Presiden Prabowo meminta Indonesia menguasai kedaulatan pangan. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pun akan membuat buku soal literasi pangan.
Badan Bahasa, di bawah Kemendikdasmen, akan menyusun buku-buku tematik literasi pangan dari PAUD hingga jenjang menengah yang tak hanya informatif, tapi juga membangkitkan imajinasi dan rasa ingin tahu anak-anak terhadap dunia pertanian, perikanan, dan industri pangan, demikian rilis Badan Bahasa Kemendikdasmen, ditulis Rabu (13/8/2025).
"Kami ingin anak-anak memandang dunia pangan bukan sebagai beban, tapi sebagai harapan. Buku-buku ini akan menjadi pintu: membuka wawasan bahwa pertanian itu modern, penting, dan menjanjikan. Inilah kontribusi Badan Bahasa terhadap Asta Cita Presiden, khususnya dalam membangun SDM unggul dan mempercepat hilirisasi industri pangan," tutur Kepala Badan Bahasa Hafidz Muksin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hafidz menegaskan bahwa penciptaan SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045 harus dimulai dari penguatan literasi sejak usia dini.
"Skor literasi kita masih harus diperkuat lagi. Ini bukan sekadar angka. Ini adalah alarm. Tanpa literasi, tak ada ruang bagi kreativitas dan daya cipta. Sementara masa depan akan ditentukan oleh mereka yang mampu membaca dunia, menalar perubahan, dan menuliskannya kembali dalam bentuk solusi," tegasnya.
Hafidz menambahkan ketika literasi bertemu kurikulum adaptif dan praktik industri yang konkret, maka ketahanan pangan Indonesia tak sekadar impian. Ia menjadi jalan yang ditapaki bersama oleh guru, siswa, dan seluruh ekosistem pendidikan menuju Indonesia Emas 2045 yang berdaulat atas pengetahuannya, atas pangannya, atas masa depannya.
"Kita tak bisa bicara soal ketahanan pangan tanpa menyentuh aspek literasi. Literasi membuka mata. Dari tidak tahu menjadi tahu. Dari acuh menjadi peduli. Dari pembaca menjadi pelaku," ujar Hafidz.
Literasi, imbuh Hafidz, bukan semata kemampuan membaca dan menulis, melainkan kecakapan hidup yang memungkinkan peserta didik berpikir kritis, bernalar, dan berinovasi, terutama dalam membangun ekosistem pangan yang berdaulat dan berkelanjutan.
Buku literasi soal pangan ini, diakuinya dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo.
"Benar untuk mendukung Asta Cita Presiden," jawab Hafidz ketika dikonfirmasi detikEdu.
Dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menyoroti penguatan literasi untuk ketahanan pangan sangat relevan dengan karakter Indonesia sebagai negara agraris. Oleh karena itu, Kemendikdasmen terus berkomitmen untuk menciptakan SDM Unggul yang memiliki kompetensi profesional di bidang pertanian, pengolahan hasil pangan, serta berkomitmen untuk memajukan bangsa.
Presiden Prabowo Subianto pada arahannya di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (6/8/2025) lalu menekankan misinya menjaga ketahanan pangan demi kedaulatan bangsa.
Oleh karena itu, baginya masalah pangan merupakan hal yang strategis.
"Tidak ada negara yang merdeka berdaulat tanpa dia produksi makannya sendiri. Karena itu produksi pangan bagi saya adalah strategis," ungkapnya.
Pangan merupakan unsur Asta Cita kedua Presiden Prabowo yakni Penguatan Pertahanan dan Keamanan Nasional, termasuk berupaya mencapai kemandirian dalam bidang pangan.
(nwk/pal)