Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kiki Yuliati menegaskan pendidikan vokasi bukan pilihan kedua dibandingkan dengan pendidikan akademik. Ia menjelaskan, pendidikan vokasi dapat menyiapkan pelajar untuk masa depannya, termasuk dunia kerja.
"Pendidikan vokasi bukan pilihan kedua. Pendidikan vokasi memberikan bekal dan menyiapkan generasi muda untuk menyongsong masa depannya," kata Kiki pada Lokakarya dan Ekspos Kinerja Kemitraan dan Penyelarasan di Millennium Hotel Sirih Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Pendidikan Vokasi Tidak di Belakang Industri
Kiki mengatakan sistem pendidikan vokasi yang selaras dengan dunia kerja tidak menjadikan pendidikan vokasi ada di belakang dunia industri dan dunia kerja (DUDI). Ia menjelaskan, jika pendidikan vokasi hanya mendengar kebutuhan DUDI saat ini, maka pendidikan vokasi akan ketinggalan dalam merespons DUDI dan teknologinya yang dinamis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan kecepatan perubahan, tidak cukup, tidak bisa lagi seperti itu. Ketika industri sudah bergerak sampai sini, lalu pendidikan vokasi baru mau ikut, pendidikan vokasi kurikulumnya 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, industrinya sudah sampai di sana, ketinggalan lagi. Mau kejar-kejaran sampai kapan," ucapnya.
"Secara internasional kini pendidikan vokasi tidak lagi berada di belakang, mendengarkan apa yang diinginkan industri, tetapi pendidikan vokasi sudah berada bersama-sama, berdampingan dengan industri, lalu menciptakan, membangun ke depannya mau seperti apa. Lalu sama-sama membagi tugas, lalu kita membangun masa depan yang dibayangkan bersama," imbuh Kiki.
Kiki menegaskan, pendidikan vokasi diharapkan tidak sekadar mengikuti dan mendengarkan industri. Untuk itu, pendidikan vokasi juga harus membuat dan mengarahkan arah perubahan.
"Tidak boleh lagi industri bikin A, lalu kita bilang 'oke', butuh SDM untuk bikin A. Perguruan tinggi vokasi, pendidikan vokasi, itu harus mulai melihat bagaimana kita membuat A yang lebih baik di masa depan. Lalu bersama-sama industri melakukan perubahan di sana," ucapnya.
"Kami harap pendidikan vokasi tidak lagi hanya menyiapkan lulusan yang siap kerja. Nggak cukup. Pendidikan vokasi harus menyiapkan lulusan untuk siap menghadapi tantangan dan menjalani semua kemungkinan, termasuk bekerja," sambung Kiki.
Ia mencontohkan, pelajar vokasi yang disiapkan lebih dari sekadar untuk bekerja dapat memanfaatkan teknologi saat ini sekaligus mengembangkan teknologi masa depan. Untuk itu, pendidikan vokasi perlu membekali pelajar cara belajar dan cara berpikir dengan baik.
"Jadi menyelesaikan masalah, bukan hanya mengidentifikasi masalah," ucapnya.
"Kami harap teman-teman kemitraan dari ekosistem membantu bersama pemda untuk melihat ke arah inovasi," pungkasnya.
(twu/pal)