Aturan Larang Dosen 'Killer', Warek UGM: Intinya Kampanye Relasi Antikekerasan

ADVERTISEMENT

Aturan Larang Dosen 'Killer', Warek UGM: Intinya Kampanye Relasi Antikekerasan

Noor Fa'izah - detikEdu
Kamis, 02 Nov 2023 10:00 WIB
Gedung Balairung UGM
Foto: Doc. UGM
Jakarta -

Universitas Gadjah Mada (UGM) sedang menyusun aturan yang melarang dosen 'killer'. Intinya, mengkampanyekan relasi antikekerasan di kampus.

Berikut wawancara lengkap detikEdu dengan Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM Prof Wening Udasmoro terkait kebijakan larangan dosen 'killer' ini dan atas dasar riset apa yang membuat kebijakan ini dikeluarkan.

Apakah benar Direktorat Pendidikan dan Pengajaran akan membuat Standart Operasional Prosedur (SOP) yang mengatur tentang dosen killer'? Jika iya, akan seperti apa format SOP-nya? Apakah mengatur prosedur pengajaran dosen atau akan lebih mengatur cara dosen memberi tugas atau bagaimana?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iya, jadi begini. Itukan kebijakan dari rektorat. Sebetulnya tidak merujuk pada 'killer', kata dosen 'killer' ini kan mungkin karena itu terminologi yang umum. Tapi intinya, SOP ini untuk mengkampanyekan relasi tanpa kekerasan di UGM.

Itu nanti mengatur dari berbagai macam lini. Tidak hanya relasi dosen dengan mahasiswa, tapi juga dosen dengan tendik (tenaga pendidik). Lalu dosen dengan dosen, karena bisa ada exercise of power, dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENT

Relasi ini akan menjadi kampanye besar-besaran karena juga kami masukkan ke kurikulum MOOC (Massive Open Online Course). Jadi ada perkuliahan-perkuliahan yang hubungannya tentang kita menentang segala bentuk kekerasan. Sebetulnya, ini juga tentang health ya, physical health, mental health, dan juga social health. Jadi itu nanti akan sangat komprehensif. Dari pendidikan hingga pengajarannya.

Dulu kan kalo kita sekolah, istilahnya di-thuthuk. Kalo gak sesuai dengan arahan, dikerasin sama guru. Dan itu di banyak sekolah masih sering terjadi. Nah, di perguruan tinggi bentuknya mulai mereproduksi kekerasan verbal, kekerasan psikologis. Beban mahasiswa sekarang kan berat ya, tidak hanya tekanan pendidikan tetapi juga insecurity dan takut salah, kita coba kurangi bebannya dengan mengurangi tekanan terkait kekerasan. Yang mana hal ini akan kita lakukan secara bersama-sama akan membuat dari berbagai lini relasi yang ekual dan saling menghormati ada empati dan solidaritas.

Bagaimana latar belakang awal dalam memutuskan untuk membuat SOP ini? Apakah dorongan/inisiatif dari dosen-dosen, fakultas, atau mahasiswa?

Oh ini sangat kompleks. Tidak hanya dari satu sebab, ada multikausaliti. Di dalam renstra (rencana strategis) Bu Rektor (Prof dr Ova Emilia, M Med Ed, SpOG(K), PhD-red) 2022-2027, itu ada satu poin membangun perguruan tinggi yang aman, nyaman, ramah, inklusif, dan bertanggung jawab secara sosial. Melalui pilar ini, kita melihat perlunya membahas persoalan kesehatan mahasiswa. Selain itu, kita juga punya pengalaman-pengalaman empiris di mahasiswa yang mana kita coba rangkai sebagai policy dan habitusnya. Paling penting adalah ekosistemnya ini.

Dalam penyusunan SOP ini, apakah ada basis riset yang dilakukan? Jika ada, bagaimana proses pendalaman kajiannya? Berapa lama riset yang dilakukan? Dan oleh siapa disusunnya?

Yaa ini kan sebuah mekanisme. Kami punya 3 poin dalam mekanisme ini. Pertama kuratif, kedua preventif, dan yang ketiga promotif.

Kami memiliki klinik GMC (Gama Medical Center), UKP (Unit Konsultasi Psikologi) dari Fakultas Psikologi, lalu ada RSA (Rumah Sakit Akademik) untuk konseling Psikiatri. Terus kemudian kita punya beberapa pencagahan tindakan preventif melalui screening kesehatan mental mahasiswa. Ada workshop, poster, peer group dan lainnya.

Nah yang SOP ini adalah mekanisme preventif. Misalnya, peran DPA bagaimana, peran dosen pembimbing skripsi akan seperti apa, harus bagaimana, ini sedang proses karena ini sistem baru. Kita dibantu fakultas psikologi yang memiliki riset-riset di bidang tersebut. Kamudian dari Health Promoting University (HPU), ini unit pencegahan. Nanti yang membuat ini dari mereka-mereka yang punya keilmuannya. Dan dibantu keterlibatan semua fakultas, mahasiswa, dan dosen.

Kalau riset-riset tentang ini sudah dilakukan sejak lama, it's not a new thing. Saya kira, teman-teman psikologi sudah melakukan banyak di bidangnya pastinya. Cuman, ini kan policy, kebijakan dari renstra UGM. Dari renstra UGM kita ingin menjadikan mahasiswa UGM yang kuat dan tangguh, baik secara fisik, intelektual, dan mental.

Kapan SOP ini akan diresmikan?

Nanti kami beritahu ya. Soalnya untuk membuat policy ini kan ada public hearingnya, kita perlu berbagai masukan. Karena jangan sampai poin-poinnya dianggap subjektif, tidak relevan dan akurat dengan kebutuhan. Karena saya rasa ini menjadi sesuatu yang baru.

Untuk mengkampanyekan lanjutan, akan dilakukan bagaimana? Apakah oleh HPU?

Jadi, HPU ini kan bekerjanya di bawah renstra rektor. Renstra ini yang menjadi acuan bagi unit-unit di bawahnya. Kita saat ini kan fokusnya ke Sustainabiliy Development, jadi saya anggap hal (menciptakan lingkungan kampus sehat) menjadi penting. Dan promosinya dilakukan oleh semua, HPU termasuk, juga fakultas dan unit-unit klinik
bergerak bersama. Karena dengan bergerak bersama, awareness-nya akan lebih mudah dicapai.

Apakah akan ada tahap evaluasi setelah SOP jadi? Dan siapa yang akan mengevaluasi?

Tentu saja, semua policy akan dibaca dan dilaksanakan. Akan ada trial and error. Seperti contoh, peraturan mengenai kekerasan seksual yang pertama kali membuat kan UGM. Baru satu tahun kemudian Kementerian (Kemendikbud) yang bikin. Lalu, setelah itu kita juga merespons peraturan menteri dengan melakukan revisi-revisi peraturan tersebut. Jadi, semua policy akan diterapkan dan disesuaikan lagi dalam praktiknya.

Istilahnya, UGM ingin menginspirasi banyak orang agar pendidikan itu memang seharusnya nonviolent. Dari bentuk apapun, violance bentu psikologis, psikis, psikologi, simbolik hingga kekerasan seksual. Harusnya kita terhindar dari itu, karena kita institusi pendidikan.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads