Siswa Bolos ke Sekolah karena Kena Mental? Di Jepang, Bisa Digantikan Robot

ADVERTISEMENT

Siswa Bolos ke Sekolah karena Kena Mental? Di Jepang, Bisa Digantikan Robot

Nimas Ayu Rosari - detikEdu
Kamis, 07 Sep 2023 17:30 WIB
Siswa di Jepang yang membolos bisa digantikan robot
Foto: (Tangkapan layar Guardian)
Jakarta -

Ada tren peningkatan jumlah siswa yang membolos sekolah di Jepang, utamanya pascapandemi COVID-19. Sekolah di Jepang sudah menyiapkan solusi, kehadiran siswa bisa digantikan robot.

Siswa yang membolos di Jepang, utamanya pascapandemi COVID-19 itu karena berbagai hal seperti gangguan stres, kecemasan, masalah sosial, psikologis atau emosional lainnya, demikian dilansir Guardian, Rabu 6 September 2023, ditulis Kamis (7/9/2023).

Salah satu kota di Jepang yang sedang bergelut dengan masalah ini adalah Kota Kumamoto. Berdasarkan data Dewan Pendidikan Kota Kumamoto ada 2.760 anak sekolah usia SD-SMP yang membolos sekolah di tahun 2022. Angka ini dua kali lipat lebih banyak dibanding tahun 2018, sebelum pandemi, demikian dilansir Sora News 24, Kamis (7/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam skala negara di Jepang, Kementerian Pendidikan Jepang mencatat rekor 244.940 siswa SD-SMP menolak ke sekolah untuk 30 hari atau lebih dalam 12 bulan hingga Maret 2022. Kementerian Pendidikan menyebut masalah kesehatan fisik dan mental yang dipicu pandemi menjadi faktor terbesar penyebabnya.

Robot Pengganti Siswa yang Membolos

Pada bulan Januari 2023 lalu, sekolah-sekolah di Kumamoto sempat mengadakan pembelajaran secara online melalui streaming kelas bagi siswa yang tidak hadir. Namun dari langkah tersebut para siswa mengaku sulit dalam berkomunikasi dengan guru dan teman sekelas.

ADVERTISEMENT

Dilatarbelakangi permasalahan ini, Dewan Pendidikan Kota Kumamoto mengadakan rapat pada 4 September 2023 lalu dan mengusulkan penggunaan robot sebagai pengganti kehadiran siswa yang membolos di dalam kelas. Robot ini dilengkapi dengan kamera, mikrofon dan speaker agar siswa yang membolos bisa mengendalikan robot itu dari rumah.

Cara ini digunakan agar siswa yang membolos bisa melihat-mendengar apapun yang terjadi di dalam kelas, sambil membantu siswa mengekspresikan diri secara verbal saat pelajaran yang membutuhkan untuk berdiskusi atau berkomunikasi dengan teman sekelasnya.

Siswa yang memilih belajar dari rumah atau jarak jauh akan terhubung ke robot melalui laptop mereka, sehingga seolah-olah mereka hadir di kelas.

Tak cuma itu, robot ini punya tinggi sekitar satu meter, mobile alias bisa bergerak kesana kemari, dan dikendalikan di sekitar sekolah untuk berpartisipasi dalam aktivitas di luar kelas.

"Siswa tetap dapat dimungkinkan bergerak bebas di ruang kelas dan berkomunikasi dengan teman sekelas mereka melalui robot ini," ungkap pejabat dewan

Tujuan dari penggunaan robot ini, Dewan berharap para siswa akan tetap bisa mengikuti pembelajaran kelas meski dari rumah. Robot ini bisa meringankan beban siswa yang mengalami masalah kesehatan mental atau komunikasi dan dapat memotivasi siswa untuk hadir di kelas.

"Robot ini dapat menurunkan rintangan bagi siswa melalui pengalaman bersama teman sekelas secara semu dan berharap dapat mendorong mereka untuk hadir di kelas secara langsung. Semoga rencana ini dapat membantu menurunkan rintangan mental bagi siswa yang membolos," harap Dewan Pendidikan Kota Kumamoto.

Pada dasarnya Dewan Pendidikan Kota Kumamoto tidak akan memaksa siswa yang tidak hadir kelas untuk menggunakan robot ini jika mereka tidak mau. Selain itu proyek ini akan dicoba dalam skala kecil dahulu. Jika rencana ini disetujui, maka Dewan akan mengirimkan dua robot terlebih dahulu ke sekolah-sekolah yang membutuhkan pada awal bulan November 2023 nanti.

Setelah itu Dewan Pendidikan akan memantau perkembangan dan dampaknya pada hasil evaluasi akhir tahun akademik pada bulan Maret 2024. Dengan begitu Dewan akan memutuskan untuk melanjutkan program ini atau tidak.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads