Mendikti Godok Penanganan Mahasiswa Retaker buat Percepatan Dokter

ADVERTISEMENT

Mendikti Godok Penanganan Mahasiswa Retaker buat Percepatan Dokter

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 18 Jul 2025 14:30 WIB
Mendiktisaintek Brian Yuliarto usai rapat kerja tertutup di Komisi X DPR kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Mendiktisaintek Brian Yuliarto. Foto: (Dwi Rahmawati/detikcom)
Jakarta -

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyatakan pihaknya saat ini tengah berupaya agar angka mahasiswa retaker Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD) dapat ditekan. Upaya ini sejalan dengan rencana percepatan pemenuhan kebutuhan dokter bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Mahasiswa retaker UKMPPD adalah mahasiswa yang harus mengulang ujian atau tes untuk dapat memperoleh sertifikat kompetensi atau dinyatakan kompeten dalam menyandang gelar profesi dokter.

"Untuk kedokteran, kami sudah bertemu beberapa kali dengan Pak Menkes. Memang kami juga diminta oleh Pak Presiden untuk melakukan koordinasi-koordinasi yang kaitannya dengan permasalahan kedokteran, termasuk dengan ujian kompetensi atau retaker," ucapnya pada Rapat Kerja Komisi X DPR dengan Mendiktisaintek di Jakarta, Rabu (16/7/2025), disiarkan dalam TVR Parlemen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang angkanya saat ini di 17-20%, data yang kami dapatkan. Jumlah yang sangat besar sehingga ini sayang sekali, produksi dokter kita berkurang dalam jumlah yang cukup signifikan,"ucapnya.

Brian menyatakan pihaknya tengah meminta proses pendampingan dari kampus-kampus besar kepada kampus-kampus yang baru guna menyelesaikan isu mahasiswa retaker agar meningkatkan kelulusan mahasiswa.

ADVERTISEMENT

"Kami punya datanya lengkap, kampus mana yang memang tingkat kelulusannya cukup rendah," ucapnya.

Pertimbangan SPP hingga Kuota

Brian mengatakan saat ini pihaknya mempertimbangkan agar kampus tidak menarik SPP lagi dari mahasiswa retaker.

"Kita sudah meminta untuk tidak ada SPP karena kan mereka sebenarnya sudah tidak kuliah lagi, sudah selesai," ucapnya.

Ia juga meminta kampus untuk memberikan ijazah S1 kedokteran pada mahasiswa bersangkutan.

"Kita meminta ee ijazah diberikan. Kalau ijazah, iya, ijazah SKed-nya," ucapnya.

Ia menggarisbawahi, Kemdiktisaintek tetap meminta kampus memberikan pembekalan, pelatihan, atau training intensif yang memastikan mahasiswa dapat lulus.

Jika jumlah yang tidak lulus uji kompetensi di suatu kampus dinilai terlalu banyak, ia mengatakan ada pertimbangan untuk mengurangi kuota penerimaan mahasiswa pendidikan profesi dokter kampus tersebut ke depannya.

"Kita sedang mencoba diskusi, kalau jumlahnya terlalu banyak yang tidak lulus, barangkali kuotanya nanti kita kurangin. Kita berikan saja ke kampus-kampus yang memang sudah cukup bagus gitu, untuk mendorong mereka supaya lebih meningkatkan kualitas," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Brian mengatakan Kemdiktisaintek akan meluncurkan satgas percepatan dokter pekan depan untuk mendukung penambahan jumlah dokter sesuai target Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Berdasarkan perhitungan satgas, percepatan pemenuhan kebutuhan dokter dapat mencapai 60.000 dokter umum hingga 2029, ditambah 4.500 dokter spesialis.

"Satgas percepatan itu dari teman-teman FK (fakultas kedokteran). Kita minta mereka melakukan konsolidasi. Mereka kemarin sempat menghitung, bisa bertambah dokter umum itu 60.000 sampai 2029," kata Brian.




(twu/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads