SDN di Bandung hanya dapat 3-8 siswa
Selain di Ponorogo, fenomena sekolah minim siswa juga terjadi di Bandung. Salah satu contohnya terjadi di SDN 206 Putraco Indah, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Dikutip dari detikJabar sekolah negeri ini, hanya ada 3 siswa padahal kuota kelas 26 orang.
Hal serupa terjadi juga di SDN 217 Sarijadi, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Sekolah ini hanya mendapat 8 siswa dengan rincian 7 dari jalur zonasi, sedangkan sisanya dari jalur afirmasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya yaitu ada SDN 010 Cidadap di Jl Setiabudi, Ledeng, Kota Bandung. Di sekolah ini, hanya ada 6 murid baru yang diterima dan berasal dari seleksi jalur zonasi. Padahal kuota untuk siswa baru sejumlah 56 orang.
Yang terakhir kemudian ada SDN 157 Sukaraja di Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Di sekolah ini hanya ada 5 siswa yang diterima menjadi murid baru.
SDN di Solo hanya mendapat 1 siswa
Sejumlah SD di Kota Solo pun ikut kekurangan murid. Bahkan ada sekolah yang hanya menerima pendaftaran dari satu anak.
Sekolah tersebut ialah SDN Sriwedari No 197 yang berada di Jalan Kebangkitan Nasional.
Selain SDN Sriwedari, ada beberapa sekolah yang juga baru mendapatkan murid yang jumlahnya jauh di bawah kuota, seperti SDN Cinderejo, SDN Ketelan, dan SDN Dawung Tengah.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan masih menunggu laporan lanjutan dari Dinas Pendidikan. Dia berjanji mencarikan solusi untuk masalah tersebut.
"Nanti regrouping saja, tapi tunggu laporan kepala dinas dulu. Nanti pasti kita carikan solusi," kata Gibran, Jumat (1/7/2022) seperti dikutip dari detikJateng.
Secara terpisah, Kepala SDN Sriwedari 197, Bambang Suryo Riyadi, membenarkan adanya satu siswa yang akan bersekolah di tempatnya. Menurutnya, ada tiga peminat di SDN Sriwedari.
"Tapi yang dua anak itu memilih sini sebagai pilihan kedua. Sedangkan mereka sudah diterima di pilihan pertama, sehingga tinggal satu," kata Bambang.
Dia mengakui memang jumlah siswa di sekolahnya semakin sedikit dari tahun ke tahun. Penyebabnya ialah lokasi yang jauh dari perumahan warga. "Paling banyak itu yang kemarin lulusan kelas VI, ada 19 orang," pungkas Bambang.
(dvs/erd)