Learning loss menjadi masalah utama pendidikan Indonesia sejak terjadinya pandemi Covid 19. Pengertian learning loss mengacu pada istilah yang digunakan untuk menyebut hilangnya pengetahuan dan keterampilan akademis para siswa.
Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Muhammad Hasbi mengungkapkan saat ini strategi yang paling utama untuk mengatasi learning loss adalah membawa para siswa untuk kembali belajar di sekolah.
"Strategi yang paling utama atasi learning loss ya bagaimana membawa anak-anak kita untuk kembali ke sekolah. Mengapa ini diprioritaskan? Karena kita sudah sama-sama tahu bahwa pembelajaran tatap muka itu jadi strategi paling efektif daripada metode lainnya seperti pembelajaran jarak jauh (PJJ)," ungkapnya dalam webinar Pulihkan Pendidikan Melalui Pembelajaran Tatap Muka yang digelar pada Kamis (14/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Hasbi menjelaskan bahwa Kemendikbudristek telah bekerjasama dengan tiga kementerian lain, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kementerian Agama (Kemenag) dalam mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri terkait Panduan Pembelajaran di masa pandemi Covid 19.
"Dalam penyesuaian panduan ini, kita mengatur kewajiban terkait dengan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. Daerah-daerah khusus banyak yang didorong melakukan PTM 100 persen, tentu sesuai dengan SKB 4 Menteri," tambah Hasbi.
Lalu, strategi lainnya yang diterapkan Kemendikbudristek yaitu dengan implementasi Kurikulum Merdeka. Seperti yang diketahui, awalnya pemerintah melakukan penyesuaian terhadap Kurikulum 2013 yang kemudian melahirkan Kurikulum Darurat. Kemudian, dari Kurikulum Darurat ternyata diperoleh hasil yang baik dan akhirnya disempurnakan menjadi Kurikulum Merdeka.
"Dari Kurikulum Darurat ternyata diperoleh data yang bagus dan dapat mengatasi masalah learning loss ini, sehingga disempurnakan jadi Kurikulum Merdeka. Ini jadi amunisi kita melakukan pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid 19," jelas Hasbi.
Lebih lanjut ia memaparkan, kesiapan sekolah untuk PTM 100 persen sudah cukup rampung. Terlebih, berbagai fasilitas kesehatan di sekolah sudah disiapkan sedemikian rupa untuk menekan angka penularan Covid 19 di lingkungan pendidikan.
"Sekolah sudah banyak yang menyusun protokol kesehatan, ini sudah jadi modal dasar untuk melaksanakan PTM 100 persen. Dari data yang diperoleh juga dipastikan sekolah sudah siap untuk pembelajaran tatap muka ini," tutur Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek tersebut.
Hasbi berharap, masyarakat bisa saling mengingatkan dan mendorong satu sama lain untuk melakukan vaksinasi. Anjuran itu untuk murid, keluarga, guru, dan seluruh lansia yang tinggal di lingkungan pendidikan maupun tempat tinggal.
(nwy/nwy)