Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, mentargetkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen, sudah bisa dimulai pada 17 Januari 2022 mendatang. Saat ini sedang disusun Standar Operasional Prosedur (SOP), untuk tiap jenjangnya.
"Tanggal 8 Januari (2022) kan raportan (pembagian raport penilaian akhir semester), kemudian tanggal 10 sampai 15 Januari para siswa libur akhir semester. Jadi saya persiapkan tanggal 17 Januari kesana. PTM berdasarkan keputusan 4 menteri itu targetnya setelah tanggal 17. Ini tetap PTM terbatas," kata Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto, kepada detikcom dihubungi melalui telepon selulernya Selasa (4/1/2022).
Disebutkan Darmanto, PTM terbatas diizinkan dilaksanakan jika daerah tersebut masuk PPKM level 1 hingga 3. Sedangkan jika PPKM level 4, maka pembelajaran dilaksanakan secara daring atau pembejalajaran jarak jauh (PJJ).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya Boyolali (PPKM level 2) sudah memenuhi syarat untuk PTM, sehingga kita menindaklanjuti itu. Cuma karena itu PTM terbatas, ya artinya dengan protokol kesehatan yang ketat," jelasnya.
Saat ini pihaknya masih menyusun SOP untuk pelaksanaan PTM 2022 tersebut disetiap jenjang sekolah, sehingga PTM bisa berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat dan semua aman tidak ada paparan virus Corona.
"Ini sekarang saya proses SOP untuk bagaimana jenjang PAUD, bagaimana jenjang SD, bagaimana jenjang SMP. Targetnya PTM jalan, prokes tetap dapat," imbuh dia.
Disdikbud memberikan dua opsi yang bisa diterapkan sekolah dalam PTM 100 persen nanti. Ini khususnya sekolah-sekolah yang jumlah siswa banyak. Sehingga protokol kesehatan di dalam kelas, khususnya untuk jaga jarak bisa maksimal.
"Yang aman (jaga jarak) 50 persen, ya 16 (siswa per kelas)," kata Darmanto.
Maka, untuk sekolah yang jumlah siswanya banyak, opsi pertama yakni seperti PTM terbatas yang berjalan saat ini. Siswa per kelas 32 anak itu dibagi menjadi dua shift. Setiap shift 16 siswa, masuk pagi dan siang. Opsi kedua dengan sistem dioglang, sehari masuk sehari PJJ.
"Tapi yang jumlah siswanya sedikit, kan banyak sekolah utamanya SD yang jumlahnya siswanya kurang dari 16 kan banyak. Yang seperti itu bisa setiap hari (PTM). Maksimal 6 jam pelajaran," ujar dia.
Rancangan SOP prokes ini juga berlaku pada jenjang TK/Paud. Sebab pendidikan TK/Paud cenderung pelayanan individual, bukan klasikal seperti jenjang SD dan SMP. Maka SOP yang disiapkan juga berbeda. Menurut Darmanto, lebih aman memasukan 5-6 siswa tiap shiftnya. Selain kemananan untuk menghindari kerumunan juga memudahkan dalam pengawasan prokesnya.
Data dari Disdikbud, tercatat ada 579 SD negeri dan swasta serta 98 SMP, terdiri dari 52 SMP negeri dan 46 SMP swasta di Boyolali. Seluruh sekolah di Boyolali itu sejak penilaian akhir semester di minggu ketiga bulan November 2021 lalu sudah menggelar PTM terbatas.
"Selama ini tidak ada kendala PTM dan tidak ada temuan paparan (Corona). Artinya kita semua disiplin prokes maka kita aman," tandasnya.
(lus/lus)