Surat keputusan tersebut diberikan melalui Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IV Jawa Barat-Banten.
"Persiapan mendirikan fakultas kedokteran dilakukan sejak lama dan terwujud ketika moratorium pendidikan kedokteran dicabut oleh pemerintah pada 2022," ujar Founder President University dan Chairman Jababeka SD Darmono dalam konferensi pers di Menara Batavia, Jakarta pada Kamis (31/8/2023), dikutip dari Antara.
Berdasarkan surat keputusan di atas, Kemendikbudristek memberikan izin kepada President University untuk membuka prodi sarjana kedokteran dan prodi pendidikan profesi dokter. Darmono menjelaskan, izin tersebut akan memberikan kesempatan pada kampus untuk dapat berkontribusi mewujudkan Indonesia Emas 2045 dalam bidang kesehatan yang merupakan isu krusial dalam peningkatan produktivitas pekerja.
Peluang Bidang Kesehatan Kerja
Fakultas kedokteran President University mengunggulkan aspek kesehatan kerja. Hal ini seiring dengan lokasinya yang terletak di kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, yakni Jababeka, Cikarang, Bekasi. Banyaknya perusahaan di kawasan industri dinilai membuka peluang yang luas untuk para lulusan FK Presiden University bersumbangsih pada bidang kesehatan kerja.
Mahasiswa FK President University nantinya akan diperkenalkan kondisi kesehatan kerja dan ekosistem kesehatan sejak tahun pertama.
"Fakultas Kedokteran Presuniv akan fokus pada upaya pencegahan dan promotif terhadap aspek kesehatan dan keselamatan kerja," kata Darmono.
FK President University disebut akan mengembangkan Academic Health System (AHS) di Kabupaten Bekasi. Gagasan tersebut akan bekerja sama dengan klinik, rumah sakit, puskesmas, industri, hingga pemerintah.
Darmono mengatakan, salah satu isu utama dalam bidang kesehatan merupakan ketersediaan dokter. Berdasarkan data WHO rasio ideal jumlah dokter umum terhadap jumlah penduduk adalah 1:1.000. Maksudnya, satu dokter melayani 1.000 penduduk.
Data Badan Pusat Statistik (BOS) menerangkan, jumlah penduduk Indonesia mencapai 278,69 juta orang. Maka, jika merujuk standar WHO Indonesia membutuhkan 278.690 dokter.
Sementara, Kementerian Kesehatan RI mencatat per Juni 2023 jumlah dokter di Indonesia baru 159.977 orang. Masih kurang 118.713 dokter lagi di negeri ini.
Selain itu jumlah dokter spesialis di Indonesia sekarang ini ada 51.949 orang. Kemudian, dokter umumnya ada 180 ribu orang. Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes, Arianti Anaya menyebut bahwa Indonesia masih kekurangan dokter spesialis 30 ribu orang.
Indonesia memiliki 92 FK penyelenggara 21 prodi spesialis. Seluruhnya dapat menghasilkan 2.700 lulusan spesialis per tahunnya.
"Namun, kalau dihitung lulusan dokter per tahun dan jumlah kekurangan dokter spesialis maka butuh waktu 10 tahun lebih untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis di Indonesia," kata Arianti, dikutip dari Antara.
(nah/nwy)