.webp)
Sebagai kampus asing pertama di RI, Monash University ingin membangun hubungan baik dengan Pemerintah dan semua elemen penting di dunia pendidikan Tanah Air. Salah satu langkahnya dengan mengikuti perkembangan di dunia pendidikan Indonesia.
President Monash University Indonesia Matthew Nicholson menyadari pendidikan di Indonesia baik pendidikan dasar dan menengah maupun pendidikan tinggi berubah dengan cepat. Ia menilai pembelajaran daring dan pengenalan kecerdasan buatan/ artificial intelligence (AI) jadi salah satu faktornya.
"Pendidikan baik pendidikan dasar, menengah, maupun universitas berubah cukup cepat. Saya rasa hal itu dipercepat karena COVID, pembelajaran daring, dan pengenalan kecerdasan buatan," ujarnya dalam Wawancara Eksklusif 1-on-1 Monash University di Fairmont Hotel Jakarta, Sabtu (19/7/2025) ditulis Senin (21/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pendidikan dasar dan menengah, Matthew mengaku pihaknya sudah bertemu dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti dan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno.
"Dalam pertemuan tersebut kami menekankan bahwa Monash, baik di Australia dan yang terpenting kampus Monash Indonesia berkomitmen untuk bermitra dengan pemerintah Indonesia, khususnya di bidang pendidikan guru," sambungnya lagi.
Siap Bantu Pembelajaran Digital di RI
Lebih lanjut, Matthew membeberkan Monash University menjadi kampus terdepan dalam hal pendidikan guru dan pendidikan kepala sekolah, terutama terkait pembelajaran digital yang berkualitas tinggi dan kecerdasan buatan.
Hal ini selaras dengan langkah Kemendikdasmen yang menerapkan pembelajaran koding dan kecerdasan buatan sebagai mata pelajaran pilihan di tahun ajaran 2025/2026.
"Kami percaya Monash University (ada) untuk menjembatani kesenjangan bakat tersebut. Sangat penting bagi siswa untuk memiliki kepercayaan diri dengan teknologi baru yang akan membentuk dunia," ungkap Matthew lagi.
Agar murid bisa mendapat pembelajaran digital dan kecerdasan buatan yang berkualitas, harus ada pembenahan dari sisi guru dan pemimpin pendidikan di sekolah. Ketika murid sudah memiliki kemampuan berinteraksi dengan kecerdasan buatan, harapannya ilmu ini bisa ditularkan kepada orang tua.
"Jadi, kami sungguh-sungguh berkomitmen untuk membantu sebisa mungkin dalam sistem pendidikan Indonesia," jelasnya.
Pembelajaran AI di Sekolah Penting
President Monash University Professor Sharon Pickering menambahkan berdasarkan datanya kini terdapat 3,2 juta guru di seluruh Indonesia. Sebagai kampus yang berpengalaman di bidang AI dan pendidikan guru, Monash bermitra dengan pemerintah Indonesia agar pengajar bisa mengembangkan kemampuanya.
"Kami ingin memastikan bahwa pengalaman yang kami miliki di bidang-bidang seperti AI, manajemen kelas, konseling, dan bidang lainnya termasuk pengembangan kepemimpinan dapat ditawarkan kepada semua guru," bebernya.
"Sangat sulit untuk mendapatkan peningkatan kualitas yang tinggi dan berskala besar dalam mengembangkan kapabilitas guru dan itulah mengapa kita perlu bermitra dan berkolaborasi," sambung Sharon.
Tentang AI, Sharon mengaku pihaknya akan menjadi salah satu pemimpin dalam pengembangan, penerapan dan pelatihan AI. Sebagai bidang strategis, ia menilai AI memang sudah seharusnya mulai disebarluaskan penggunaanya ke seluruh lapisan masyarakat.
"Kita perlu menyebarkan penggunaan AI ke seluruh lapisan masyarakat demi perekonomian dan agar masyarakat dapat merasakan manfaat dari perkembangan teknologi tersebut," ujarnya.
Langkah Indonesia yang memasukan AI ke pembelajaran di sekolah, sekali lagi perlu diimbangi dengan pengembangan kompetensi guru. Untuk itu, Monash fokus membantu pemerintah RI terkait hal ini.
"Kami percaya pengembangan profesional guru sangat penting untuk penyebaran tersebut dan kami yakin keahlian Monash dalam pendidikan guru maupun pengembangan guru dan calon guru beserta keahlian dalam AI dapat dipadukan untuk meningkatkan mutu," tandasnya.
(det/nah)
