Pada 2024 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Per Agustus 2024, tercatat ada 7,47 juta orang menganggur, dengan lulusan jenjang SMK menjadi salah satu penyumbang terbanyak.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti angkat bicara. Menurutnya data-data ini perlu divalidasi.
"Karena kalau dilihat lulusan SMK itu yang hanya masuk dunia kerja, mungkin saja tidak semuanya mereka bekerja, tapi banyak yang kemudian berwirausaha," tuturnya dalam acara peluncuran program Gerakan 1.000 Anak Putus Sekolah (APS) SMK Berdaya Lewat PKK dan PKW di Gedung A lantai 3, Komplek Kemendikbudristek, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Senin (30/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, mereka yang memilih untuk menjadi wirausahawan atau pengusaha mandiri, kerap kali dihitung pengangguran. Alasannya karena mereka tidak dihitung sebagai pelamar di sektor pekerjaan yang ada, padahal ia bekerja sebagai pengusaha.
"Menghitung mereka kerja dan tidak itu tidak harus selalu dilihat dari mereka kerja di sektor pekerjaan yang sudah ada. Tapi, bisa jadi dia memang justru menciptakan lapangan pekerjaan baru," kata Sekum PP Muhammadiyah itu.
Banyak Lulusan SMK yang Kuliah
Tidak hanya berwirausaha, Menteri Mu'ti menyebut kini banyak lulusan SMK yang juga memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau berkuliah. Hal ini disebutnya dengan BMW.
"Sekarang kan SMK itu salah satu taglinenya kan BMW. Bekerja, melanjutkan (kuliah), dan wirausaha," beber Mu'ti.
Ia mengatakan, lulusan yang memilih untuk melanjutkan kuliah juga kerap dihitung sebagai pengangguran, karena tidak termasuk yang masuk ke dunia kerja. Kendati demikian, ia tidak memungkiri banyak juga mahasiswa yang berkuliah sambil bekerja.
Siswa SMK Akan Dapat Pelatihan
Mendukung siswa SMK agar punya bekal kerja lebih maksimal dan menghidupkan kembali sektor pendidikan nonformal, Kemendikdasmen bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan bekerja sama menyediakan pelatihan bagi para pelajar.
Siswa SMK yang sudah menyelesaikan pelatihan akan mendapat sertifikat pendamping ijazah. Dokumen ini berfungsi sebagai kredensial dalam melamar pekerjaan.
"Siswa SMK bisa ikut pelatihan-pelatihan di LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang diselenggarakan Kementerian Ketenagakerjaan sehingga dia bisa mendapatkan sertifikat selain ijazahnya. Dengan itu mereka memang punya peluang yang lebih terbuka dalam era dunia kerja," tandas Mu'ti.
Di kesempatan yang sama, Mendikdasmen Abdul Mu'ti juga meresmikan peluncuran program gerakan 1.000 Anak Putus Sekolah (APS) SMK berdaya lewat Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
Melalui program ini, siswa SMK yang putus sekolah bisa mendapatkan pendidikan keterampilan dan pendidikan kewirausahaan. Pendidikan ini diharapkan juga mendukung siswa SMK agar bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang dan minatnya.
(det/twu)