Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti bakal merancang pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) vokasi dengan masa belajar empat tahun. Rencana itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di masing-masing daerah sekaligus mengurangi tingginya angka pengangguran.
"Jadi rencana pengembangan SMK yang dirancang oleh Pak Gubernur NTB Lalu Iqbal sejalan dengan apa yang menjadi kebijakan kami di tingkat nasional," kata Mu'ti saat berkunjung ke kantor Gubernur NTB, Senin (14/7/2025).
Menurut Mu'ti, masa belajar siswa SMK itu akan dirancang menjadi empat tahun. Satu tahun terakhir masa pendidikan akan diisi pelatihan untuk memasuki dunia kerja bagi lulusan SMK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi nanti akan ada SMK yang empat tahun, yang satu tahun terakhir itu dipersiapkan untuk mereka masuk dunia kerja," ujarnya.
Mu'ti juga membeberkan Kemendikdasmen akan merancang pendidikan SMK untuk langsung bermitra dengan unit-unit bisnis di daerah-daerah.
"Istilahnya kita tailor-made begitu, memang nanti diharapkan mereka ini, bahkan ketika masih di SMK itu sudah ada ikatan kerja dengan perusahaan-perusahaan yang memang bermitra dengan kami," ujar Mu'ti.
Ke depan, dia melanjutkan, akan dikembangkan SMK yang bekerja sama dengan beberapa balai latihan kerja (BLK). Maka, siswa SMK yang praktik di BLK bisa mendapatkan sertifikat untuk siap ditempatkan bekerja sesuai bidangnya.
"Sehingga mereka punya sertifikat yang sesuai dengan keahlian khusus mereka, selain juga memang punya ijazah SMK. Jadi dengan cara seperti ini kami berharap SMK ini dapat menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan bisa mengurangi pengangguran," urai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu.
Selain itu, kementerian juga akan menawarkan pengembangan Praktik Kerja Pengabdian Masyarakat (PKPM) dengan berbagai skill untuk para siswa-siswi SMK. Tujuannya untuk menempatkan seluruh lulusan siap tampil di dunia kerja.
"Kemarin kami juga baru ada program SMK untuk mereka yang sempat putus sekolah. Jumlahnya tahap pertama ada seribu, mereka sudah sempat ke SMK kemudian karena alasan ekonomi tidak dapat melanjutkan, kami berikan kesempatan lagi," ungkap Mu'ti.
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengatakan Mendikdasmen sangat mendukung program penguatan SMK vokasi. Alasannya, selama ini lulusan SMK banyak menyumbang pengangguran terbuka di NTB.
"Kami ingin pendidikan ini bisa berkontribusi langsung mengurangi kemiskinan dan mengurangi pengangguran yang ada di NTB," kata Iqbal.
"Inginnya lulusan SMK link and match antara pasar dengan pendidikan yang diberikan," tandas Iqbal.
(hsa/hsa)