Siswa di RI Sulit Sekolah Daring, UNICEF Rilis 16 Rekomendasi Belajar

ADVERTISEMENT

Siswa di RI Sulit Sekolah Daring, UNICEF Rilis 16 Rekomendasi Belajar

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 30 Agu 2021 12:30 WIB
Sejumlah anak belajar secara daring di rumahnya kawasan Sunter Agung, Jakut. Sistem daring ini telah berjalan 1,5 tahun karena pandemi COVID-19 belum usai.
Foto: Pradita Utama/Siswa di RI Sulit Sekolah Daring, UNICEF Rilis 16 Rekomendasi Belajar
Jakarta -

Kepala bidang pendidikan UNICEF Indonesia, Katheryn Bennet mengungkapkan berdasarkan penelitian, sekitar 50% keluarga merasakan hambatan belajar daring dikarenakan akses internet yang buruk.

Di samping itu, Katheryn menunjukkan adanya kesenjangan terhadap akses internet. Misalnya, akses internet di Jakarta sebanyak 89%, sementara, di Papua hanya 29%.

Banyak siswa juga harus berbagi ponsel pintar dengan saudara atau orang tuanya serta bergantung pada temannya untuk mengetahui tugas sekolah. Katheryn menunjukkan sejumlah isu tersebut pada simposium daring bertajuk 'Pembelajaran Digital Berkualitas bagi Semua', Senin (30/08/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UNICEF juga menerbitkan sebuah jurnal yang dinamakan Situation Analysis on Digital Learning in Indonesia atau Analisis Situasi Pendidikan Digital di Indonesia. Pada rilis tersebut, UNICEF memberikan sejumlah rekomendasi terkait kesulitan belajar daring yang dirasakan siswa, guru, dan orang tua. Berikut ini penjabarannya.

1. Memberikan fasilitas pendidikan yang inklusif dan pengembangan kemampuan digital yang berkelanjutan, dengan penyelenggaraan yang terspesifikasi berdasarkan kebutuhan siswa.

ADVERTISEMENT

2. Pendidik dan sektor teknologi edukasi atau EdTech perlu mengembangkan konten dan rencana pembelajaran yang mendorong interaksi dan pembelajaran aktif.

3. Sekolah perlu menyediakan skema asesmen pembelajaran digital untuk memantau dan mengevaluasi performa guru dan murid.

4. Kemendikbudristek secara periodik mengakses dan meningkatkan kualitas materi pembelajaran digital yang terakses oleh publik.

5. Pemerintah perlu membuat mekanisme dan ekosistem yang mendukung keamanan siber para siswa.

6. Pemerintah meningkatkan akses internet yang merata bersama kolaborasi swasta untuk area pelosok.

7. Memungkinkan sekolah untuk dapat memanfaatkan dana seperti BOS, sebagaimana kebutuhan masing-masing.

8. Menyesuaikan praktik belajar jarak jauh berdasarkan kondisi wilayah-wilayah tertentu.

9. Menggunakan pendekatan yang adil untuk mendorong akses belajar daring bagi pelajar yang tinggal di wilayah tertinggal maupun yang termarginalkan, tapi tidak tinggal di wilayah pelosok)

10. Meningkatkan koordinasi antar kementerian demi efektivitas implementasi pembelajaran informasi komunikasi dan teknologi serta atau ICT, serta penyaluran kebijakan kuota internet

11. Penyelarasan EdTech dengan permintaan ekonomi digital sehingga pemuda dapat mempunyai keterampilan digital yang memadai

12. Mendorong kesadaran dan penyerapan yang lebih besar terhadap pembelajaran digital dan solusi EdTech.

13. Sesi pelatihan yang spesifik untuk meningkatkan kemampuan digital, utamanya bagi siswa dengan latar belakang rentan dan termarginalisasi. Contohnya siswa perempuan dan yang berasal dari wilayah pelosok atau pedesaan.

14. Menyediakan bimbingan atau panduan pembelajaran digital bagi para orang tua.

15. Melengkapi guru dengan pemahaman teknologi pengajaran serta kemampuan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.

16. Melibatkan guru dan siswa untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan mereka.

Tercatat dalam Analisis Situasi Pembelajaran Digital di Indonesia, UNICEF menggunakan beberapa metodologi untuk menghasilkan sederet rekomendasi di atas. Di antaranya penelitian sekunder berdasarkan data, wawancara dengan ahli, serta mengkonfirmasi pada murid, guru, serta pendidik dari berbagai wilayah di Indonesia.

UNICEF juga menjelaskan bahwa untuk melakukan pemetaan tentang efektivitas dan kemungkinan inovasi pembelajaran digital di seluruh Indonesia, dibutuhkan evaluasi skala masif yang dapat menggambarkan kesenjangan, tantangan, dan keberhasilan sistem pembelajaran daring. Nantinya hal ini juga dapat menjadi panduan para pemegang kebijakan.




(nah/pay)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads