Gempa mengguncang wilayah Sumedang, Jawa Barat, Minggu, 31 Desember 2023. Gempa berkekuatan M 4,8 merusak 1.400 unit rumah penduduk serta bangunan sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Wahyu Mijaya meninjau sekolah terdampak gempa di wilayah tersebut. Beberapa sekolah yang ditinjau adalah SMAN 1 Sumedang, SMKN 1 Sumedang, SMK Muhammadiyah 1 Sumedang, dan SMK Pemuda Sumedang.
Adapun beberapa ruangan yang terdampak gempa termasuk ruang kelas, ruang praktik, lab komputer, dan ruang jurusan. Dalam pemulihan pasca gempa, Kadisdik menjelaskan langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan asesmen kelayakan fungsi ruangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini kita sudah usulkan ke Dinas PUPR untuk segera mengasesmen, menilai bangunan ini layak fungsi atau tidak. Sebelum tanggal 8 Januari (jadwal siswa masuk sekolah) hasil sudah bisa keluar," jelasnya dalam laman Dinas Pendidikan Jawa Barat dikutip Kamis (4/1/2024).
Imbau Sekolah Terdampak Lakukan Pembelajaran Hybrid
Apabila hasil penilaian menunjukkan bangunan tidak layak digunakan, maka sekolah sudah menyiapkan skema pembelajaran secara hybrid (luring/daring). Pembelajaran akan menyesuaikan dengan ruang kelas yang masih bisa digunakan.
"Saya sudah komunikasikan untuk mengantisipasi dengan pembelajaran hybrid jika kelas belum bisa difungsikan," ungkapnya.
Ia berharap, semua proses tersebut berjalan lancar sehingga tidak mengganggu keberlangsungan pembelajaran siswa di awal semester ini.
"Mudah-mudahan tidak ada lagi gempa susulan. Sehingga, saat nanti siswa masuk sekolah semua dalam kondisi yang layak," harapnya.
Tentang Gempa Sumedang
Kabupaten Sumedang diguncang gempa dengan kekuatan M 4,8 pada Minggu (31/12/2023) pukul 20.34 WIB. Titik gempa bumi berada di timur laut Kabupaten Sumedang dengan kedalaman 5 kilometer.
Gempa susulan berkekuatan 4,4 kembali mengguncang wilayah Sumedang pada Senin (1/1/2024) pukul 20.46 WIB.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dalam laman resminya mengungkapkan gempa ini diakibatkan oleh sesar aktif Cileunyi Tanjungsari. Sebaran sesar bermula dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles.
"Dari data BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi - Tanjungsari. Menurut data BG Sesar Cileunyi - Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun," tulis Kajian Kejadian tersebut.
Dilansir dari detikJabar, gempa merusak 1.004 unit rumah penduduk, 808 unit rusak ringan, 93 unit rusak sedang, dan 103 unit rusak berat.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa gempa tersebut, tetapi ada 10 korban luka ringan dan 1 korban luka sedang.
Pemerintah Kabupaten Sumedang menetapkan status tanggap darurat mulai 1 hingga 7 Januari 2024. Kemudian proses rehabilitasi dan rekonstruksi akan dimulai pada 8 Januari mendatang.
(nir/nah)