Saat ini banyak sekali pilihan jurusan kuliah yang ditawarkan perguruan tinggi. Salah satunya jurusan Filologi yang mendalami ilmu sejarah melalui naskah kuno.
Jurusan yang terbilang unik dan antimainstream ini membuat salah satu pria tertarik. Adalah Haekal Rheza Afandi yang kini terdaftar sebagai mahasiswa S2 jurusan Filologi di Universitas Indonesia (UI).
Pria yang akrab disapa Haekal ini tertarik mendalami ilmu Filologi yang dianggapnya menarik. Apalagi belum banyak orang, khususnya di Indonesia, yang menguasai ilmu dan teknik membaca naskah kuno. Padahal ilmu ini penting, diandalkan ketika hendak membaca sejarah melalui naskah kuno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal ketertarikan dengan jurusan Filologi
Kepada detikEdu, Haekal membeberkan awal ketertarikannya dengan ilmu filologi. Lulusan S1 Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga (Unair) ini mantap memilih filologi karena dirinya merasa tertantang.
"Waktu kuliah S1 aku diberikan 3 fokus bidang kajian oleh departemen yaitu Linguistik, Sastra, dan Filologi. Aku memilih Filologi sebagai kosentrasi kajian dikarenakan aku kurang ahli di situ," kata Haekal saat dihubungi detikEdu dan ditulis Jumat (2/9/2022).
![]() |
Lebih lanjut, Haekal juga sudah melakukan konsultasi dengan sang ayah saat memilih jurusan kuliahnya. Ayah Haekal menyarankan untuk mengambil jurusan Filologi karena menilai anaknya ini suka tantangan.
"Akhirnya aku memilih fokus bidang filologi waktu S1 dan alhamdulillah bisa lulus dengan nilai sempurna A. Setelah lulus aku memang berkeinginan lanjut studi S2 Filologi karena ingin tahu lebih banyak dan dengan pendidikan lebih tinggi aku berkeyakinan sepertinya memiliki kesempatan yang lebih luas di bidang mansukrip lama," beber Haekal.
Keinginan menyampaikan isi naskah kuno dengan cara kekinian
Ketertarikan Haekal dengan ilmu filologi ini semakin meningkat setelah sang dosen menjelaskan tentang sejarah. Termasuk di dalamnya cerita sastra lama, upacara adat, kebiasaan masyarakat masa lalu, cara mereka memasak, dan masih banyak hal lainnya yang membuat Haekal yakin jurusan kuliahnya akan menyenangkan.
Kegiatan PKL yang dilakukan di lembaga arsip dan museum juga memberikan kesan tersendiri bagi Haekal.
![]() |
"Di salah satu kesempatan aku merasa lebih tertarik karena ketika sedang dijelaskan oleh pegawai museum ada salah satu teman aku yang kesurupan. Aku dalam hati berkata 'menarik juga filo ini bisa lihat hal hal mistis gini hahaha," beber pria kelahiran Surabaya, 8 Juni 1998 ini.
Selama ini Haekal mengaku ilmu filologi sangat menarik namun cara penyampaiannya masih dianggap monoton. Hal inilah yang menjadi harapan Haekal agar ke depannya ilmu sejarah bisa disampaikan dengan cara yang lebih segar.
"Aku juga berkeinginan dapat memperlihatkan isi dari manuskrip lama ini dengan cara yang segar dan sangat dekat dengan generasi muda, agar mereka tahu bahwa yang kuno belum tentu membosankan," harap Haekal.
Potensi karir para lulusan Filologi
Karena terbilang jurusan yang unik, saat ini belum banyak mahasiswa yang menekuni jurusan Filologi. Bahkan jumlah mahasiswa yang terdaftar masih dalam hitungan jari, padahal potensi karier para lulusan dari jurusan Filologi ini terbuka lebar.
"Dulu waktu S1 yang mengambil kosentrasi bidang Filologi ada 3 orang, alhamdulillah waktu S2 naik jadi 6 orang," kata Haekal diiringi tawa.
Haekal juga menjelaskan potensi karier bagi para lulusan jurusan Filologi. Terlebih, ilmu yang dimiliki para Filolog ini termasuk yang spesifik.
Dijelaskan Haekal, para lulusan Filologi tentu menjadi Filolog. Di samping itu juga terbuka kesempatan untuk menjadi kurator museum, perservator naskah, pakar budaya, kritikus, peneliti bahasa, leksikografer, kodikolog, dan juga bisa menjadi penerjemah tersumpah.
"Tentunya lulusan ini memiliki potensi di badan arsip, badan bahasa, lembaga kebudayaan seperti itu menurutku," tandas Haekal.
(dvs/nwy)