Badan Gizi Nasional (BGN) membantah anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk 2026 akan diambil dari sektor lain, misalnya pendidikan. Menurut Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang, MBG akan dianggarkan tersendiri.
"Memang sudah dianggarkan untuk MBG, jadi tidak mengambil dari sektor pendidikan atau sektor apa, sektor apa. Tidak," ujarnya dalam gelar wicara bertajuk "Upaya Meningkatkan Kualitas Gizi Bangsa Melalui Program MBG" di Antara Heritage Center di Jakarta pada Kamis (23/10/2025), dikutip melalui YouTube BGN.
Ia menyebutkan beberapa sumber yang bisa digunakan pemerintah untuk membiayai MBG. Misalnya dari devisa dan uang sitaan dari kasus korupsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu memang dianggarkan untuk MBG. Kenapa, kok bisa? Bisa, kan misalnya, contoh, pemerintah nanti akan punya duit. Kita punya devisa, bisa hemat devisa. Kita nggak impor lagi beras kok. Misalnya seperti itu," kata Nanik.
"Dan sekarang kan Pak Purbaya demikian gencarnya mendapatkan uang-uang baru Yang dari korupsi-korupsi aja udah banyak banget kita dapatkan ya. Kita ambil dari yang koruptor-koruptor," lanjutnya.
Anggaran MBG Rp 351 T, Target 82,9 Juta Penerima
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan penerima manfaat MBG ditargetkan mencapai 82,9 juta orang pada Maret 2026. Estimasi terbaru ini mundur dari target awal pemerintah yang memperkirakan bisa mencapainya sebelum akhir tahun.
"Sehingga diperkirakan tahun 2026 Maret, itu kita sudah bisa mencapai 82,9 juta dengan harapan tidak ada risiko satu orang pun. Insya Allah, mohon doanya," kata Zulhas dalam Refleksi Satu Tahun Kemenko Pangan di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat pada Selasa (21/10/2025), dikutip dari detikFinance.
Menanggapi hal tersebut, Nanik menyampaikan target penerima 82,9 juta orang tersebut membutuhkan anggaran sekitar Rp 351 triliun sampai Rp 400 triliun. Sedangkan anggaran yang diterima BGN untuk 2025 adalah Rp 71 triliun.
"Dari awal kan targetnya cuma Rp 71 triliun. Padahal kalau memang 82,9 (juta orang) itu nilainya sekitar Rp 351 (triliun) sampai Rp4 00 triliun. Artinya kan bukan target 82,9 (juta orang), target kita kan Rp71 triliun," jelasnya ketika ditemui di kantor Kemenko Pangan.
Mengenai tambahan anggaran Rp 100 triliun, Nanik mengatakan uang tersebut belum diterima BGN. Ia menyebut dana tersebut tidak jadi diminta BGN. Maka dari itu, ia menekankan, anggaran BGN yang diterima tahun ini sebesar Rp 71 triliun.
"Jadi yang target yang harus kami selesaikan tahun ini itu sebetulnya yang Rp 71 triliun. Nah kalau untuk yang 82,9 (juta orang) itu artinya nilainya nanti yang Rp 351 triliun. Berarti kalau itu, kita memang tahun 2026, insyaallah bulan Maret," terangnya.
Maka dengan anggaran tersebut, BGN menargetkan jumlah penerima manfaat MBG sampai akhir tahun mencapai sekitar 40 juta penerima manfaat.
"Jumlah penerima manfaat sekarang kan 36 juta (orang), insyaallah bisa 40 juta (penerima manfaat)," kata Nanik.
(nah/twu)











































