Mengapa Gempa di Jepang Picu Tsunami? Ini Penjelasan Pakar ITB

ADVERTISEMENT

Mengapa Gempa di Jepang Picu Tsunami? Ini Penjelasan Pakar ITB

Cicin Yulianti - detikEdu
Rabu, 03 Jan 2024 15:00 WIB
The letters SOS are seen written on the ground by using chairs at Kanazawa University Noto Satoyama Satoumi Meister training field after an earthquake hit the region in Suzu, Ishikawa prefecture, Japan January 2, 2024, in this photo released by Kyodo. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS   ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. JAPAN OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN JAPAN.
Situasi wilayah pesisir pantai Jepang pasca gempa pada Senin (1/1/2024). Foto: via REUTERS/KYODO
Jakarta -

Wilayah Noto, Prefektur Ishikawa di Jepang dilanda gempa berkekuatan 7,6 skala richter pada Senin (1/1/2024) lalu. Gempa tersebut memicu tsunami hingga kebakaran di beberapa ruas jalan.

Laporan Reuters menyebut gelombang tsunami mencapai ketinggian 1 meter di sepanjang pesisir barat Jepang. Kejadian tersebut membuat banyak warga di pesisir pantai harus mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi dan aman.

Beberapa daerah lainnya pun ikut merasakan dampak dari gempa ini yakni Niigata, Toyama, Niigata, Toyama, Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Saitama, Tochigi, Miyagi, Gunma, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, dan Akita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan Lempeng Lebih Dekat Garis Pantai

Mengenai tsunami di Jepang tersebut, pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano menjelaskan gempa yang bersumber di pantai timur Jepang lebih berbahaya karena kekuatannya bisa mencapai 8 skala richter.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, ia mengatakan walaupun gempa kali ini terjadi di pantai barat, tetapi dampaknya bisa cukup signifikan juga.

"Gempa di wilayah pantai timur Jepang tidak sebesar pantai barat. Namun bisa menghasilkan tsunami dan goncangannya lebih kuat karena lebih dekat dengan garis pantai," ujarnya, dikutip dari laman ITB, pada Selasa (3/1/2024).

Menurut Irwan, gempa yang terjadi pada awal 2024 tersebut menjadi goncangan terkuat di wilayah pantai barat. Pasalnya, pertemuan antar lempengnya lebih dekat dengan garis pantai dibandingkan pantai timur.

"Yang menjadi concern, lokasi gempa sangat dekat dengan daratan, dengan kota-kota besar seperti Ishikawa, Kanazawa, dan juga infrastruktur strategis Jepang lainnya," jelas Irwan.

Potensi Gempa Susulan

Ahli geologi ITB ini menyebut gempa susulan biasanya umum terjadi setelah gempa besar melanda sebuah wilayah. Hal tersebut disebabkan dua faktor yaitu waktu dan magnitudo gempa yang besar.

Jika magnitudo sebuah gempa besar, maka semakin banyak juga potensi gempa susulannya. Dari segi waktu pun, gempa susulan akan lebih banyak terjadi dalam jangka waktu gempa pertama dan perlahan akan semakin sedikit setelah berangsurnya waktu.

Selain itu, adanya jaringan pengamatan gempa pun menurut Irwan menjadi penentu banyaknya gempa susulan. Oleh karena itu, gempa-gempa kecil akan semakin mudah terdeteksi dan menambah intensitasnya.

"Jumlah (gempa) itu, selain dari magnitudo juga dipengaruhi faktor kapasitas kita untuk mengamati. Kalau kita semakin baik mengamati akan terlihat lebih banyak gempa susulannya," ujarnya.

Pelajaran dari Gempa Jepang

Irwan mengatakan pelajaran yang bisa diambil dari gempa Jepang adalah peringatan dini yang diterapkan sangat baik. Sistem peringatan dini di Jepang dapat turut memberhentikan sistem reaktor nuklir hingga kereta api cepat di sana.

"Sistem tersebut menjadi penting karena mereka memiliki infrastruktur strategis, reaktor nuklir, kereta api cepat, dan itu harus dihentikan seketika sesudah gempa terjadi sebelum gelombang gempanya mencapai tempat mereka. Ini juga penting bagi masyarakat. Ini pembelajaran yang sangat penting, jadi selayaknya pun kita sudah memiliki kapasitas," terang Irwan.

Pelajaran lain yang bisa diambil dari kejadian gempa di Jepang adalah terkait infrastruktur kualitas bangunan di Jepang yang baik. Sehingga, goncangan gempa tidak menyebabkan banyaknya keruntuhan bangunan.

(cyu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads