Ajarkan Bahasa Jawa ke Anak PMI di Malaysia, Begini Rencana Unesa

ADVERTISEMENT

Ajarkan Bahasa Jawa ke Anak PMI di Malaysia, Begini Rencana Unesa

Trisna Wulandari - detikEdu
Selasa, 02 Jan 2024 10:30 WIB
hanacaraka
Rencananya, anak dari Pekerja Migran Indonesia diajarkan bahasa Jawa lewat kerja sama Unesa & Atdikbud KBRI KL, khususnya yang berasal dari Pulau Jawa. Foto: Istimewa/ Dok. Dwi Cahyono
Jakarta -

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Kuala Lumpur Malaysia menginisiasi program belajar bahasa Jawa untuk anak-anak dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia.

Direktur Teknologi, Informasi, Komunikasi (TIK) dan Kerja Sama Unesa Prof Slamet Setiawan MA PhD mengatakan, program ini ditujukan khususnya bagi anak-anak PMI dari Pulau Jawa.

"Program ini diminta langsung Atdikbud yaitu Prof Dr Muhammad Firdaus SP MSi. Sasarannya nanti adalah anak-anak dari pekerja migran Indonesia yang berasal dari Jawa agar menguasai bahasa asli mereka sendiri," kata Prof Slamet, dikutip dari laman Unesa, Senin (1/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa tersebut menjelaskan, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Unesa dilibatkan dalam program belajar bahasa Jawa di Malaysia ini. Prodi ini terakreditasi internasional AQAS dari Jerman hingga 30 September 2028, seperti tercatat di laman Simutu Unesa.

"Semoga program yang insya Allah akan terlaksana pada 2024 ini mampu mempertahankan nilai keluhuran dan mengembalikan identitas mereka sebagai orang Jawa. Karena bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga alat pengembangan budaya," kata Slamet.

ADVERTISEMENT

Kepala Subdirektorat Urusan Internasional Unesa, Asrori SS MPd mengatakan kerja sama ini membuka peluang belajar dan karier bagi mahasiswa.

"Di samping itu juga ini sebagai upaya melestarikan kebudayaan Indonesia seperti yang dilakukan bersama Atdikbud KBRI di Malaysia dan negara lain di Asia," tuturnya.

Penurunan Penutur Bahasa Jawa di Dunia

Sebelumnya, Kepala Badan Bahasa Kemendikbudristek E Aminudin Aziz mengatakan terjadi kemunduran penutur bahasa Jawa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 73 persen dari sekitar 80 juta orang penutur bahasa Jawa adalah penutur bahasa Jawa asli (bahasa jati). Mereka menggunakan bahasa tersebut dalam lingkup keluarga.

Sementara itu, 27 persen sisanya adalah orang Jawa yang tidak lagi menggunakan bahasa Jawa di dalam keluarga. Menurut Aminudin, kondisi mundurnya bahasa Jawa menjadi masalah serius yang perlu ditangani.

Merujuk Data UNESCO, ada satu bahasa ibu yang punah atau mati setiap minggu. Aminudin menjelaskan, arus globalisasi juga mengakibatkan bahasa daerah atau bahasa ibu ini punah.

Revitalisasi bahasa daerah menurut Aminudin dapat melestarikan bahasa Jawa dari kepunahan. Di dalam negeri, contohnya, upaya di Jawa Tengah dilakukan lewat menjadikan bahasa Jawa sebagai muatan lokal (mulok) wajib 2 jam per minggu maupun kegiatan ekstrakurikuler, menggelar kompetisi bahasa Jawa, lomba macapat, lomba pranatacara, hingga pertunjukan seni.




(twu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads