Kemendikbud Tanggapi Hasil Survei tentang Asesmen Nasional 2021

ADVERTISEMENT

Kemendikbud Tanggapi Hasil Survei tentang Asesmen Nasional 2021

Kristina - detikEdu
Kamis, 16 Des 2021 20:00 WIB
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Jumeri, Selasa (1/10/2019).
Jumeri, Dirjen PAUD Dikdasmen yang dulunya merupakan Kepala Dinas Pendidikan Jateng. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
Jakarta -

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sedang melakukan analisis terhadap hasil pelaksanaan asesmen nasional tahun 2021. Nantinya, hasil survei akan menjadi penentu untuk langkah selanjutnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek, Jumeri, dalam acara Silaturahmi Merdeka Belajar daring bertajuk Transformasi Sekolah Melalui Dana BOS dan Asesmen Nasional, Kamis (16/12/2021).

"Terkait dengan asesmen nasional, Kemendikbudrisrek tentu saat ini menganalisis, sedang mengumpulkan hasil asesmen nasional. Kemudian nanti menerjemahkan hasil asesmen nasional tersebut untuk langkah lebih lanjut," ucap Jumeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumeri berpesan kepada satuan pendidikan agar dapat menggunakan hasil asesmen nasional tahun pertama ini untuk memperbaiki sistem pembelajaran di masing-masing sekolah.

Sementara itu, berdasarkan hasil survei dengan sistem polling yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada 15-26 November 2021 menunjukkan bahwa asesmen nasional diyakini mampu untuk mengukur kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, responden di wilayah Indonesia bagian barat meragukannya.

ADVERTISEMENT

Penelitian ini melibatkan 254 responden yang terdiri dari kepala sekolah dan guru dari seluruh wilayah Indonesia dengan 54,9 persen berada di Jawa dan 40,6 persen lainnya di luar Jawa. Pengambilan sampel tersebut diperoleh berdasarkan database dari Kemendikbudristek.

"Sebagian besar responden yakin bahwa asesmen nasional ini mampu mengukur kualitas pendidikan di Indonesia. Jadi bisa terlihat dari warna hijau (64,6 persen). Tapi meskipun begitu ada yang belum yakin yaitu sekitar 24,4 persen," papar peneliti Litbang Kompas, Putri Arumsari.

Para peneliti juga melakukan tabulasi silang berdasarkan wilayah. Hasilnya, diketahui bahwa sebagian besar responden terutama wilayah Indonesia bagian timur yakin bahwa program asesmen nasional dapat mengukur kualitas pendidikan di Indonesia.

Namun, responden di wilayah Indonesia bagian barat paling meragukan kemampuan program Asesmen Nasional dalam mengukur kualitas pendidikan nasional melalui indikator literasi dan numerasi siswa. Pernyataan ini diwakili oleh 32,1 persen responden bagian barat.

Menanggapi hal itu, Jumeri mengatakan bahwa hasil survei tersebut menjadi gambaran tentang tingkat pemahaman, penerimaan, dan apresiasi masyarakat terhadap inovasi yang dilakukan oleh Kemendikbudristek.

Ke depannya Asesmen Nasional, kata Jumeri, akan dilakukan pengukuran secara rutin untuk mengetahui angka dasar yang dicapai oleh siswa, terkait dengan kemampuan literasi dan numerasi.

"Selama ini kami belum pernah melakukan pengukuran secara rutin, nah tahun depan juga diukur, tahun depannya diukur lagi. Nanti akan bisa kita lihat progress yang diperoleh dari tahun ke tahun," ujar Jumeri.

"Kalau literasinya dan numerasinya masih rendah mari kita lakukan perubahan, transformasi dalam pembelajaran, dengan pembelajaran dengan paradigma baru agar tahun depan nilai asesmen nasional dari anak-anak kita meningkat. AKMnya, literasi, dan numerasinya meningkat kita perbaiki pembelajarannya," lanjutnya.

Menurut Jumeri, sudah menjadi tugas bersama untuk menjadikan hasil pelaksanaan asesmen nasional sebagai dasar perencanaan dalam memperbaiki pembelajaran di satuan pendidikan.




(kri/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads