Seorang polisi wanita (Polwan) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyisihkan waktunya menjadi guru les gratis bagi anak-anak di daerah pelosok.
Aksi ini dilakukan untuk memudahkan para pelajar dalam memahami materi pelajaran selama masa transisi dari pembelajaran daring ke pembelajaran tatap muka (PTM). Bagaimana kisahnya?
Polwan bernama Agatha Dian Listyani yang lahir di Kulon Progo, 24 tahun silam ini bertugas di Satlantas Polres Kulon Progo tepatnya di bagian urusan SIM. Ia menjadi anggota Polri sejak 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sela-sela kesibukannya bekerja, perempuan asal Dusun Karang Wetan, Kalurahan Salamrejo, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo ini memiliki kegiatan lain yang kontras dengan profesinya, yaitu menjadi guru les bagi anak-anak di kawasan pelosok.
Menariknya, setiap anak yang ikut kegiatan ini tidak dipungut biaya, alias gratis. Aksi mengajar secara suka rela ini telah dilakoni Polwan yang akrab disapa Agatha ini sejak setahun belakangan.
Untuk saat ini ia fokus mengajar anak-anak yang tinggal di Dusun Pereng, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo. Dusun ini terletak di kawasan lereng Perbukitan Menoreh, sebuah pegunungan kapur yang membentang dari Kulon Progo (DIY), Purworejo, dan Magelang (Jawa Tengah).
"Seminggu sekali saya ngajar di sini, biasanya pas hari Sabtu sepulang kerja," ujar Polwan dengan pangkat Brigadir Polisi Dua ini saat ditemui di sela-sela mengajar beberapa waktu lalu.
Dalam kegiatan ini Agatha tak sendiri. Ada sejumlah "guru dadakan" dari berbagai latar belakang yang turut terlibat, mulai dari mahasiswa hingga pegawai pemerintah.
Adapun keikutsertaan Agatha jadi relawan di Pereng setelah ia ditawari temannya yang sudah terlebih dulu aktif dalam kegiatan sosial tersebut.
"Kebetulan ada kakak kelas saya sewaktu sekolah sudah ngajar di sini duluan, terus ngasih tawaran gitu di grub WA sekolah, nah dari situ saya tertarik lalu memberanikan diri buat ikut, eh ternyata diterima," ujar anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Robertus Sulistyo dan Dwiyani tersebut.
Di dusun ini, Agatha mengajari anak-anak yang masih duduk di SD. Jumlahnya mencapai belasan, yang terdiri dari siswa kelas 1 hingga 6.
Mereka diajari pelbagai materi yang diberikan dari sekolahnya. Agatha dan kawan-kawan juga membuka konsultasi bagi orang tua murid yang kesulitan mengajar anak-anaknya di rumah.
Ketertarikan Agatha menjadi guru les gratis sejatinya sudah terlihat sejak dia belum menjadi anggota Polri. Agatha bercerita dulunya ia aktif dalam pelbagai kegiatan mengajar di dusun tempat tinggalnya. Selain itu ia juga aktif menjadi guru sekolah minggu di gereja.
"Sebelum jadi polisi, dulu saya jadi guru sekolah Minggu di gereja, lalu aktif melatih tonti (peleton inti) di sekolah. Kemudian juga di dusun saya ikut ngajar anak-anak di perpustakaan dusun," ucapnya.
Sejak jadi polisi kemudian ditempatkan di Satlantas, Agatha juga aktif dalam program polisi masuk sekolah. Dalam ketiga ini Agatha memberikan materi tentang ketertiban berlalu lintas kepada para pelajar.
Namun sejak pandemi COVID-19 melanda, aktivitasnya mengajar berkurang, bahkan sempat terhenti. "Dari situ saya merasa rindu mengajar, sehingga kembali aktif jadi guru les buat anak-anak," ujarnya.
Selama menjadi guru les gratis, Agatha mengaku tak menemui kendala berarti. Ia bahkan merasa sangat senang bisa mengajari langsung anak-anak di daerah pelosok.
"Kalau kendala mungkin saat musim hujan aja ya, karena biasanya kan kalau pas cerah itu kita belajarnya di luar, di deket sawah gitu, nah sekarang karena hujan jadi di rumah warga. Selebihnya sih seru-seru aja ya, seru banget anak-anak itu, lucu-lucu dan semangat banget belajarnya."
Salah satu peserta les gratis, Azril Azuansyah (9) mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini. Selain karena gratis, dirinya jadi lebih bisa memahami pelajaran yang diberikan oleh sekolah.
"Seneng banget, materinya mudah dimengerti dan guru-gurunya juga baik," ujar siswa kelas 3 SD tersebut.
Sementara itu salah satu orang tua siswa, Sugiyanti (35) mengaku sangat terbantu dengan adanya les gratis ini. Selama ini ia merasa kesulitan mengajari anak-anak, sehingga les gratis ini jadi solusi bagi para orang tua siswa.
"Sangat terbantu ya, karena kalau di rumah itu susah banget, apalagi anak-anak itu sering tidak fokus karena mainan hape, nah sekarang jadi lebih terbantu, anak-anak bisa belajar dengan guru-guru di sini," ucapnya.
(pal/pal)