Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Nunuk Suryani membeberkan tujuh program prioritas yang disusun pemerintah untuk guru di Indonesia. Beberapa di antaranya terkait guru.
"Ada tujuh hal yang di media juga menimbulkan beberapa opini di media lokal maupun nasional, di sini saya akan mengulasnya satu per satu," kata Nunuk dalam Forum Wartawan Pendidikan (Fortadik) bersama Dirjen GTK Kemendikdasmen di Gedung D Kemendikdasmen, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta pada Rabu (4/7/2025).
Ketujuh program yang jadi sorotan tersebut antara lain Pendidikan Profesi Guru (PPG Dalam Jabatan), bantuan kualifikasi guru S1/D4, pembayaran tunjangan guru ASND transfer langsung, pembelajaran mendalam, koding dan kecerdasan artifisial (KA), program kepemimpinan sekolah, dan Hari Belajar Guru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program-program itu dirancang untuk penguatan pendidikan karakter dan kesehatan sekolah, peningkatan kualifikasi, kompetensi, kesejahteraan guru serta penguatan pendidikan literasi, numerasi dan sains teknologi.
"Kami sadar bahwa seberapa hebat pun program itu, kuncinya itu bukan prasarana, gedung atau yang lainnya, tetapi ya guru," tegasnya.
Apa Saja Manfaat dari 7 Program Prioritas Guru Itu?
Adapun keunggulan dari setiap program prioritas bagi guru tersebut menurut Nunuk antara lain:
1. Pendidikan Profesi Guru (PPG Dalam Jabatan)
PPG Guru tertentu tahun 2025 mempunyai target sasaran 808.570 guru. Tahap 1 akan direkrut sebanyak 323.634 orang dan tahap 2 sebanyak 484.936 orang.
Sementara PPG Calon Guru akan membuka kuota sebanyak 19.808 orang. Jumlah sasaran pada tahun 2025 disesuaikan dengan jumlah pagu anggaran.
2. Afirmasi Kualifikasi S1/D4 Guru
Afirmasi ini berupa beasiswa pendidikan bagi guru SD dan PAUD. Mereka akan mendapatkan Rp 3 juta per semester untuk membiayai pendidikan mereka.
Upaya ini dilakukan untuk memenuhi standar mutu pendidikan agar kualitas pendidikan dapat ditingkatkan. Sesuai UU No 14 Tahun 2005, guru wajib memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1.
"Sehingga guru profesional itu jika memenuhi kualifikasi dan kompetensi, yaitu kualifikasinya itu S1 atau D4," katanya.
3. Penyaluran Tunjangan Guru Non-ASN secara Langsung
Program prioritas lainnya adalah penyaluran tunjangan guru Non-ASN secara langsung lewat rekening guru. Tunjangan Profesi Guru (TPG) ini senilai Rp 2 juta per bulan.
Sedangkan bagi guru ASN nilainya disesuaikan dengan ketentuan perundangan yaitu setara 1x gaji pokok. Adapun inpassing, nilainya sesuai dengan penyetaraannya.
"Kemudian berikutnya untuk peningkatan kualifikasi kompetensi dan kesejahteraan guru, sebagian juga kita laksanakan mulai masuk di Oktober," katanya.
4. Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran mendalam ini adalah pendekatan yang menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan penerapan pengetahuan dalam konteks dunia nyata dengan prinsip pembelajaran yang berkesadaran.
Pembelajaran mendalam atau deep learning ini akan diajarkan ke siswa. Sehingga guru akan disiapkan lewat pelatihan, pengayaan konten dan bahan pembelajaran, pengembangan modul dan materi pelatihan dan lainnya.
5. Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA)
Program pelatihan koding dan AI dirancang untuk membentuk generasi yang adaptif dan inovatif. Sasaran pelatihan koding dan A ini sebanyak 59.546 sekolah penerima BOSP.
6. Program Kepemimpinan Sekolah
Program kepemimpinan sekolah adalah perubahan dari sistem seleksi kepala sekolah yang sebelumnya lewat program Guru Penggerak. Sehingga, kepala sekolah saat ini tidak hanya berasal dari lulusan Guru Penggerak.
Indonesia sendiri masih membutuhkan sebanyak 50.971 kepala sekolah. Beberapa sekolah masih ada yang belum memiliki kepala sekolah dan masih bergantung pada Pelaksana Tugas (Plt).
7. Hari Belajar Guru
Hari Belajar Guru adalah waktu satu hari dalam sebulan, di mana guru bukan mengajar tetapi belajar. Hal ini menguatkan bahwa guru juga merupakan pembelajar sepanjang hayat.
(cyu/faz)