Sambut IKN, Begini Rencana Revitalisasi Pendidikan Vokasi di Kaltim

ADVERTISEMENT

Sambut IKN, Begini Rencana Revitalisasi Pendidikan Vokasi di Kaltim

Trisna Wulandari - detikEdu
Kamis, 25 Jan 2024 16:30 WIB
Titik nol IKN
Menyambut IKN, begini rencana revitalisasi pendidikan vokasi Kaltim untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja Kaltim maupun IKN. Foto: DetikHealth/Khadijah Nur Azizah
Jakarta -

Sekretaris Daerah Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Wahyuni mengatakan isu pengembangan vokasi menguat seiring kemunculan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Harapannya, pelajar vokasi dapat berkontribusi untuk kebutuhan Kaltim maupun IKN.

"Jadi sebelum terbentuk TKDV (Tim Koordinator Daerah Vokasi) kita sudah, apa namanya, membahas bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang satu sisi untuk kebutuhan Kaltim, sementara di satu sisi bisa berkontribusi untuk kebutuhan IKN," kata Sri dalam Lokakarya dan Ekspos Kinerja Kemitraan dan Penyelarasan di Millennium Hotel Sirih, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2024).

Rencana Revitalisasi Pendidikan Vokasi Kaltim

Sri mengatakan rencana revitalisasi pendidikan vokasi di Kaltim tengah disusun dengan basis geospasial dan bioekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau Kaltim ini kita akui sebagai basis dari kegiatan sumber daya ekstraktif. Maka ada beberapa kawasan-kawasan yang dia kental dengan kawasan pertanian, kawasan kehutanan, kawasan pariwisata, nah kita ingin nilai ekonomi kawasan itu juga melibatkan lulusan vokasi dan SMK, mereka bisa mengambil peran di sana," ucapnya.

"Nah, karena itu misalnya di kawasan yang merupakan kawasan kehutanan, kita ingin di kawasan itu juga hadir sekolah SMK kehutanan. Lulusannya tidak hanya bisa menyuplai tenaga kerja bagi perusahaan sekitar, tetapi juga menghasilkan layanan atau produk yang dibutuhkan oleh kawasan di sekitarnya," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Praktik di atas menurut Sri nantinya tidak hanya mendidik dan mencetak tenaga kerja produktif, tetapi juga memicu pusat industri kecil di kawasan itu.

"Nah, ini memang kerja besar, perlu waktu, tetapi paling tidak kita komitmen untuk mulai melakukan itu," ucapnya.

Butuh Tenaga Pengajar

Sri menjelaskan, revitalisasi vokasi akan memicu kebutuhan tenaga pengajar. Namun, tidak semua pengajar memiliki kompetensinya.

"Katakan di SMK Kehutanan, kita masih kekurangan dengan tenaga pengajar untuk bidang studi apa," ucapnya. "Nah, tidak semua guru memiliki kompetensi itu."

Gap pengajar untuk mengampu bidang studi lain menurut Sri dapat direspons dengan pemberian sertifikasi profesi.

"Jadi ada kemudahan tenaga pengajar itu. Dia bisa mengampu bidang studi yang lain, tapi kemudian tidak serta merta dia mulai dari nol untuk mendapatkan insentif sertifikasi profesi yang sudah dijalani saat ini. Ini salah satu tantangan," ucapnya.

Sri mengatakan, sejak 2022, penguatan pendidikan vokasi di Kaltim juga diupayakan dengan mengaktivasi kembali guru-guru SMK berkualifikasi asesor tetapi sertifikasinya mati usai tidak digunakan beberapa tahun.

"Sejak tahun 2022, secara khusus kita aktivasi asesor guru, dari 2022 kurang lebih 40 orang, sampai 2023 sudah 943 asesor yang sudah kita sertifikasi," jabarnya.

"Ini sebuah komitmen, sehingga saat ini dengan kehadiran asesor ini, kita sekarang sudah punya 29 RPS (Ruang Praktik Siswa), kemudian SMK juga yang menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) sudah ada 14 sekolah," sambung Sri.

Ia menjelaskan, pihaknya juga perlu menyiapkan SMK untuk menjadi BLUD.

"Terkait pemberian insentif pada SMK, maka kaidahnya agar bisa produktif, SMK ini harus menjadi BLUD. Nah untuk menjadi BLUD, kita juga perlu persiapan SDM-nya, workshop-nya, sarana-prasarananya, itu yang kita lakukan," ucapnya.

Sertifikasi Kompetensi Lulusan SMK

Sri mengatakan, Kaltim juga mengalokasikan fasilitasi untuk sertifikasi kompetensi bagi lulusan SMK. Dengan begitu, lulusan-lulusan vokasi bisa lebih kompetitif di pasar kerja.

"Banyak lulusan SMK belum bersertifikasi, hanya mendapat sertifikat di sekolah saja di luar ijazah. Ini kan tidak kompetitif untuk di pasar kerja. Makanya itu kita mengalokasikan fasilitasi untuk sertifikasi kompetensi bagi jurusan SMK. 21.630 Sertifikasi yang sudah kita lakukan," tuturnya.

"Ada data yang menunjukkan bahwa lulusan vokasi di Kaltim yang tidak terserap dalam pasar kerja itu menurun 60 persen. Jadi ternyata memang sertifikasi itu memberikan dorongan dan tanggung jawab moral bagi jurusan SMK untuk bekerja," sambung Sri.

Ia menambahkan, kemitraan sekolah dengan berbagai perusahaan ke depannya diharapkan memungkinkan kerja sama pemagangan secara tetap. Di samping itu, dunia usaha juga diundang untuk memberi gambaran dunia usaha dan dunia kerja bagi pelajar vokasi.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads