Kemendikbudristek tengah menggodok program "Sastra Masuk Kurikulum" di mana pembelajaran di kelas akan digabungkan dengan karya sastra. Namun, tim kurator menemui kesulitan dalam mencari bahan bacaan.
Sastra Masuk Kurikulum merupakan program baru yang akan diterapkan pada tahun ajaran mendatang. Program ini bertujuan untuk mendorong literasi, kreativitas, serta empati siswa agar sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Saat ini, tim kurator tengah memasuki proses kurasi karya sastra bagi para siswa. Bakal menyasar siswa sekolah awal hingga menengah, kurator akui sulit mencari buku buat siswa SMP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurator Kesulitan Cari Karya Sastra Buat Siswa SMP
Eka Kurniawan, penulis sekaligus tim kurator, mengaku kesulitan dalam mencari karya sastra yang sesuai bagi pembaca di tingkat SMP. Ia merasa jika sulitnya mencari bahan bacaan untuk siswa SMP karena karya yang terbatas.
"Bacaan untuk SMP itu yang paling susah, paling sedikit. Sangat jarang penulis menulis untuk level SMP," ujarnya dalam Media Briefing di Kompleks Kemendikbudristek, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Senin (20/5/2024).
Ia menjelaskan jika mencari buku untuk siswa SMA masih tergolong mudah. Eka menilai jika hampir semua karya sastra bisa dibaca oleh pembaca di tingkat SMA.
Hal serupa juga ditemukan pada buku untuk siswa SD. Masih banyak penulis dan penerbit yang menuliskan buku untuk siswa SD.
"Tapi SMP ini sesuatu yang nanggung. Mereka cuma punya durasi 3 tahun," ungkap penulis novel "Cantik Itu Luka" itu.
Ia menuturkan jika selera siswa SMP sangat beragam. Ada siswa yang masih gemar membaca buku anak, ada pula yang sudah membaca buku dewasa dengan konflik yang lebih kompleks.
"Ketika kita bicara tentang sastra Indonesia kemudian kami tim harus mencari dari ngorek-ngoreklah kita," ujarnya.
(nir/nwk)