Siswa Suka Gugup Saat Presentasi di Kelas? Ini 3 Tips Mengatasinya

ADVERTISEMENT

Siswa Suka Gugup Saat Presentasi di Kelas? Ini 3 Tips Mengatasinya

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 25 Sep 2025 19:30 WIB
Bedah buku Be Heard di Indonesia International Book Fair (IIBF) 2025, JICC Senayan, Kamis (25/9/2025).
Foto: (Cicin Yulianti/detikcom)
Jakarta -

Hampir semua siswa pernah merasakan gugup ketika diminta presentasi di depan kelas. Tangan dingin, suara bergetar, bahkan lupa materi jadi pengalaman yang tidak asing.

Namun menurut Putu Tiwi, seorang public speaker berpengalaman sekaligus penulis buku Be Heard menyebut bahwa rasa grogi justru merupakan hal yang wajar.

"Kalau kalian yang dihadapkan dengan satu kondisi baru kalian tidak merasa grogi justru kalian tidak normal. Berarti kalian tidak excited menghadapi itu," ujar Tiwi saat peluncuran bukunya di panggung utama Indonesia International Book Fair (IIBF) 2025, Jakarta International Convention Center Senayan, Jakarta, Kamis (25/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiwi menambahkan, perasaan gugup tidak harus dipaksa hilang. Yang penting, siswa tahu cara mengantisipasi agar grogi tidak mengganggu penampilan.

ADVERTISEMENT

"Aku pun dan aku yakin kakak-kakak di sebelah aku juga pasti pernah merasakan grogi. Bahkan bisa jadi sampai saat ini kalau saat ini diharuskan ketemu sama momen-momen baru. Jadi kalau teman-teman merasa grogi tidak perlu khawatir," jelasnya.

3 Tips Atasi Gugup Menurut Putu Tiwi

Dalam talk show tersebut, Tiwi membagikan tiga langkah praktis untuk mengatasi gugup saat presentasi. Berikut di antaranya:

1. Latihan Rutin

Tiwi menyarankan agar siswa menyiapkan materi dan berlatih menyampaikan secara berulang.

"Dengan teman-teman latihan otomatis teman-teman jadi percaya diri," katanya.

2. Hindari Pikiran Negatif

Menurut wanita yang juga merupakan dosen tersebut, terlalu banyak membayangkan hal buruk justru membuat tubuh merespons sesuai pikiran itu. Oleh karena itu, hal yang paling ia larang ketika hendak tampil adalah berpikir negatif.

"Kalau kita berpikir negatif otomatis itu adalah perintah untuk meminta tubuh kita melakukan hal-hal yang menyebabkan hal negatifnya benar-benar terjadi. Percayalah," tegasnya.

3. Tanamkan Pikiran Positif

Alih-alih fokus takut pada hal yang belum tentu terjadi, Tiwi mendorong siswa agar membayangkan audiens memberi apresiasi. Pikiran demikian akan membuat otak berupaya mencari jalan agar meraih hal tersebut.

"Kemudian hal ketiga yang harus kita perhatikan adalah ingat-ingat untuk berpikir positif," ujarnya.

"Teman-teman, kita pikirkan, bayangkan orang-orang akan akan bangga, orang-orang akan kagum, otomatis teman-teman akan punya motivasi untuk mencapai hal itu," sambungnya.

Public Speaking Bisa Dilatih

Melalui buku Be Heard, Tiwi ingin menunjukkan bahwa public speaking bukanlah bakat bawaan, melainkan keterampilan yang bisa dilatih. Buku ini membahas cara membangun mindset, menghadapi rasa grogi, hingga strategi berbicara dengan bahasa tubuh dan intonasi yang tepat.

Disajikan dengan bahasa ringan, Be Heard dibuat seolah-olah pembaca sedang mengobrol dengan seorang teman.

"Aku ingin anak muda sadar bahwa semua orang bisa belajar public speaking, bukan hanya mereka yang percaya diri sejak lahir," ujar Tiwi.

Buku Be Heard sudah tersedia di Booth Erlangga selama pameran IIBF 2025 di Assembly Hall, JICC Senayan. Pengunjung bisa langsung membeli buku ini sekaligus menikmati berbagai promo menarik dari Erlangga.

Dengan hadirnya buku ini, Tiwi berharap semakin banyak generasi muda Indonesia yang berani berbicara di depan umum, menyuarakan ide, dan menginspirasi banyak orang.

"Kalau kita bisa berbicara dengan baik, kita bisa membuka lebih banyak kesempatan dalam hidup," pungkasnya.




(cyu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads