Studi Ungkap Banyak Orang Indonesia Percaya Peneliti, Tapi...

ADVERTISEMENT

Studi Ungkap Banyak Orang Indonesia Percaya Peneliti, Tapi...

Trisna Wulandari - detikEdu
Kamis, 31 Jul 2025 15:00 WIB
Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan mikroskop.
Studi mengungkap banyak orang Indonesia percaya pada peneliti. Namun, masih banyak yang perlu dibenahi. Foto: Thinkstock
Jakarta -

Studi menunjukkan orang Indonesia percaya pada peneliti dan perannya di tengah masyarakat. Tingkat kepercayaan orang RI pada peneliti mencapai angka 3,84 dari 5, setara dengan orang Irlandia, lebih tinggi dari Inggris (3,82), dan 1 posisi lebih rendah dari Amerika Serikat (3,86).

Sementara itu, rata-rata tingkat kepercayaan global terhadap ilmuwan yakni 3,62 dari 5. Tingkat kepercayaaan orang RI pada peneliti menempati posisi ke-13 dari 68 negara.

Pada survei yang melibatkan 71.922 responden di 68 negara ini, kebanyakan orang di mayoritas negara percaya peneliti. Lebih lanjut, para responden setuju ilmuwan harus lebih terlibat di masyarakat dan dalam membuat kebijakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil studi ini dipublikasi Viktoria Cologna dan rekan-rekan dalam jurnal Nature Human Behaviour 9, 713-730 (2025) dengan judul "Trust in scientists and their role in society across 68 countries" pada 20 Januari 2025.

ADVERTISEMENT

Kenapa Percaya Sains dan Peneliti Itu Penting?

Peneliti menjelaskan, kepercayaan warga pada sains punya banyak manfaat. Percaya pada sains bantu orang menjadi bisa membuat keputusan berdasarkan informasi yang tepat, misalnya di bidang gizi dan kesehatan.

Kepercayaan pada sains dan ilmuwan juga bantu pemerintah untuk menjadikan sains sebagai dasar pembuatan kebijakan penting berbasis bukti. Contohnya, masyarakat yang tingkat kepercayaannya tinggi pada sains dan ilmuwan bisa menghadapi pandemi COVID-19 dengan lebih efektif dengan patuh pada protokol selain pengobatan dan percaya manfaat vaksin.

Kemdiktisaintek: Banyak PR Perlu Dilakukan

Merespons studi ini, Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains & Teknologi (Minat Saintek) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Prof Dr Eng Yudi Darma M Si mengatakan banyak PR perlu dilakukan bersama untuk mendekatkan warga pada sains dan dapat berinteraksi secara setara dengan ilmuwan.

Yudi menjelaskan, upaya mendekatkan warga dengan sains punya tujuan jangka panjang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga mendukung kesejahteraan warga berbasis saintek. Langkah ini juga bertujuan agar RI punya masyarakat sains dan ekosistem saintek yang berkelanjutan.

Sementara itu, berdasarkan studi tersebut, tingkat kepercayaan masyarakat pada sains belum menjamin adanya pelibatan warga dalam agenda sains, maupun pembuatan kebijakan berbasis bukti.

"Dimensi keterbukaan ilmuwan pada umpan balik (feedback) kita masih rendah, 3,33. Dan banyak (warga) yang merasa suara mereka kurang didengar oleh komunitas ilmiah," ucapnya pada wartawan di Grha Kemdiktisaintek, Kamis (31/7/2025).

Ia menambahkan, isu-isu yang ditangani peneliti masih belum banyak yang bersesuaian dengan harapan masyarakat. Berdasarkan studi tersebut, masyarakat ingin penelitian yang menyentuh isu sehari-hari, seperti kemiskinan, energi, dan kesehatan.

Berlanjutnya hal di atas berisiko membuat warga skeptis pada peneliti dan berisiko terpapar disinformasi.

"Ini momentum bagi kami di Direktorat Minat Saintek untuk memperkuat peran sebagai jembatan antara ilmu pengetahuan dengan pengguna akhir, yaitu masyarakat," ucapnya.

"Bukan hanya menyebarkan hasil riset, tetapi juga menghidupkannya, dengan menjadikannya dapat dipahami, dimanfaatkan, dan dirasakan masyarakat luas. Ini hasil studi yang perlu kita jadikan landasan berpikir, banyak PR yang perlu kita lakukan," sambung Yudi.

Mengukur Tingkat Kepercayaan Warga Dunia pada Peneliti

Untuk mengetahui tingkat kepercayaan masyarakat pada peneliti, para ilmuwan melakukan survei dengan kuesioner online melalui proyek Many Labs.

Pengumpulan data dilakukan pada November 2022-Agustus 2023. Kuota per negara didasarkan pada distribusi usia, gender, tingkat pendidikan, dan ukuran negara itu sendiri.

Survei ini antara lain menanyakan seberapa besar kepercayaan warga di seluruh dunia pada ilmuwan, dan bagaimana variasinya antarnegara.

Kemudian, survei ini juga mencari tahu bagaimana faktor demografi, ideologi, sikap, dan faktor-faktor tingkat negara berhubungan dengan kepercayaan terhadap ilmuwan.

Responden juga ditanyai terkait persepsi normatifnya terhadap ilmuwan dalam masyarakat dan pembuatan kebijakan. Jawabannya dibandingkan antarnegara.

Survei ini lalu mencari tahu apa sebenarnya isu yang masyarakat ingin diprioritaskan peneliti. Mereka juga ditanya pendapatnya soal apakah ilmuwan sudah benar-benar memenuhi prioritas tersebut.




(twu/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads