Calistung Dihapus dari Tes Masuk SD, Psikolog Anak: Utamakan 6 Kemampuan Ini

ADVERTISEMENT

Calistung Dihapus dari Tes Masuk SD, Psikolog Anak: Utamakan 6 Kemampuan Ini

Cicin Yulianti - detikEdu
Rabu, 29 Mar 2023 15:00 WIB
Dosen Psikologi Universitas Indonesia (UI) sekaligus Psikolog Anak, Lucia Royanto (Tangkapan Layar YouTube Kemendikbud)
Foto: Dosen Psikologi Universitas Indonesia (UI) sekaligus Psikolog Anak, Lucia Royanto (Tangkapan Layar YouTube Kemendikbud)
Jakarta -

Dosen Psikologi Universitas Indonesia (UI) sekaligus Psikolog Anak, Lucia Royanto, menyebutkan bahwa calistung bukanlah hal pertama yang harus anak kuasai pada masa transisi PAUD ke SD. Menurutnya, terdapat enam kemampuan yang merupakan pondasi dan harus dikuasai oleh anak pada masa tersebut.

Pertama adalah kemampuan mengenal agama dan budi pekerti.

"Yang pertama ada mengenal agama dan budi pekerti, itu dimulai dengan cara yang sederhana misalnya menyenangi diri sendiri," terang Lucia dalam siaran YouTube Kemendikbud pada Selasa (28/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hal kedua yang merupakan kemampuan pondasi penting pada anak menurutnya adalah keterampilan sosial dan bahasa untuk dapat berinteraksi secara sehat. Sementara, yang ketiga yakni kematangan emosi anak saat melakukan kegiatan di lingkungan sekolah.

"Ketiga adalah kematangan emosi agar anak itu bisa berkegiatan di lingkungan belajar karena kita tahu ketika anak itu belajar dia juga harus mempertahankan atensinya atau perhatiannya, dia juga harus bertahan pada tugas yang dibebankan pada dia, dan sebagainya," ujar Lucia.

ADVERTISEMENT

Kemampuan keempat adalah pengembangan keterampilan motorik, dan perawatan diri sendiri agar anak bisa mandiri di lingkungan sekolahnya dan kelima adalah kematangan kognitif.

Pada poin kelima, Lucia menyebut bahwa calistung merupakan contohnya. Ia menegaskan bahwa kekeliruan bisa terlihat pada praktik pengadaan calistung pada tes masuk SD yang sebenarnya bukan merupakan pondasi pertama anak dalam belajar.

"Dan yang kelima adalah kematangan kognitif. Jadi kalau kita lihat kematangan kognitif itu kelima lho bukan yang pertama itu jadi enggak tepat," jelas Lucia.

Kematangan kognitif yang menurutnya cukup untuk dikuasai oleh anak usia dini yakni meliputi literasi dasar, numerasi dasar, dan juga pemahaman tentang bagaimana dunia itu bekerja.

Keenam adalah kemampuan yang didasarkan pada aspek perkembangan dan profil pelajar pancasila.

"Keenam, kemampuan itu didasarkan pada aspek perkembangan dan berdasarkan profil pelajar pancasila dan itu harus dikembangkan secara holistik," ujar Lucia.

Dalam usaha mewujudkan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menghapuskan baca-tulis-hitung (calistung) pada tes masuk SD.

Menurut Nadiem, masih ada miskonsepsi di tengah masyarakat bahwa calistung merupakan satu-satunya satu-satunya bukti keberhasilan belajar dari siswa di PAUD. Padahal, pembelajaran calistung ini merupakan tanggung jawab dari satuan pendidikan SD. Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Peluncuran Merdeka Belajar episode 24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan pada Selasa (28/3/2023).

"Bukan berarti calistung itu bukan suatu topik tidak penting untuk diajarkan di PAUD. Saya tidak mau ada salah pengertian di sini, poinnya adalah adanya miskonsepsi bahwa hanya calistung yang terpenting dan cara ngajarin calistungnya juga salah," terangnya dalam siaran YouTube Kemendikbud RI pada Selasa (28/3/2023).




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads