- 5 Program Bantuan Utama Pemerintah untuk Pendidikan Vokasi 2024 1. Bantuan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK 2. Bantuan Pembelajaran SMK Berbasis Industri 3. Bantuan SMK yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik Reguler 4. Bantuan SMK yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik dalam Rangka Pengimbasan 5. Bantuan SMK yang Mengembangkan Proyek Kreatif dan Kewirausahaan
- 3 Kunci Sukses Pendidikan Vokasi
- 1.000 Pengusaha Mengajar di SMK
Pemerintah mempercepat transformasi pendidikan vokasi di tahun 2024. Ada 5 program utama bantuan pemerintah, 3 kunci sukses hingga 1.000 pengusaha mengajar untuk pendidikan vokasi.
5 Program Bantuan Utama Pemerintah untuk Pendidikan Vokasi 2024
5 Program utama bantuan pemerintah untuk jenjang SMK pada tahun 2024 sebagai berikut dalam rilis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), ditulis Jumat (2/2/2024):
1. Bantuan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK
Bantuan sertifikasi ini diberikan dalam rangka penjaminan lulusan SMK untuk dapat diakui oleh dunia kerja, baik di dalam maupun di luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harapannya dengan program bantuan ini adalah meningkatnya jumlah siswa dan lulusan SMK yang bersertifikasi sesuai dengan konsentrasi keahlian masing-masing. Program ini menyasar 85 ribu siswa dengan total anggaran Rp 42,5 miliar. Pendaftaran untuk program dimulai pada 31 Januari s.d. 9 Maret 2024," ucap Tim Kerja Bidang Penjaminan Mutu Implementasi Kurikulum Merdeka dan Penilaian, Direktorat SMK, Kurniati Restuningsih.
2. Bantuan Pembelajaran SMK Berbasis Industri
Bantuan ini diberikan untuk menyediakan model pembelajaran yang dirancang bersama dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (Dudika) untuk pemenuhan kompetensi khusus lulusan SMK. Sasaran bantuan ini adalah untuk 25 SMK dengan total anggaran Rp 2,5 miliar. Pendaftaran dimulai pada 31 Januari s.d. 4 Mei 2024.
3. Bantuan SMK yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik Reguler
Bantuan ini diberikan dalam rangka mengawali atau mengembangkan pengajaran berbasis Tefa sehingga menghasilkan perangkat ajar pengajaran berbasis pabrik, terselenggaranya model pembelajaran project based learning (PBL), dan mampu menghasilkan barang/jasa yang dapat diserap oleh dunia kerja.
Sasaran program ini adalah 25 SMK dengan total anggaran Rp 7,5 miliar. Pendaftaran program ini dapat dimulai sejak 31 Januari s.d. 6 Maret 2024.
4. Bantuan SMK yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik dalam Rangka Pengimbasan
Bantuan ini ditujukan untuk SMK pelaksana program SMK PK (Pusat Keunggulan) atau SMK yang telah melaksanakan pengembangan pengajaran berbasis Tefa (teaching factory).
Kriteria SMK yang dimaksud ialah SMK yang berproduksi aktif serta memiliki omzet yang cukup stabil dan ingin meningkatkan layanan pengajaran berbasis pabrik. Total anggaran yang disiapkan sebesar Rp 265 miliar untuk 265 SMK. Pendaftaran program ini dimulai dari 31 Januari s.d. 27 April 2024.
5. Bantuan SMK yang Mengembangkan Proyek Kreatif dan Kewirausahaan
Bantuan ini ditujukan untuk menumbuhkan karakter kewirausahaan siswa SMK serta untuk mendorong sekolah agar selalu berinovasi dalam mengembangkan produk kreatif yang berorientasi pada wirausaha. Pendaftaran untuk program ini dapat dimulai sejak 31 Januari s.d. 19 April 2024.
"Hasil yang diharapkan ialah berkembangnya kreativitas siswa dalam mengembangkan proyek yang bernilai jual, mendorong peningkatan jumlah siswa yang berwirausaha setelah lulus dari SMK dan meningkatkan. Terdapat 240 SMK yang menjadi sasaran dengan total anggaran Rp 12 miliar," ucap Tim Kerja Bidang Penjaminan Mutu Implementasi Kurikulum Merdeka dan Penilaian, Direktorat SMK, Laila Nasyaliyah.
Untuk pendaftaran semua program dapat dilakukan dengan mengakses tautan Takola https://takola.ditpsmk.net/.
3 Kunci Sukses Pendidikan Vokasi
![]() |
Ditambahkan Direktur SMK Kemendikbud, Wardani Sugiyanto, ada 3 kunci sukses pendidikan vokasi yakni:
Pertama, pendidikan vokasi akan efektif dan efisien apabila penyelenggaraan pendidikannya merupakan replikasi industri. Replika inilah yang sedang disasar oleh pemerintah untuk setiap satuan pendidikan memiliki replika pembelajaran berbasis industri dalam bentuk Tefa.
Kedua, pendidikan vokasi akan efektif dan efisien apabila diajar oleh guru yang profesional di bidangnya. Melalui kegiatan upskilling dan reskilling guru vokasi yang diselenggarakan oleh unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi ini, diharapkan para guru SMK dapat meningkatkan kemampuan dan mengembangkan potensi sesuai bidangnya.
Ke depan, untuk pengembangan guru vokasi tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga diarahkan untuk pengembangan guru vokasi selama 6 bulan sampai dengan 1 tahun di luar negeri.
Ketiga, tidak boleh main-main dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi.
"Kita terus berupaya mencari kelengkapan melalui Matching Fund, pembiayaan pemerintah daerah dan pemerintah pusat," ucap Wardani.
Wardani menambahkan bahwa setiap SMK harus memperkokoh Tefa. Hal ini berlaku untuk SMK yang telah menerima program SMK Pusat Keunggulan (PK) dan SMK lain yang sudah memasuki proses pengembangan keunggulannya dalam kegiatan Tefa.
"Penguatan Tefa akan diproyeksikan untuk PKL (praktik kerja lapangan) siswa. Secara bertahap nanti kita bisa kembangkan di tahun 2025-2029. Selama lima tahun kita bisa mencapai 50% siswa PKL di Tefa-nya. Ini dorongan yang akan kita lakukan untuk lima tahun ke depan," ucap Wardani.
1.000 Pengusaha Mengajar di SMK
![]() |
Satu lagi program untuk mempercepat transformasi pendidikan vokasi, adalah melibatkan praktisi, yakni gerakan 'Pengusaha Mengajar'. Akan ada 1.000 pengusaha yang akan 'turun gunung' mengajar di satuan-satuan pendidikan vokasi.
"Kehadiran program ini mendukung SDM vokasi agar dapat bergerak cepat menyesuaikan diri dengan tuntutan dunia pendidikan," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati.
Hal ini disampaikan Kiki saat menghadiri acara "Kick Off Gerakan Pengusaha Mengajar" di SMK Mitra Industri MM2100 di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/1) lalu dalam rilis yang diterima dan ditulis, Jumat (2/2/2024).
Ia meyakini bahwa kehadiran praktisi mengajar melalui program Pengusaha Mengajar sangat penting agar SDM vokasi dapat mengimbangi kapasitasnya sejalan dengan perkembangan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
Kehadiran praktisi mengajar, lanjut Kiki, tidak hanya mampu memberikan wawasan kepada para siswa tentang DUDI yang sesungguhnya, tetapi juga mampu memberikan inspirasi bagi para peserta didik vokasi.
"Para praktisi dapat memberikan inspirasi kepada para siswa, guru, dosen hingga kepala sekolah. Artis yang datang ke kampus nantinya tidak hanya bercerita, tetapi juga membuka mata dan menginspirasi (visi) siswa tentang apa yang harus dikerjakan (di masa depan)," kata Kiki.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziyah, mengungkapkan bahwa selama ini Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dan persoalan klasik terkait dengan SDM, rekrutmen, produktivitas, dan sebagainya.
"Program Pengusaha Mengajar menjadi kontribusi nyata Apindo dalam upaya meningkatkan kualitas SDM yang akan memasuki pasar dunia kerja," ucap Ida.
Sementara itu, Ketua Umum Apindo, Shinta W Kamdani, mengatakan bahwa program Pengusaha Mengajar didesain sebagai sebuah gerakan untuk menyiapkan generasi emas 2045.
Program ini juga sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
Sebagai sebuah gerakan, program Pengusaha Mengajar didesain untuk menciptakan keselarasan dan kesesuaian antara pendidikan vokasi dengan kebutuhan DUDI, menghasilkan SDM kompeten dan berkualitas dalam meningkatkan produktivitas, dan membuka kesempatan bagi DUDI dalam memperkenalkan perusahaan sebagai sektor pekerjaan yang prospektif di masa depan.
"SMK adalah bagian penting dalam penyiapan SDM berkualitas sebagai modal pembangunan. Apindo memiliki peran untuk menyiapkan itu semua dan kami ingin turut terjun langsung dalam mengawali dukungan untuk mereka memasuki dunia kerja," pungkas Shinta.
Program Pengusaha Mengajar merupakan program baru yang diluncurkan oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).
Program ini mengajak 1.000 pengusaha di seluruh provinsi di Indonesia untuk memberikan wawasan, motivasi, dan nilai keteladanan kepada pelajar maupun tenaga pengajar dalam menghadapi industri 4.0. Peluncuran program ini berbarengan dengan Hari Ulang Tahun ke-72 Apindo.
(nwk/faz)