeri Nasional, Jakarta.
"Kita termasuk diundang penghormatan bersama Pak Sudin (Suku Dinas Pendidikan), Bapak Sudin Jakarta Pusat untuk menghadiri pembukaan pameran foto negara Amerika Latin, delapan negara Amerika Latin, di Galeri Nasional," tuturnya.
Ma'mun menyebut, sebutan SD Argentina untuk SDN Gondangdia 01 ini mendatangkan beberapa manfaat. Pertama, sekolah mereka jadi lebih dikenal masyarakat.
Kedua, siswa dan alumni bangga dengan penamaan tersebut. Bahkan hingga saat ini, alumni SD tersebut masih sering berkumpul bahkan membawa topik soal SD Argentina ke podcast.
"Beberapa alumni kita, alumni dari tahun 1968, alumni tahun 1971, tahun 1975, itu datang ke sini, sengaja reuni, untuk mengenang. Dan orang yang lebih kenalnya itu di sini bukan SD Gondangdia, tapi SD Argentina. Keuntungannya kita punya kesan baik," ujar Ma'mun.
Simak Video "Video: Paleontolog Temukan Fosil Dinosaurus yang Hidup 230 Juta Tahun Lalu"
[Gambas:Video 20detik]
(cyu/pal)











































