Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang cepat bangkit pasca pandemi COVID-19. Diungkapkan oleh Direktur OECD, pendidikan Indonesia lebih cepat bangkit dibandingkan sebagian besar negara OECD.
"Pada saat bersamaan Indonesia melalui krisis ini jauh lebih baik daripada sebagian besar negara kawasan OECD," ungkap Director of Education and Skills Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Andreas Schleicher, dalam Hasil PISA dan Transformasi Pendidikan di Indonesia via Youtube Kemendikbud RI, Kamis (1/2/2024).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, mengungkapkan beberapa tindakan dalam memulihkan pendidikan Indonesia. Apa saja? Simak berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
6 Tindakan yang Bikin Pendidikan Indonesia Cepat Bangkit Pasca Pandemi
1. Pragmatis
Nadiem menyinggung pendekatan pragmatis saat membuat program-program dalam melaksanakan pembelajaran daring. Ia menekankan jangan sampai terjadi zero learning di Indonesia.
"Apa yang diperlukan untuk pembelajaran dari agar berlangsung sehingga tidak terjadi zero learning," ujarnya.
2. Kuota Internet
Setelah melakukan pendekatan tersebut, Kemdikbud akhirnya memutuskan untuk memberikan kuota internet gratis kepada siswa dan guru. Dengan kuota tersebut, mereka bisa mengadakan pembelajaran secara daring.
"Membagikan kuota internet kepada para murid dan guru sehingga mereka mampu menanggung biaya semua sesi video dan Zoom dengan bandwith tinggi yang diperlukan untuk pembelajaran daring," paparnya.
3. Rilis Platform
Selain itu, Kemdikbud juga merilis beragam platform gratis bagi guru untuk membagikan praktik belajarnya dengan guru lain. Dengan platform ini, Nadiem menilai bisa menjadi wadah kursus kilat bagi guru untuk beradaptasi dengan model pembelajaran baru.
"Jadi mereka harus belajar dengan sangat cepat maka kami menyediakan semua platform pelatihan in secara digital agar para guru benar-benar dapat memahaminya. Apa saja tips dan trik pembelajaran daring, bagaimana cara melibatkan murid, bagaimana menjalankan kelas," jelasnya.
4. Tayangan Edukasi di TV
Kemdikbud juga merilis konten edukasi kepada murid via TV. Nadiem menuturkan jika konten ini ditayangkan selama jam sekolah dan berisi ragam mata pelajaran.
"Kami memiliki seluruh saluran TV selama jam sekolah yang didedikasikan untuk konten kelas matematika, bahasa, dan lain-lain," ujarnya.
5. Kebebasan Anggaran Sekolah
Pemanfaatan anggaran sekolah juga dibebaskan untuk memulihkan pendidikan. Anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang awalnya tergantung pada kebijakan, bisa digunakan sesuai kebutuhan masing-masing sekolah.
"Kami benar-benar memberikan lebih banyak kebebasan untuk memanuver seusai kebutuhan saat itu," kata Nadiem.
6. Kurikulum
Terakhir, tindakan yang menurut Nadiem paling berdampak adalah keputusan untuk memberikan pilihan kurikulum pada sekolah. Saat pandemi berlangsung, Kemdikbud meluncurkan Kurikulum Darurat dengan konten yang disingkat dan disederhanakan hingga 40 persen.
"Menurut saya itulah yang menjadi game changer yang kita lihat sekarang bahwa sekolah yang menerapkan apa yang kita sebut sebagai Kurikulum Darurat atau kurikulum yang disederhanakan mengalami kemunduran belajar (learning loss) yang jauh lebih sedikit dibandingkan sekolah yang tidak melakukan perubahan ke kurikulum yang disederhanakan," pungkasnya.
(nir/nwk)