Mahasiswa Merapat! Ini Tips Personal Branding dan Bikin CV dari HRD detikcom

ADVERTISEMENT

Mahasiswa Merapat! Ini Tips Personal Branding dan Bikin CV dari HRD detikcom

Nimas Ayu Rosari - detikEdu
Rabu, 13 Sep 2023 21:20 WIB
Tips personal branding dan buat CV dari HRD detikcom
Foto: (Nimas Ayu Rosari/detikcom)
Yogyakarta -

Buat detikers, mahasiswa sampai fresh graduate yang masih bingung membangun personal branding dan menyusun curricullum vitae (CV) untuk persiapan memasuki dunia kerja hingga melamar beasiswa, sini-sini kumpul! Ada tips yang oke punya dari staf human resource development (HRD) detikcom.

Syifa Haryanti sebagai Talent Acquisition & Employer Branding detikcom, menjelaskan mengenai cara membangun personal branding di lingkungan sehari-hari dan di lingkungan kerja. Menurut Syifa, personal branding merupakan hal yang penting untuk membangun kredibilitas, kepercayaan diri, dan membuat diri lebih autentik yang membedakan diri dengan orang lain. Syifa menjelaskan ada tiga cara membangun personal branding dalam diri sehari-hari, yaitu first impression, konsisten, dan kompetensi.

Tips Membangun Personal Branding dalam Keseharian

Tips personal branding dan buat CV dari HRD detikcomTips personal branding dan buat CV dari HRD detikcom Foto: (Nimas Ayu Rosari/detikcom)

1. First Impression

Pada tips pertama, meski sering ada istilah 'Don't judge book by its cover', tapi bagi Syifa kenyataannya pasti ada judge dulu pada kesan pertama atau first impression.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kesan pertama kali bertemu itu salah satu hal yang menentukan action ke depannya, meliputi pakaian, bahasa tubuh, tingkah laku, dan sebagainya," jelas Syifa saat menjadi pembicara workshop Trend Media Business pada rangkaian acara 'detikcom Goes to Campus' yang digelar detikJogja di kampus FEB UGM, Yogyakarta, Rabu (13/9/2023).

2. Konsistensi

Tips kedua adalah konsistensi ketika ingin dipandang orang sebagai apa oleh orang lain. Apa yang diinginkan tersebut harus mencerminkan diri dari perilaku sehari-hari.

ADVERTISEMENT

"Misal mau dipandang sebagai orang yang ceria, apakah dalam kesehariannya sudah menjadi orang yang ceria? Apakah malah justru karena hari yang kurang baik malah jadi badmood dan share energi negatif," ungkapnya.

3. Kompetensi

Tahap ketiga yaitu kompetensi dengan melakukan latihan pada diri sendiri untuk meningkatkan personal branding.

"Tahap berikutnya yaitu practice, practice, dan practice. Kita harus melihat prosesnya apakah ada progress," katanya.

Tips Membangun Personal Branding Profesional di Media Sosial

Sedangkan personal branding dalam lingkungan pekerjaan, Syifa membagi tips menjadi dua media di Instagram dan Linkedin dengan cara masing-masing.

Personal Branding di Instagram

Berikut beberapa cara personal branding di Instagram dari Syifa.

Preferensi kerja

Preferensi kerja ini bisa dikenali terlebih dahulu dan disesuaikan dengan minat diri masing-masing.

"Kerja ada yang terjun langsung ke lapangan dan ada yang di belakang laptop, teman-teman itu seperti apa, misal lebih suka yang terjun langsung di lapangan, nggak papa, nggak ada masalah berarti preferensinya lebih ke arah sana," jelas Syifa.

Walk the talk

Tips ini berkaitan dengan sikap keberanian dalam memulai langkah terlebih dahulu.

"Mulai dulu aja, sering denger kata-kata itu ya? Karena kalau nggak mulai, nggak akan jadi-jadi. Kalau udah mulai, misal udah terlanjur posting konten jadi bisa tahu selanjutnya apa," jelas Syifa

Konsisten

Konsisten ini dalam hal waktu dan segi konten berkaitan dengan postingan di Instagram.

"Yang paling susah adalah tips ketiga, konsisten dalam hal waktu posting misalnya seminggu sekali terus dan lama-lama naik seminggu dua kali," kata Syifa

"Kedua, dari segi konten kalau misal teman-teman sudah konten review makanan, nah selanjutnya apapun yang berbau makanan, jadi orang lain sudah mulai ke-branding kalau mau jadi food vlogger ya," tambahnya.

Kreativitas

Tips ini berkaitan juga dengan konten dan penambahan kreativitas dari diri masing-masing, misal pemilihan warna.

"Oh, mau jadi food vlogger nih kontennya udah ada terus juga dari segi feed nya mau yang warna soft nude, itu boleh. Tetapi tetap ditinggikan lagi kreativitasnya jadi misalnya nggak cuma itu-itu doang," jelas Syifa kepada audiens.

Personal Branding di LinkedIn

Sedangkan di LinkedIn, berikut cara personal branding dari Syifa.

Mengisi headline

Headline ini terletak di bagian bawah nama dalam LinkedIn. Jika belum ada pengalaman pekerjaan, maka headline bisa diisi sebagai mahasiswa. Headline ini bisa ditulis bidang apa yang diminati dan lowongan pekerjaan di bidang apa.

Penjelasan pengalaman

Terkadang pada bagian pengalaman kerja atau lainnya tidak dijelaskan secara detail. Oleh karena itu menurut Syifa pada bagian ini harus dijelaskan mulai dari nama perusahaan, tugas yang pernah dikerjakan, dan achievement atau keberhasilan yang pernah diraih.

"Achievement itu kata kuncinya ada datanya disana dan ada keterangan waktunya juga, jadi bisa terukur" jelas Syifa.

Membuat postingan LinkedIn

Tips selanjutnya adalah dengan menulis kegiatan di postingan LinkedIn. Hal ini sebagai tanda aktif dan upgrade diri melalui berbagai kegiatan.

"Teman-teman di sana memberitahukan di Linkedin kalau aktif dan upgrade diri, misal ikut magang dan udah selesai, mau share juga boleh," katanya.

Klik halaman selanjutnya... Sekilas tentang Pembuatan CV

Tahap Lamaran hingga Perekrutan

Sedangkan Alika Diatri sebagai Talent Acquisition & Employer Branding detikcom menambahkan beberapa hal untuk persiapan karir mulai dari pembuatan CV sampai offering atau penawaran kerja.

Pembuatan CV

Alika menyarankan Curriculum Vitae (CV) dibuat 1-2 lembar saja berisi pengenalan dan pengalaman diri untuk memudahkan recruiter menyeleksi dalam waktu singkat.

"CV satu sampai dua lembar ini untuk mempermudah recruiter untuk melihat profil secara singkat, butuh waktu 1-2 detik untuk tahu apakah CV ini bagus atau nggak," jelas Alika.

Hal-hal yang perlu ada di CV, antara lain nama lengkap, kontak informasi email dan nomor harus benar, ringkasan diri, pengalaman kerja atau magang yang dijelaskan mendetail, riwayat pendidikan terakhir, skill yang relevan, kemampuan bahasa dan kecakapan, serta sertifikasi yang relevan.

Pro tipsnya dalam membuat CV adalah harus disesuaikan dengan pekerjaan apa yang hendak dilamar. Kemudian skill perlu ditonjolkan sesuai dengan posisi yang dilamar dan bukan skill yang biasa.

Pembuatan CV dapat disesuaikan dengan tipenya yaitu CV creative dengan desain tertentu dan CV Applicant Tracking System (ATS) yang memiliki format tersendiri sesuai sistem scan ATS.

Mengunggah/menyebar CV di portal pencari kerja

Langkah selanjutnya yaitu mengunggah CV pada beberapa portal profesional pencari kerja, seperti Jobstreet, Kalibr, Company Web, dan sebagainya. Setelah itu dalam lamaran pekerjaan perlu membuat cover letter di email untuk informasi minat dan keinginan pekerjaan yang akan dilamar.

Namun, perlu diperhatikan pula bahwa banyak penipuan yang mengatasnamakan perusahaan dengan memungut biaya pendaftaran. Cirinya, menurut Alika, biasanya perusahaan penipu menggunakan email yang tidak profesional, bukan email yang menandakan perusahaan.

Interview/Wawancara

Interview ini lebih banyak kaitannya dengan diri pribadi sendiri. Interview tidak hanya untuk melamar pekerjaan tetapi juga untuk belajar. Pada interview juga sebaiknya menjelaskan secara singkat terkait CV dan alasan melamar pekerjaan.

Psikotes

Psikotes ini terdiri dari test personality, test intelligence, dan assignment atau tugas tambahan. Psikotes ini berkaitan dengan pengenalan dan kemampuan diri sendiri serta tipe tes setiap perusahaan berbeda-beda.

"Sedangkan assignment itu opsional hanya tugas tambahan. Misal, wartawan harus liputan," jelas Alika.

Offering/Penawaran

Apabila sudah sampai tahap akhir mendapat offering dan perusahaan meminta ekspektasi gaji, maka perlu riset dahulu sesuai posisinya secara umum. Bagi yang sudah berpengalaman, maka bisa dijadikan patokan gaji.

Lalu, menurut Alika pada gaji juga harus diperhatikan komponen lainnya, seperti potongan BPJS, pajak, dan sebagainya. Selain itu terdapat tunjangan gaji yang menjadi bonus.
Pada akhir pemaparan materi juga diadakan sesi tanya jawab dan salah satunya yang menarik dari siswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bernama Tia.

"Berdasar pengalaman ada beberapa recruiter yang suruh minta penjelasan diri yang tidak ada di CV, sebenarnya hal itu untuk apa?" tanya Tia kepada Alika

"Ekspektasi dari HR atau recruiter adalah hal yang ada di luar CV dan lebih rinci, jadi kamu bisa tonjolkan lagi kelebihanmu misal dengan pernah mengikuti kegiatan bootcamp atau apapun. Setiap company juga punya kebijakan masing-masing," jawab Alika.


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads