Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi luncurkan program 'Sastra Masuk Kurikulum', Senin (20/5/2024) kemarin. Menjadi turunan dari Episode Merdeka Belajar ke-15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, program ini dirancang untuk meningkatkan literasi siswa dan guru.
Tidak sembarangan, Kemendikbduristek menggandeng 17 orang kurator yang berisi nama-nama besar dalam dunia literatur dan penulis buku. Proses kuratorial telah dilakukan sejak bulan Juli-Desember 2024 terhadap buku-buku sastra karya sastrawan Indonesia di sepanjang zaman.
Hasilnya, ada 177 buku rekomendasi yang termasuk dalam program 'Sastra Masuk Kurikulum' yang terbagi pada setiap jenjang pendidikan dari SD, SMP, dan SMA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sastrawan dan penulis Eka Kurniawan menjadi salah satu tim kurator, yang dalam cuitan di media sosial X menyatakan salah satu karya yang direkomendasikan Kemendikbudristek adalah buku "Bumi Manusia" karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer (Pram).
Menurutnya, dahulu karya-karya Pram pernah dilarang di Indonesia tetapi di negara lain justru dibaca di sekolah.
"Dulu kita sering mengeluh, di negara lain karya-karya Pramoedya Ananta Toer dibaca di sekolah, sementara di negeri sendiri malah (pernah) dilarang. Hari ini, 'Bumi Manusia' secara resmi DIREKOMENDASIKAN oleh Kemendikbudristek untuk sekolah beserta 176 karya lainnya," ujarnya dikutip dari postingan X Eka Kurniawan @gnolbo, Selasa (21/5/2024).
Orba Melarang Karya Pram
Kini karya sastrawan Pram memang bisa dinikmati khalayak ramai. Tidak hanya buku, 'Bumi Manusia' juga telah digambarkan dalam layar lebar dengan Iqbaal Ramadhan memerankan sebagai Minke dan Mawar Eva De Jongh sebagai Annelies.
Namun dahulu karya ini sempat dilarang pemerintah Orde Baru (Orba) untuk diedarkan dan dibaca masyarakat, tepatnya sekitar tahun 1980-an dikutip dari CNN Indonesia. Alasannya karena karya penulis asal Blora ini dianggap meresahkan masyarakat hingga membahayakan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa.
Pram dianggap menyebarkan komunisme melalui karyanya karena kedekatannya dengan kelompok Kiri. Bahkan larangan untuk membaca karya Pram diabadikan dalam Surat Edaran Nomor 73106/Sekjen PDK/1980 tertanggal 27 September 1980.
Surat edaran ini didasari Ketetapan MPRS nomor XXV/MPRS/1966 Jo Ketetapan-ketetapan MPR Nomor: V/MPR/1973 dan Nomor: IX/MPR/1978 tentang pembubaran PKI.
Sastrawan Puthut EA, menjamin Pram tidak menyebarkan komunisme melalui karyanya. Menurutnya berbagai karya Pram dilarang karena Orba takut timbulnya sebuah penghambat.
"Jadi sebetulnya karya Pram dilarang di zaman Orde Baru bukan karena karyanya, tapi karena Orde Baru takut eksistensi Pram muncul dan menjadi penghambat Orde Baru," tutur Puthut.
Walaupun karyanya dilarang hingga dicap komunis, sastrawan yang pernah dibuang ke Pulau Buru pada tahun 1965-1979 ini tetap menghasilkan karya sastra yang menggugah hingga kini direkomendasikan Kemendikbudristek.
Sinopsis Bumi Manusia
Pada dasarnya Bumi Manusia menggambarkan kehidupan masyarkat Jawa pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 dengan fokus pada penindasan kolonian dan perkuangan kemerdekaan. Tokoh utamanya bernama Minke, seorang pribumi muda yang berbakat dan mengenyam pendidikan di sekolah Belanda yakni Hogere Burger School) atau setara dengan Sekolah Menengah Atas.
Mengutip dari Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan Badan Pengembangan Bahasa, Minke disebut satu-satunya orang Indonesia di antara siswa Belanda. Ia adalah keturunan priyai sehingga mendapat kesempatan dari pemerintah kolonial untuk bersekolah di sana.
Golongan priyai memang memiliki hak istimewa pada masa itu termasuk memiliki karier terhomat, selama ia patuh pada tuntutan sistem yang ada. Cerita bergulir hingga akhirnya Minke menjalin cinta dengan Annelies yang merupakan keturunan Belanda.
Pada saat itu, kondisi masyarakat Indonesia dihadapkan dengan praktik feodalisme termasuk oleh keluarganya sendiri. Karena Minke akrab dengan masyarkaat kolonial, ia akhirnya mengerti dengan sistem yang ada di masyarakat kolonial saat ini.
Meski ada bumbu-bumbu percintaan antara Minke dan Annelies, novel ini berokus pada tema-tema seperti penindasan kolonial, perjuangan kemerdekaan dan konflik antara tradisi serta modernitas. Selain itu, juga diperlihatkan eksplorasi perjuangan indivud dan kolektif bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.
Bumi Manusia merupakan buku pertama dari empat seri novel yang dikenal dengan Tetralogi Pulau Buru. Seri novel selanjutnya, yaitu Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.
Meski sempat dilarang oleh bangsa sendiri, Bumi Manusia dalah bagian dari sastra dunia dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Sampai tahun 2005, buku ini telah diterbitkan dalam 33 bahasa.
Peserta didik bisa menemukan Bumi Manusia sebagai rekomendasi bacaan di jenjang SMA/SMK/sederajat ya.
Daftar Buku Bacaan Sastra Masuk Kurikulum
Untuk melihat seluruh daftar buku bacaan Sastra Masuk Kurikulum, Kemendikbudristek membuat buku panduan penggunaan rekomendasi buku sastra yang dapat diunduh secara gratis di sini.
Eka Kurniawan menyatakan rekomendasi ini tidak terbatasan untuk guru pengampu mata pelajaran sastra dan bahasa, tetapi untuk semua guru. Hal ini karena setiap karya ada keterkaitan dengan mata pelajaran lain.
Daftar bacaan disertai dengan panduan-panduan agar guru lebih mudah menggunakan karya sastra Indonesia untuk pembelajaran. Guru sangat disarankan mendampingi murid selama membaca.
Selain itu, guru bisa memperhatikan setiap buku karena sudah disampaikan gambaran singkat buku, penafian (disclaimer), panduan penggunaan buku hingga keterikatan dengan mata pelajaran lain.
Terkait ketersedian buku sastra, penerbit masing-masing buku akan mengusahakan dan akan disebarkan melalui Perpustakaan Nasional (perpusnas) ataupun Perpustakaan Daerah (perpusda) masing-masing wilayah.
Eka menyadari daftar rekomendasi saat ini memang masih terbatas. Karena di setiap jenjang pendidikan, kurator baru bisa merekomendasikan satu penulis dan satu judul buku. Ia berharap daftar rekomendasi ini bisa berkembang dan memantik rasa ingin tahu pelajar.
"Semoga daftarnya semakin berkembang di tahun-tahun yang akan datang dan bisa mematikan rasa ingin tahu karya-karya lain," pungkasnya.
(det/faz)